16 | Penyusup

4 4 1
                                    

“Kumohon, Reno membutuhkanmu.”

Luna terdiam kaku dengan penawaran Jay. Setelah Reno pergi begitu saja, kini dirinya justru mendapat kabar bahwa Reno lagi-lagi terluka. Luna ingin sekali bertemu Reno, namun ia tak berani meninggalkan rumahnya untuk pergi ke Negeri itu.

“Aku ... takut, aku tak mau melakukannya, bukankah ada Tabib profesional di sana? Mengapa harus aku? Reno bilang orang sepertiku tak bisa ke sana begitu saja,” tolak Luna. Tampaknya, Jay menghela napasnya setelah mendengar respon Luna.

“Kau istimewa, dan ada aku yang mengantarmu. Tabib selalu membantu menyalurkan energinya untuk Reno agar cepat pulih, namun sampai sekarang belum ada peningkatan sama sekali mengenai kesehatannya. Jika terus mengandalkan Tabib, energinya bisa terkuras,” jelas Jay.

“Benar-benar harus aku? Apa itu bukan efek samping pengaruh dari mantra milik Jihan?” Jay menggeleng singkat.

“Dia telah menarik mantranya sebelum Reno pulang.” Luna mengangguk mendengar jawaban Jay. Gadis itu telah kehabisan kata-kata untuk menolak Jay, dan keraguan masih melekat di hatinya..

“Jika kau tak mau, tidak masalah. Aku bisa memutus ikatan kalian agar Reno tak harus bergantung padamu. Sebelum Raja bertindak lebih jauh tentang ikatan ini,” ucap Jay lagi. Pada akhirnya, Jay tak bisa memaksakan kehendaknya pada gadis biasa.

Ditariknya lengan Luna, lalu memandang sejenak pergelangan tangan gadis itu yang terdapat gambar seperti tato kecil berbentuk komet dengan ekor melingkar. Bentuk yang sama, dengan yang ada di tubuh Reno.

“Kau pasti bertanya-tanya tentang tato ini. Dan ini adalah tanda kalau kalian saling terhubung di masa depan. Aku bisa saja meminta Reno bernegosiasi dengan Ayahnya jika kau mau menyembuhkannya, tapi ... Itu mungkin menyakitimu.” Ucapan Jay membuatnya bimbang dalam mempertimbangkan permintaan pria itu sebelumnya.

“Lalu sekarang apa yang akan kau lakukan?” tanya Luna dengan ragu kemudian menarik tangannya karena Jay yang mencoba melakukan sesuatu pada tanda tersebut.

“Aku harus melepas tanda yang mengikat kalian. Bukankah tadi aku mengatakannya padamu? Risikonya, kalian harus berpisah.” Jay mencoba menarik kembali lengan Luna, namun sepertinya Luna enggan untuk menghapus tanda itu.

“Jadi, apa yang kau mau?”

ᕙ⁠(⁠⇀⁠‸⁠↼⁠‶⁠)⁠ᕗ

Pada akhirnya, di sinilah Luna berada. Di gerbang pembatas sebagai jalan masuk ke Negeri Mont Saint-Michel. Menatap Justin dengan tatapan ragu, “Benarkah ini jalannya? Sepertinya jalan yang tadi lebih hidup daripada jalan ini,” celetuk Luna setelah keduanya berjalan beberapa langkah dari gerbang.

“Kau mau berperang? Itu wilayah kerajaan lain, mereka ada dendam dengan Moonhaven jadi kita tak bisa melewati wilayah mereka.” Lalu setelahnya Luna hanya mengangguk dan kembali diam.

Luna berjalan di belakang Jay, ia mengeluarkan tali pita dalam tasnya yang telah digunting di rumahnya. Bayangannya mengenai Negeri Mont Saint-Michel tak terlalu mirip, namun persediaannya jadi dapat di pergunakan sekarang.

Diikatnya tali pita tersebut ke ranting-ranting pohon yang di laluinya. Dan karena langkahnya yang lambat membuat Justin menoleh ke arah Luna dan melihat apa yang baru saja di perbuat gadis itu.

“Untuk apa semua tali itu?”

Dengan santainya Luna menjawab, “Petunjuk jalan tentu saja. Kau itu orang sibuk, siapa yang tahu jika kau tak bisa mengantarku pulang, jadi aku bisa tahu arah jalan pulang dengan bantuan tali pita ini.”

Bonjour, Prince! [Lee Know]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang