24 | Gadis Cantik

4 5 1
                                    

“Kak Christ, apa yang kau lakukan?!” Saville menarik Kakaknya yang terlihat emosi untuk menjauh dari Chloe yang hampir saja terluka olehnya. Sepertinya ada sedikit kesalahpahaman.

“Kau gila?!”

Christ tak mengindahkan ucapan Saville, tatapan tajamnya terus mengarah pada gadis yang sama sekali tak pernah dilihatnya, “Jangan sekali-kali kau berani menyakiti Adikku, atau aku akan mematahkan lehermu,” ancam Christ.

Adelle, Rhison, Luna, tak lupa dengan Reynard yang senantiasa menggenggam tangan Luna, serta Sam dan Reine yang berada di belakang hanya melihatnya. Luna kemudian menatap Rhison yang mengeluarkan cahaya berpendar berwarna putih yang terlihat samar dan sulit terlihat.

“Cahaya putih itu apa artinya? Apa ada sesuatu yang mencurigakan? Eh, tunggu! Rey!” Luna menoleh ke arah Rhison, namun Reynard justru memanfaatkan keadaan itu untuk mendekati Chloe. Rhison sendiri tak menahannya.

“Artinya keadaan memang aman, itu untuk memperingati aku jika ada di suatu tempat yang asing atau ada orang asing. Rey sendiri percaya pada instingnya, itu sebabnya dia menghampiri orang itu,” jawab Rhison.

“Anak itu selalu mengejutkanku,” keluh Luna.

Rhison hanya tertawa kecil, tatapannya kembali tertuju pada Christ yang kemudian di tegur olehnya, “Berhenti membuat keributan, Christ, biarkan Saville bahagia bertemu belahan jiwanya. Jangan lupa, kita masih ada kesibukan lain.”

Mendengar ucapan Rhison membuat Saville menatapnya, kemudian kembali menatap Chloe, “Apa itu artinya ... aku dan Chloe harus berpisah? Ayolah. Kak Christ, bisa biarkan aku di sini? Aku muak terus berada di tengah-tengah kalian,” keluh Saville.

“Saville, kau bahkan baru mengenalnya!”

Rhison melepas genggaman pada Luna dan menghampiri gadis yang disebut Chloe oleh Saville, “Jadi, namamu Chloe? Kau berasal dari kerajaan mana?” ucap Rhison.

“Deadly Moon? Entahlah, aku tak yakin. Aku bersama Ibu dan saudariku diusir dari sana. Sekarang kami memisahkan diri dan tinggal di wilayah tak berpenghuni seperti Pandora,” jawab Chloe sedikit takut melihat wajah Rhison.

“Raja Chastain? Jadi, kau Chloe Chastain?” celetuk Sam ikut bergabung dalam obrolan keduanya setelah mendengar ucapan Chloe. Namun, gadis itu menggeleng tak terima.

“Tidak, kau salah. Aku Chloe Laurent, sedari lahir aku dan saudariku menggunakan marga dari Ibuku. Tolong, jangan sebut pria itu lagi.” Sam hanya mengiyakan permintaan Chloe dan kembali diam.

“Apa menurutmu dia cantik?” bisik Reine. Sam kembali menatap Chloe yang terlihat berbicara dengan Rhison, Christ dan Saville. Chloe memang terlihat secantik itu, namun Sam kembali menyadarkan dirinya dan menatap Reine.

“Pertanyaan itu tak perlu aku jawab, karena gadis cantikku hanya kamu,” jawab Sam yang mampu membuat Reine kembali tersenyum. Namun Luna yang berada di belakangnya justru pura-pura muntah lalu menghampiri Rhison dan menariknya.

“Berhenti mendekati gadis lain, biarkan itu menjadi urusan Equestria! Ayo kita pergi!” seru Luna, Rhison yang panik dengan sikap tiba-tiba Luna dengan reflek menarik Adiknya, bahkan Reynard ikut terkejut.

ᕙ⁠(⁠⇀⁠‸⁠↼⁠‶⁠)⁠ᕗ

Lorraine, Cartier dan Anderson menatap gadis asing yang baru di bawa oleh anak-anak mereka. Lorraine lebih dulu mengeluarkan suaranya, “Tak tahukah kau jika membawa orang asing itu bisa saja mengancam wilayah kita? Jangan hanya mengandalkan kekuatanmu, pikirkan juga kemungkinan buruknya.”

“Saville, apa ini ulahmu lagi?” tuduh Anderson pada anak bungsunya. Ia mengatakan hal itu setelah melihat Saville yang terus menatap Chloe dengan tatapan khawatir.

