23 | Putra dari Raja Anderson

3 4 1
                                    

“Selamat Christ, kau berhasil menyelesaikan semua tantangannya. Aku akan menepati janjiku untuk ini, silakan beristirahat,” ucap Raja Anderson pada Christ dan Saville yang baru kembali ke Mont Saint-Michel.

“Ayah, Saville berkontribusi besar dalam misi ini, Ayah juga harus memberi timbal balik yang positif padanya,” protes Christ.

“Ah, iya. Selamat Saville, Ayah bangga padamu.” Anderson memang mengikuti ucapan Christ, namun Saville tetap tak menyukainya, raut wajah pria itu terlihat tak tulus, berbeda ketika mengucapkannya pada si sulung.

Saville tak menanggapi sama sekali, hanya menatap Anderson dengan malas lalu melenggang pergi menuju kamarnya untuk menghilangkan semua beban di pikirannya dan mengabaikan panggilan sang Kakak padanya.

“Biarkan saja Adikmu. Aku masih harus membahas perihal penerus tahta kerajaan denganmu. Kau harus meluangkan waktu hari ini, karena esok hari kau pasti akan lebih sibuk dari ini,” ucap Anderson menahan Christ.

“Ayahanda, kumohon, kau tak bisa terus-menerus mengabaikan perasaan Saville, dia tetap anakmu! Lagi pula, berulangkali aku katakan bahwa penerus Equestria itu Saville bukan aku dan keputusanku tetap sama,” putus Christ yang kemudian menyusul langkah Saville.

Christ Anderson, dan Saville Anderson adalah Putra dari Raja Anderson yang berasal dari kerajaan Equestria. Perihal tantangan atau misi yang disebut Anderson ini memiliki keterkaitan dengan pertikaian antara Moonhaven dan Bloomhaven yang telah terjadi disebabkan Nenek moyang mereka.

Di dalam kepemimpinan Raja Anderson, ia memiliki hubungan baik dengan Bloomhaven, dan Moonhaven. Oleh sebab itu, Christ dan Saville yang mengenal Sam mengikutinya pergi ke Negeri orang untuk mendekati Rhison.

Christ sengaja mengajak Adiknya untuk ikut dalam misinya, alasan lainnya karena hubungan Saville dan Anderson yang kurang harmonis. Setidaknya Saville harus membuat Ayahnya bangga pada kekuatannya.

Di sisi lain, Christ terus mencoba membujuk Saville yang tak mengeluarkan suaranya sedikitpun untuk menjawab Christ. Sedangkan sang Kakak masih terus memanggilnya, “Ayolah, Adikku, apa kau ingin tidur? Setidaknya biarkan aku masuk, sebentar lagi aku ada pertemuan.”

“Apa kau mau ikut denganku atau di sini sendirian dengan para pelayan?” ucap Christ sedikit menggoda Saville, dalam keadaan seperti ini pemuda itu pasti tak ingin Christ meninggalkan Equestria.

Pintu kamar itu terbuka, memperlihatkan seorang pemuda yang hanya berjarak tiga tahun dengannya dengan wajah kesalnya, “Kau selalu saja mengancam aku dengan kalimat itu. Apa lagi yang kau mau?”  ucap Saville.

“Hei, aku tak bergurau kali ini. Aku akan bertemu dengan Sam dan Rhison, dan aku tak mungkin meninggalkanmu sendirian, Ayah pasti akan menghampirimu lagi,” sahut Christ.

“Baiklah.”

ᕙ⁠(⁠⇀⁠‸⁠↼⁠‶⁠)⁠ᕗ

S

aville dengan raut wajah kesalnya masih terus menatap Christ yang tengah tersenyum sembari merangkul seorang gadis di pinggangnya, “Kau tak mengatakan padaku untuk membawa pasangan masing-masing?” protesnya.

“Harusnya kau menyadari itu lebih awal, Adikku. Dan di usiamu yang sekarang harusnya kau telah dipertemukan dengan gadismu. Carilah jika kau tak mau suasana hatimu semakin buruk berada di sini.” Pemuda itu benar-benar menyebalkan, Saville tak mengira ini akan terjadi.

Bungsu dari Raja Anderson itu pun melangkah pergi dari wilayah kerajaan Pandora, tempat mereka berkumpul. Di sini benar-benar sepi, Saville merasa takkan menemukan siapapun. Oleh karena itu ia mencoba pergi cukup jauh.

Bonjour, Prince! [Lee Know]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang