Kingdom of Grasia, The Center of the training of knights.
Seorang wanita terhormat terlihat memasuki kawasan pelatihan kesatria. Berjalan dengan elegant memakai Dress Biru laut yang tampak mewah. Rambut Blonde miliknya terlihat tertata rapih. Di sampingnya Seorang Maid pribadinya yang selalu menemaninya terlihat terus melihat sekelilingnya.
"Tuan putri lihat para pemuda berbakat sedang berkumpul di lapangan,mereka benar benar menggoda" ucap seorang maid, matanya menatap ke arah lapangan pasir tempat para Kesatria Grasia dilatih. Para pemuda yang bertelanjang dada memperlihatkan tubuh mereka yang menggoda bagi kaum hawa Sembari terus mengayunkan pedang mereka.
"Jaga pandanganmu Neila, tidak baik menatap para pria seperti itu" Ucap sang putri yang hanya fokus pada jalan yang ia tapaki Melewati lorong bangunan yang terbuat dari batu marmer.
Para Kesatria yang melihat Putri kerajaan berjalan melewati mereka segera menghentikan aktifitasnya dan segera memberikan hormat. Wajah mereka seketika menjadi terpesona melihat sosok wanita yang di juluki sebagai bunga kerajaan.
Dua orang penjaga segera membukakan pintu untuk mereka masuk ke dalam gedung utama. Seorang Pria Tua yang kebetulan lewat di depan mereka segera menyambut keduanya dengan antusias.
"Selamat Pagi putri Iris sebuah kehormatan untuk kami menerima kunjungan anda, ada gerangan apa anda berkunjung kepada kami" Ucap seorang Veteran yang sudah berumur kurang lebih 60 tahun. Dia memberi hormat dengan senyum ramah dan menaikan kumis putihnya yang dia rawat sepenuh hati.
"Selamat pagi juga tuan Anhard, kau tampak terlihat sehat dan bugar di umurmu yang seharusnya sudah pensiun" Ucap Putri iris membalas senyumanya sampai lesung pipinya terlihat. Itu membuat wajahnya yang putih dan bersih terlihat tambah manis. Anhard merasa tersanjung seharusnya dia harus sudah menikmati masa tuanya tetapi kondisi kerajaan mendorongnya untuk terus berkarya dalam melatih generasi muda.
"Aku hanya mencari adiku untuk memarahinya" Lanjut Iris sambil memperlebar senyumanya dan mengkerutkan alisnya. Anhard hanya tertawa ringan dengan apa yang akan menimpa orang yang di maksud.
"Kurasa dia sedang berada di tempat penelitian Sihir, dia sudah disana dari kemarin" ucap Anhard sambil menunjukan jalan ke arah ruangan.
"Terimakasih tuan Anhard, ngomong ngomong apa Leandro sudah kembali" ucap Iris sambil berbisik yang membuat pak tua itu tersenyum geli mengingat perasaan saling menyukai di antara keduanya yang terbilang di rahasiakan olehnya.
"Dia masih di kirim ke garis depan, pihak kekaisaran saat ini sedang melemah dan itu menjadi kesempatan untuk kita melakukan serangan balik, bahkan Sekutu kita Republik Saxony telah berhasil merebut Medan Arlern"
Putri Iris sedikit terkejut dengan pencapaian itu, dia pikir perang akan segera berakhir atas kemenangan pihak sekutu.
"Aku tidak menyangka itu, ku harap kita bisa benar benar mengakhiri perang panjang ini"
"yah, dan kalian berdua bisa bersama kembali bukan" ucap Anhard dengan senyum menggoda yang membuat Iris tersipu malu.
"kalau begitu Tuan Anhard saya pamit, saya harus memberi adik saya pelajaran" ucap Iris sembari berjalan menuju ruangan penelitian sihir di ikuti maidnya.
memasuki ruangan yang penuh dengan alat alat mekanik yang berserakan dan beberapa ilmuan yang sedang meneliti alat alat mereka. Iris bisa segera menemukan adiknya yang tengah asik menciptakan alat barunya. Iris menyilangkan tanganya melihat adiknya benar benar menghiraukanya yang sedang berdiri dengan tegas di belakangnya.
"Ekhmmmmmm, apa kau sudah tidak merasa takut lagi denganku Alcira adiku tersayang....." ucap Iris mengancam
Alcira yang mulai tersadar dari fokusnya mulai merinding mendengar suara kakanya dari belakang, begitu juga para orang orang disana yang tengah sibuk dengan pekerjaan mereka dengan segera memberi hormat kepada sang putri.
