"Reno, bisakah kita bicara sebentar?"
Suara Luna yang kini telah dihadapannya membuat Reno dengan reflek memutus telepatinya dengan Ratu Orianthie, yang mana hal itu membuatnya kesal, "Dan tak bisakah kau melihat apa yang sedang kulakukan?"
"M-maaf."
Reno berdecih dan segera pergi meninggalkan Luna disana, dengan kata lain ia menolak untuk berhubungan dengan gadis itu lagi. Namun, Luna tetaplah seorang gadis keras kepala, "Tapi tak bisakah walaupun hanya sebentar?"
"Aku tak ingin berhubungan denganmu lagi, anggaplah aku orang asing yang menolongmu kemarin, dan jangan lagi kau memancing emosiku dengan berbicara tentang keluargaku," tegas Reno penuh penekanan.
Rasa rindunya masih membekas, namun sayangnya Reno tak dapat kembali menghubungi sang Ratu, hal itu yang membuat perasaannya tak karuan saat ini. Bahkan hingga dirinya kembali berpapasan dengan Jihan yang mengajaknya pergi ke kantin.
"Reno! Apapun yang tengah kau pikirkan sekarang, kau harus tetap makan! Perutmu sudah bersuara tapi kau masih tak mempedulikan dirimu sendiri," omel Jihan yang geram dengan Reno yang menganggurkan makanannya, membuatnya mau tak mau menyuapi Reno.
Setelah menerima suapan dari Jihan dan makanan dalam mulutnya tersebut telah habis, Reno mengeluarkan suaranya, "Apa kau melihat cahaya lain lagi pada tubuhku? Aku seringkali tak sadar dengan hal itu."
"Iya, sepertinya... berwarna perak."
"Ada seseorang disini," balasnya.
Jihan kebingungan dengan apa yang dimaksud Reno, "A-apa? Seseorang siapa maksudmu? Kau melihat seseorang yang kau kenal disini?" tanya gadis itu karena ucapan Reno yang tak mampu dimengerti olehnya.
"Aku pamit."
"Hey! Reno, tunggu!" Pemuda itu pergi begitu saja meninggalkannya, dengan raut wajah yang membuat Jihan tak dapat membuntutinya seperti biasa. Sepertinya, Reno setakut itu jika semua identitas yang bersangkutan dengannya terbongkar.
Sedangkan disisi lain, Reno menghampiri Jay yang sedang bersama teman satu tongkrongannya dengan tegas memanggil pria tersebut, "Jay, ayo ikuti aku!" tegas Reno dengan cara bicara yang berbeda.
Hal itu membuat Jay mengikutinya tanpa berpamitan terlebih dahulu kepada teman-temannya, karena aura kepemimpinannya yang membuat perasaan Jay tak enak. Sepertinya ada sesuatu yang buruk?
"Ada sesuatu yang terjadi?"
"Apa orang yang kau maksud berada disekitar sini? Maksudku, benar-benar disekitar kita selama ini?" tanya Reno yang kembali menjadi dirinya lagi, rupanya pemuda itu hanya bersikap tegas agar dirinya tak kelewat batas atas apa yang baru saja terjadi.
"Maaf, saya belum berhasil mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai hal itu, tetapi dari informasi yang saya ketahui, mereka memang berada dikota yang sama dengan kita dengan teknik penyamaran yang sama," jelas Jay.
"Aku ingin kau menghubungi Ayahanda Raja, sekarang!"
Jay mengangguk dan mulai mengajak telepati sang Raja, dengan menghubungkan Reno ke dalamnya agar semuanya mampu berkomunikasi bersama sembari mengeluarkan ponsel yang selama ini digunakan untuk penyamaran telepatinya.
"Hello bodyguard Jay, do you have any other news you want to pass along today?""sapa seorang pria bernama Aldric Lorraine, yakni Ayah dari Reno. (Halo pengawal Jay, apakah Anda memiliki berita lain yang ingin Anda sampaikan hari ini?)
"I'm with Prince Rahison, he wants to talk to you and I put you in touch with him," ucap Jay langsung pada intinya. (Saya sedang bersama Pangeran Rhison, beliau ingin berbicara dengan anda dan saya telah menghubungkan anda dengannya.)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bonjour, Prince! [Lee Know]
Fanfiction[End] Terlahir sebagai seorang anak dari Raja dan Ratu mungkin terdengar menyenangkan bagi sebagian orang. Lagipula, siapa yang tak suka terlahir di keluarga yang kaya raya, dan di istana yang megah? Ya, ada. Sang anak itu sendiri. Disaat ia memilik...