“Ayah, berhenti menyalahkan Saville! Dia tak menyuruh kami mengajak Chloe kemari, kami yang ingin mengajaknya!” seru Christ. Adelle yang masih setia disampingnya itu pun mengelus lengannya dan berusaha menenangkan Christ.

“Bisakah kalian berpikir dengan kepala dingin? Itulah mengapa para prajurit kalian selalu tumbang lebih dulu, akibat kalian yang selalu terbakar emosi! Bahkan bekas cambuk di punggung Luna masih berbekas karena ulahmu. Ayo, Chloe, kita pergi,” geram Saville.

“Saville! Ini urusanmu dengan Ayah, di mana sopan santunmu pada Raja Lorraine?!” sentak Anderson yang tak ditanggapi Saville karena telah melangkah pergi bersama Chloe.

Rhison yang mendengar nama Luna disebut lantas memegang kepalanya yang mendadak sakit, suatu insiden yang disebutkan sedikit oleh Saville sama sekali tak dapat diingatnya, “Ada apa ini? Kau menyembunyikan sesuatu?” bisik Rhison pada Luna.

Tak lama Christ dengan Adelle pergi begitu saja, disusul Sam dan Reine, lalu Rhison dan Luna. Namun rupanya Reynard yang masih di sana kembali merengek, “Kakak, jangan tinggalkan aku! Aku juga ingin ikut!”

Rhison yang malas akhirnya menyuruh pelayan untuk memanggil Leon dengan segera. Hingga akhirnya Leon pun datang dan menggenggam tangan Reynard, namun rupanya anak itu tetap tak mau ditinggalkan.

“Aku mau ikut Kakak! Jangan tinggalkan aku! Kak Leon, bisakah kita ikut dengan Kakak? Kumohon,” rengek Reynard. Rhison dan Luna benar-benar sulit melepaskan diri dari anak itu.

“Ikutlah, tapi jangan ganggu Pangeran Rhison, ya?” ucap Luna dengan lembut yang kemudian segera menyamakan langkahnya dengan Rhison yang menarik lengannya, kekasihnya itu terlihat muak berada di dekat ketiga Raja itu.

Keempat Pangeran dengan masing-masing kekasihnya itu terpisah cukup jauh, namun mereka semua saling mengetahui tempat yang akan dituju untuk berkumpul melalui telepati. Hingga kini, mereka telah berada di satu tempat yang sama.

“Ini akan menjadi tempat kita berkumpul, usahakan jangan biarkan orang lain mengetahuinya. Tadinya aku ingin di wilayah Pandora, tapi itu cukup jauh jika ada keadaan mendesak,” ucap Christ.

Merasa keadaan mulai tenang dan hening, Rhison menatap Luna dan berkata, “Apa yang kau sembunyikan dariku? Bagaimana kau bisa mendapat luka cambukan dari Ayahku?” Cahaya berpendar itu, muncul lagi. Rhison sangat marah.

“Bukankah hari itu Rey mengatakannya padamu saat Henry datang membesuk? Aku pikir kau tak terlalu mempedulikannya, oleh sebab itu kau tak banyak bertanya padaku,” sahut Luna.

“Maaf menyela, tapi kudengar Yang Mulia Raja memodifikasi ingatan tentang itu dengan sedikit bantuan dari Raja Anderson agar tak terjadi kekacauan lagi di Moonhaven, Pengawal Justin pun tak berani membantah.” Itu suara Leon, yang masih setia berdiri di belakang Reynard.

“Ah, iya, mengapa belakangan ini kau tak diikuti oleh pengawalmu? Seharusnya pengawal itu selalu mengikuti dibelakang, seperti Reynard dengan Leon,” ucap Sam.

“Jangan mengalihkan pembicaraan, Sam! Dan, Lunaku, bukankah seharusnya kau meminta bantuanku untuk menyembuhkan kau sama seperti yang kau lakukan padaku hari itu? Terlebih, bekasnya ini masih terlihat dengan jelas!” Rhison terus menatap Luna meminta penjelasannya.

“Haruskah kau memanggilnya dengan sebutan Lunaku?” cibir Saville yang tak terbiasa dengan sikap lain dari Rhison yang jarang ia lihat.

“Lebih baik kau diam dulu, Saville,” tegur Chloe.

“Jadi, kau mau memarahiku atau bantu aku menghilangkan bekas lukanya? Mereka semua menunggu, lagi pula semua sudah terjadi, apa yang bisa kita lakukan?” Rhison akhirnya diam dan patuh, tangannya mulai saling tergenggam dengan Luna dan melakukan apa yang diucapkan Luna.

ᕙ⁠(⁠⇀⁠‸⁠↼⁠‶⁠)⁠ᕗ

@fluffyxno
Have a nice day!

Bonjour, Prince! [Lee Know]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang