26 | Kelly Laurent Chastain

6 5 1
                                    

“Putri Luna, kau telah sadar? Apa yang kau rasakan?” Luna yang telah tersadar beberapa menit yang lalu tetap memilih diam membiarkan teman-temannya bertindak sesuka hati.

Apa maksudnya ini? Setelah sikap mereka yang kurang menyenangkan, mereka bertingkah seolah-olah tak terjadi apapun. Dan panggilan itu, sepertinya mereka mencoba membujuk Luna agar tak merajuk lebih lama.

“Aku kan bukan Putri dari kerajaan manapun, panggilan itu terdengar menyakitkan sekali,” lirih Luna.

“Maaf?” ucap Chloe. Luna lantas menggeleng dan kembali diam memandangi langit-langit kamar yang beberapa pekan ini ia tinggali bersama teman-temannya. Luna sungguh tak ingin mengeluarkan suaranya, sehingga sulit membuat keempat gadis di sana membujuknya.

“Kesehatanmu masih lemah, kau harus makan lalu meminum obat. Aku akan membawakannya, ya? Aku tak mengerti dengan sikapmu, sepertinya kami memiliki kesalahan, kami minta maaf, tapi setidaknya pikirkan kesehatanmu,” ucap Reine.

Luna tetap diam, tangannya menyingkap sedikit bajunya di bagian pinggang untuk melihat luka yang baru saja teringat. Namun, itu ... hilang. Luna mengingat dengan jelas jika orang asing menghampirinya dan menghunuskan pedang pada pinggangnya

“Apa Rhison menolongku? Itu mustahil, dia harus menyimpan energi, paginya 'kan dia pergi berperang,” batin Luna.

Namun tiba-tiba saja Kelly berbicara dan menyadarkan lamunan Luna, “Apa kau memiliki kebiasaan tidur sambil berjalan? Putri Elle yang menemukanmu dengan luka yang cukup dalam di bagian betis.”

“Tidur? Putri Elle? Justru aku menemukanmu berduaan dengan kekasihku! Apa kau menyukainya? Jangan hanya karena kau seorang Putri dan kau dapat merebutnya dariku!” seru Luna terpancing emosi.

Adelle memeluknya dari samping dan mencoba menahan emosinya. Keempat gadis itu tak mengerti apa yang baru saja Luna ungkapkan, serta tuduhan yang tertuju pada Kelly yang kebingungan.

“Hei, tenanglah, sepertinya kau masih kebingungan setelah tertidur beberapa hari. Kami mengkhawatirkan kau yang tak kunjung sadar. Kupikir ada mata-mata, karena kami tak menemukan jejak apapun tentang pelaku yang menyakitimu,” jelas Chloe.

“Lagipula, ini hampir bulan kedua dan kekasih kita tak pernah berkunjung sama sekali setelah mengantarkan kita semua ke sini. Mereka benar-benar tak bisa mengalihkan fokus dari perang itu,” timpal Adelle.

“Sepertinya lebih baik kita biarkan dia istirahat, jangan mengganggunya dulu,” ucap Kelly yang kemudian pergi dari kamar itu. Raut wajah datarnya sedikit membuat Luna merasa bersalah.

Bagaimana ini?

ᕙ⁠(⁠⇀⁠‸⁠↼⁠‶⁠)⁠ᕗ

“Dia terus saja menangis dalam diam ketika aku mengatakan kalian semua terluka dan sekarat. Aku kemudian bilang bahwa aku berlebihan, dan luka kalian tidak separah itu, tapi Luna tetap sangat mengkhawatirkan kau, Rhison,” jelas Reine.

Perang telah usai, beberapa prajurit yang mengantarkan keempat Pangeran itu ke kediaman Laurent telah kembali ke rumah mereka masing-masing. Kini, mereka berempat terbaring lemah setelah di obati tabib dari Moonhaven.

“Sudahlah, Luna, lukaku tak separah itu. Kemarilah, aku membutuhkan pelukanmu,” lirih Rhison sedikit menggoda Luna. Sedangkan Reine tak lagi di sana, melainkan mendekati Sam yang sama terlukanya..

“K-kau serius? Ada apa denganmu?” tanya Luna gugup. Rhison tertawa tanpa suara melihat respon gadisnya.

“Jangan berpikir macam-macam, Lunaku, aku hanya ingin memelukmu, apa itu terlalu berlebihan untukmu?” Luna menggeleng pelan, ingatan mengenai kejadian tempo hari itu kembali terngiang.

Bonjour, Prince! [Lee Know]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang