2

12.3K 995 1
                                    

Dengan hati yang berat, Philia duduk diam di atas bangku di halaman panti. Dia memandangi anak-anak lain yang bermain di sana, matanya terus menatap ke arah segerombolan anak laki-laki yang riang bermain. Mereka membawa senapan mainan dari kayu, bahkan ada yang mengambil sapu panti untuk dijadikan senjata mainannya.

Philia hanya bisa tersenyum dengan kepahitan saat melihat anak-anak itu bermain dengan penuh semangat, sementara perutnya kosong. Hari ini, dia memilih untuk tidak mengambil makanan dari Suster Lida. Pertumbuhan pesat anak-anak di panti ini membuat mereka membutuhkan lebih banyak asupan makanan, dan oleh karena itu, setiap jatah makanan habis terkuras dengan cepat. Terutama mengingat usia rata-rata di panti ini, yang kini telah mencapai 4 tahun.

Philia merasa sedih melihat kebahagiaan anak-anak itu, namun, dia juga merasa terdorong untuk bertahan. Meskipun perutnya kosong, tekadnya untuk membuktikan bahwa dia bisa mengatasi segala rintangan terus membara di dalam hatinya.

Dalam situasi sulit ini, Suster Lida melakukan yang tak terbayangkan oleh siapa pun. Dia bahkan menjual barang-barang pribadinya, merelakan kenangan-kenangan berharga, hanya untuk membeli makanan untuk Philia. Hari ini, Philia harus bertahan dengan perut yang kosong, merasa hampa dan lemah.

Sesekali, pikirannya tergelincir ke dalam pemikiranya untuk mencuri makanan di dapur panti, tetapi dia selalu dapat mengingat betapa baiknya Suster Lida padanya. Cinta dan kepedulian suster itu seperti seorang ibu bagi Philia, dan itu selalu mencegahnya dari tindakan yang salah. Meskipun dirinya terkadang ingin membalas budi, Philia menyadari bahwa dia masih hanyalah seorang anak yang belum dapat berbuat banyak.

Sebagai gantinya, Philia berusaha membantu Suster Lida sebisa mungkin. Di tengah anak-anak seumurannya yang sibuk bermain, Philia selalu terlihat membantu Suster Lida mencuci dan mengeringkan pakaian. Dia tahu bahwa tindakannya saat ini masih jauh dari sepadan dengan semua kebaikan yang telah diberikan oleh Suster Lida dan semua orang di panti.

Dalam hati kecilnya, Philia berharap bahwa suatu hari nanti, ketika dia tumbuh besar, dia akan dapat memberikan kembali dengan cara yang lebih besar kepada Suster Lida dan panti tempat dia merasa seperti memiliki keluarga.

Namun, semua tanggapan dari pengurus panti di sana sangat berbeda. Mereka melihat Philia seperti utusan dewa, seseorang yang telah merasakan pahitnya kehidupan dalam usianya yang masih sangat muda. Cara berpikir dan tindakannya tidak lagi mencerminkan seorang anak kecil, melainkan seseorang yang telah menghadapi banyak tantangan.

Saran-saran yang selalu diberikan oleh Philia terbukti selalu menjadi solusi bagi berbagai permasalahan operasional panti, seperti penyediaan air bersih, pengawetan bahan makanan, masalah kesehatan, hama, dan banyak lagi.

Bahkan ketika seseorang menghardiknya dengan tuduhan mencuri makanan, Philia tidak pernah merasa terintimidasi atau ketakutan seperti anak-anak pada umumnya. Tatapannya tidak pernah lepas dari orang yang mencemoohnya. ia menatap seperti elang yang mengawasi mangsanya. Philia hanya menunduk dan meminta maaf, yang pada akhirnya membuktikan bahwa ia tidak bersalah, dan semuanya hanyalah ulah hewan pengerat yang berkeliaran.

Saat ini, Philia hanya duduk sendirian di atas bangku kesayangannya, sebuah kursi tua yang berada di pojok halaman yang teduh di bawah pohon Ek. Dia hanya menatap teman-temannya yang bermain, pikirannya terlalu dewasa untuk terlibat dalam bermain seperti anak-anak yang penuh imajinasi. Kehidupannya telah mengajarkan padanya pelajaran yang dalam tentang keteguhan dan ketabahan, menjadikannya seorang yang bijaksana di antara anak-anak sebayanya.

Mungkin, jika panti menyediakan perpustakaan dengan koleksi buku, Philia mungkin akan menghabiskan waktunya di sana. Namun, di tengah masa perang ini, buku menjadi barang yang sangat berharga. Mereka hanya tersedia untuk para pelajar, dan hanya sedikit yang beruntung yang dapat menikmati buku-buku itu serta mendapatkan pendidikan formal di sekolah.

NEMESIS The Demon from EmpireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang