21 | Behind the Plan

3 5 1
                                    

“Ayah? Sedang apa di sini?”

Sam yang melihat kedatangan Ayahnya di kerajaan Moonhaven cukup mengejutkannya, dan lebih terkejut lagi karena menjewer telinganya, “Hebat sekali kamu, nak. Di saat Pangeran Rhison mempersiapkan diri untuk posisi barunya, kau bersenang-senang di kerajaan lain?” geram Raja Cartier.

“Ayah, aku juga mempersiapkannya! Ayolah, bisakah Ayah berhenti membandingkan aku dengan dia? Anak Ayah itu aku, mengapa Ayah selalu membanggakan Rhison?” gerutu Sam hingga tak sadar bahwa beberapa orang memperhatikannya.

“Oh, bahkan Ayahmu saja memihak padaku. Kau kalah lagi, Sam Harrison,” ejek Rhison yang sedari tadi memperhatikan bersama Aldric, membuat Sam semakin kesal oleh mereka.

Namun tak lama Sam mendekatkan diri pada Raja Cartier dan berbisik, “Ayah, kau ingat permintaanku, 'kan? Tolong bantu aku. Jika aku tak mendapatkan jodoh abadiku, maka lebih baik aku hidup di dunia luar.”

Kemudian Sam melangkah pergi meninggalkan area Moonhaven, tak peduli dengan apa yang akan dilakukan Ayahnya bersama Raja Lorraine. Raja Cartier pun hanya memperhatikannya lalu menatap Aldric.

“Lorraine, ini tentang anakku. Rupanya dia telah bertemu jodoh abadinya sedari lama, dan sepertinya sulit bagi Sam untuk dapat bersanding dengannya,” celetuk Raja Cartier setelah kedua Raja itu mendapatkan tempat untuk dapat berbicara santai.

“Mengapa begitu? Semua pasti ada jalan keluarnya, kau bisa mengatakan padaku apa yang harus kulakukan untukmu,” balas Aldric.

Cartier terlihat diam sejenak, menatap Rhison yang tak sengaja lewat sembari menarik-narik lengan Reine, “Orangnya Reine, istri dari Pangeran Rhison. Reine dan Sam telah mencocokkan diri sebelum pernikahan Reine dan Rhison, dan ternyata mereka jodoh abadi yang ditakdirkan Tuhan, tanda yang dimilikinya pun sama.”

“Moonhaven dan Bloomhaven bisa kita satukan lagi seperti leluhur kita, lalu membantu Reine dan Adelle untuk mengembalikan Pandora, jika kau setuju, kita bahkan bisa bekerja sama dengan Equestria dan kita bisa semakin kuat melawan Whisperwood,” lanjut Cartier.

Terlihat keraguan dari raut wajah Aldric, pria itu mengeluarkan pendapatnya, “Lalu bagaimana dengan pemimpin Pandora? Penerus mereka hanya wanita, jika Reine bersama Sam, mereka pasti menjadi penerus Bloomhaven.”

Raja Cartier mengangguk membenarkan dan dengan keyakinannya menjawab, “Adelle adalah jodoh abadi Christ, keduanya pun dulu sepasang kekasih. Tapi, karena satu dan lain hal, Raja Anderson memanipulasi memori Christ dan memisahkan mereka ....”

“... Kita bisa membantu menyatukan mereka kembali dan membuat Christ memimpin Pandora, sementara Saville bisa menjadi penerus Equestria selagi masih ada waktu melatih diri dan menemukan jodoh abadinya.”

Raja Lorraine menatapnya sedikit curiga, “Kau sedari awal telah mempersiapkan semuanya, benar, 'kan?” Pria itu menarik napasnya lalu kembali melanjutkan, “Apa yang sedang kau rencanakan?”

“Aku hanya berpikir tentang kebahagiaan anak tunggalku. Sam adalah anak yang sangat keras kepala. Saat Putri Reine ada di wilayah kami, Sam mau melakukan kewajibannya, tapi semangatnya hilang karena Putri Reine kau nikahkan dengan Pangeran Rhison,” jelasnya.

“... Tidakkah kau perhatikan selama ini bagaimana Rhison memperlakukan Istrinya sendiri? Pelayan tak ada yang sanggup melayani keduanya, karena Rhison yang semakin menggila semenjak kepergian jodoh abadinya. Mungkin memang ada keterikatan, sama seperti Sam yang ikut menggila,” lanjut Cartier.

“Tapi yang jadi masalah, jodoh abadi yang ditakdirkan untuk Rhison adalah manusia dari dunia luar! Bukankah itu bisa membahayakan Mont Saint-Michel?” Cartier terdiam sejenak dengan jawaban Aldric yang mulai marah.

Bonjour, Prince! [Lee Know]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang