02 | Desas-desus

12 5 2
                                    

Sepertinya ada pembahasan baru, kau tahu rumor yang sedang menyebar?

Soal itu, katanya ada Negeri yang disebut-sebut sebagai negeri gaib, yang tak bisa dikunjungi oleh orang-orang biasa seperti kita. Katanya, disana pula ada banyak kerajaan dengan Pangeran-pangeran tampan, bahkan Puteri yang cantik.

Wah, memangnya Negeri itu ada dimana? Bagaimana bisa informasinya bisa sampai ke negara kita?

Jay yang memang tak sengaja menguping omongan-omongan warga sekolah seketika langsung menulikan telinganya, tatkala kalimat terakhir yang diucapkan orang yang tak ia kenali itu membuatnya seolah membeku ditempat.

Di Perancis, akupun bingung mengapa informasi seperti itu bisa sampai ke Negara kita.

 Astaga, Pangeran akan marah mendengarnya. Pikiran Jay langsung berkabut, memikirkan risiko yang akan terjadi pada tanah kelahirannya dan juga orang yang dipikirkannya. Jelas ini bukan hal baik. Terlebih, Jay tak ingin 'Pangeran' kembali ceroboh karena kepanikannya sendiri.

Kak Jay?”

Lamunan Jay langsung buyar, tatkala orang yang ada dipikirannya itu memanggil namanya, "Iya? Apakah sesuatu terjadi padamu?" Suara diseberangnya tak langsung menjawab, namun lebih dulu menghela nafas.

Seraya menunggu jawaban, Jay bergegas mengeluarkan ponsel yang dimilikinya agar tak disalahpahami karena berbicara sendiri. Dan tak lama kemudian, orang itu berbicara, “Bagaimana bisa ini terjadi? Siapa yang mengetahui hal ini selain kita?

"Maafkan saya, Pangeran, saya pun tak mengerti apa yang terjadi saat ini. Saya akan segera mencari informasinya, saya harap anda dapat menenangkan pikiran anda segera," jelas Jay singkat, yang kemudian bergegas bangkit dan mencoba mencari tahu semuanya sesegera mungkin.

 Mengetahui dirinya tak langsung mendapat jawaban, Jay kembali membuka suara, “Pangeran Reno, saya mengerti pikiran anda kalut dan takut sekarang, tapi serahkan semuanya pada saya, saya akan menyelesaikan semuanya segera.“

"Terima kasih, Kak."

  Setelah telepati itu terputus, Reno termenung ditempatnya. Walaupun duduk dikursi kayu panjang yang ada dibelakang sekolah terbilang menenangkan, ditemani Jihan Naura—gadis yang tak pernah absen untuk menampakkan diri didepannya—serta sebuah minuman tak dapat membuat membuat hati dan pikirannya tenang dalam waktu lama.

 “Sudah? Dan sebelumnya, err... Boleh aku bertanya? Apa yang kau lakukan? Kupikir awalnya orang-orang bohong melihatmu berbicara sendiri, tapi ternyata tidak, dan aku yakin kau memiliki alasan tersendiri untuk itu,” celetuk Jihan yang melihat Reno sepertinya selesai dengan komunikasinya.

Reno masih terdiam, pikiran dan hatinya yang bercabang perlahan sedikit tenang, setelah mendengar Jihan berbicara dengan sedikit halus sekarang. Ia melempar tatapannya pada Jihan sejenak dan membiarkan ketenangan mengaliri hatinya.

 “Maaf sebelumnya, dengan desas-desus yang tersebar sekarang, membuatku ragu untuk bercerita. Tapi dari keseluruhan tentangku dan desas-desus itu, kupersilahkan kau untuk berspekulasi dan mengeluarkannya didepanku sekarang,” ujar Reno. Ternyata secuil rasa ketidaktenangannya masih ada.

Jihan terdiam dengan tatapan yang masih mengarah pada Reno, mulutnya yang sedikit terbuka itu menandakan bahwa ia telah sedikit berspekulasi, “Oh, apa identitasmu berhubungan dengan Negeri Mont... Mont apa, ya? Aku lupa. Ah, apa kau berasal dari sana?”

Dan ternyata pemuda itu tak langsung menjawab pertanyaannya, melainkan sedikit mengalihkannya, “Lebih tepatnya itu seperti sebuah kota yang terpencil, yang mampu bangkit sendiri tanpa bantuan pemerintahnya ....”

Bonjour, Prince! [Lee Know]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang