Mendengar itu zakia membuka matanya perlahan dan setelah terbuka sempurna ia seketika tubuhnya terdiam terpaku di tempat, sangking terpukau nya melihat tempat tersebut ia sampai tidak sadar kalau sudah ada sosok pria yang berada di depannya dengan membawa sesuatu di belakang badannya "zakia.." lirih pria itu sambil tersenyum.
Zakia langsung menatap arah depannya "s-steven.." menatap mata pria itu.
Steven tersenyum dan mengeluarkan buket bunga yang ia sembunyikan tadi dibalik badannya "ayo jadi pacar gua, lu bilang kalau hubungan kita akan resmi kalau mereka lihat kan" ucap steven memberikan buket bunga tersebut dan seketika semua teman-temannya keluar dari sembunyikannya, zakia yang masih ngelag dan berusaha untuk mencerna semuanya melirik teman-temannya.
"Terima... Terima... Terima..." Ucap mereka barengan tak lupa dengan tepuk tangan.
Steven mendekat dan memegang pinggang zakia lalu menarik zakia lebih dekat lagi padanya "lu harus terima sih" ucap steven
Zakia tertawa kecil mendengar ucapannya "dih ko maksa??" Jawab zakia.
"T-tapi kan ini hanya...." Ucapnya terhenti dan seketika mengubah ekspresinya cemberut seperti anak kecil "arghhhhh... Tapi kan ini hanya peresmian saja sayang... Masa kamu begitu.." lanjut steven tidak perduli dengan teman-temannya yang melihat ekspresi manja itu, toh mereka sudah sering sekali melihat steven yang manja banget pada zakia.. walaupun awal-awal mereka tidak menyangka kalau steven bisa seperti itu pada zakia. Tapi seiring berjalannya waktu mereka sudah terbiasa pada sikap manja steven pada zakia.
Zakia tertawa kecil dan mengelus pipi steven "utututtt... Gemes banget sih.." mencubit gemas pipi steven. "Iya deh, aku terima.." lanjut zakia yang langsung di peluk steven.
Mendengar jawaban zakia teman-temannya yang menyaksikan itu bertepuk tangan dan tertawa kecil "CIEE......" ucap mereka bersamaan.
Steven melepaskan pelukannya dan menatap sahabat-sahabatnya "thank you guys.. thank you kalian udah mau bantu gua buat nyiapin ini" ucap steven.
"Sama-sama, ven. Kita senang kok bantu lu" lia tersenyum.
"Sama-sama ven" jawab brayan.
"Sama-sama" jawab samuel dan amel.
"Sama-sama.. kita senang bantu lu" jawab stella.
"Thanks guys.." ucap zakia yang di anggukin oleh mereka.
Kini mereka menghabiskan waktu bersama mengobrol dan makan-makan bersama di situ "guys.. gua mau kasih tau kalian.." ucap samuel yang tiba-tiba membuka suara, mendengar itu steven dan teman-temannya yang lain tertuju pada samuel "apaan dah?" Tanya steven yang mulai penasaran.
"Kayanya disini yang pacaran bukan zakia sama steven aja deh" ujar samuel yang langsung di pelototin amel, melihat itu samuel tertawa kecil melihat ekspresi kekasihnya itu.
"Apa maksud lu?" Tanya brayan yang bingung dengan ucapan temennya ini.
"Maksud gua itu lu, lu ga ada niatan apa nembak lia juga apa?" celetuk samuel.
Mendengar itu semua terkejut mendengar ucapan samuel "lah ko gua?" Ujar lia.
"Tau lu gajelas banget"ucap brayan.
"Halah.. gua tau lu demen sama lia kan?" Ejek samuel.
"A-apaansihh" jawab brayan.
Melihat itu steven tertawa kecil "huhu.. ada yang salah tingkah tuh.." ikut ejek steven.
"Apaansii lu, gajelas!" Ujar brayan.
Mendengar itu mereka tertawa terbahak-bahak melihat salah tingkah brayan, begitu juga lia tertawa kecil melihat itu "cie... Suka sama brayan nih ceritanya.." ejek amel pada kembarannya itu. "Apaansii.." jawab lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAKIA [HIATUS]
Fiksi RemajaSebelum baca follow dulu Seorang gadis yang menyamar jadi siswa biasa dan bisa meluluhkan hati seorang pria "Menarik juga nih anak"batinnya. "Lumayan juga" batin zakia "Dih ngapain lu ngikutin gua" celetuk steven. "Dih geer amat jadi manusia, siap...