"kakak sejak kapan kau disana" ucap Alcira panik, Iris hanya menghela nafas melihat adik perempuanya yang sangat tertarik dengan sihir. Dia selalu kabur dari istana hanya untuk menunaikan hobinya itu, dia benar benar melupakan setatusnya sebagai putri kerajaan. melihat adiknya yang seperti itu mengingatkan dirinya dahulu yang selalu kabur untuk berlatih pedang.
"Ibunda terus menerus mencarimu, ada kelas yang harus kau selesaikan"
Alcira memasang wajah malas mendengar kata kelas.
"Aku tidak mau melakukanya, itu benar benar membosankan, lagi pula aku tidak bisa sesempurna dirimu yang bisa melakukan apapun"
Iris mengerti perasaan adiknya, Alcira selalu di banding bandingkan dengan dirinya oleh orang orang disekitarnya yang membuatnya frustasi. keberadaan Iris yang terbilang sempurna di kalangan para Aristokrat membuat Alcira seakan di kucilkan. Dia lebih memilih menghabiskan waktunya di dalam bidang sihir yang menurutnya sangat menarik untuk di pelajari.
Iris merasa bersalah untuk itu mata hijaunya terlihat sedih namun itu tidak akan menjadi sebuah alasan untuknya membawa kembali adiknya.
"kalau kau bersikeras tidak mau kembali aku benar benar akan menyeretmu dengan paksa" ucap Iris mengambil sebuah tali.
Alcira hanya tediam menelan ludahnya, dari semua kesempurnaan seorang Putri Iris yang memiliki julukan sebagai bunga kerajaan dibaliknya dia adalah seseorang yang kasar terhadap adiknya. Dia akan benar benar menyeretnya jika Alcira tidak mendengarkanya.
Di masa kecilnya Iris sering menghabiskan waktunya untuk berlatih pedang seperti seorang kesatria. Itu merupakan hobinya namun menjadi hal tabu bagi masyarakat Grasia untuk membuat wanita pergi ke medan tempur. Karena itu di umurnya yang ke 18 Iris memutuskan untuk meninggalkan hobinya dan memilih menjadi Seorang Putri seutuhnya.
"Baik baik aku paham" ucap Alcira segera membereskan barang barangnya dengan wajah cemberut.
Mereka segera meninggalkan kawasan pelatihan kesatria menaiki sebuah mobil kerajaan.
Iris terus menatap adiknya yang terus menerus membuang wajah kepadanya, wajah cemberutnya yang dihiasi rambut Pirang yang terurai bebas membuat kesan imut tersendiri bagi Iris.
"Apa yang sebenarnya sedang kau buat" tanya Iris penasaran
"Sebuah Barrier sihir" Jawabnya dengan dingin matanya terus menerus menolak menatap kakanya dan memandangi Kota Grasia yang indah.
"Apa kau mau mencobanya, Ngomong ngomong kakak punya beberapa serum mana" Ucap Iris mencoba mengoda adiknya.
"Benarkah..,Apa kakak bisa menggunakan Sihir" Ucap Alcira dengan antusias.
Iris mulai tersenyum, dia benar benar sudah menduga ini adiknya akan benar benar berubah jika membicarakan hobinya. Ini seperti dirinya yang selalu tertarik jika ada perbincangan yang membicarakan pedang.
"Shuuut tolong rahasiakan ini"
"Baik baik, tapi janji kita akan benar benar mencobanya" ucap Alcira sambil mengacungkan jari kelingkingnya
"Janji, tapi setelah kelas selesai" balas Iris sambil menempelkan jarinya.
Maid di samping mereka hanya menghela nafas, bisa bisanya wanita seperti mereka menyukai hal hal yang berbau peperangan. Namun Dia tau para Putri kerajaan ini tidaklah serius menggunakanya untuk membunuh, mereka hanya tertarik saja untuk mempelajarinya karena Seni di dalamnya.
"Kak ngomong ngomong bagaimana keadaan Leandro ?" tanya Alcira polos
Iris hanya tersenyum pipinya terlihat merah merona sambil menatap Sungai yang mereka lewati dari balik jendela mobil.
"Dia masih di garis depan, sesekali aku mengirim surat kepadanya dan hari ini dia belum memberikan balasan, ku harap dia baik baik saja"
"kapan kira kira dia pulang, aku benar benar menginginkan dia mencoba alat alat penemuanku" Ucap Alcira tampak kecewa.
"memang benar Leandro ahli dalam sihir dan dekat denganku, tapi bukan jadi alasan untukmu memperalat dia untuk alat alatmu yang belum teruji, bisa saja itu membuatnya celaka"
"Kakak tidak perlu khawatir, dia itu seseorang yang memiliki sebuah anugrah bukan" ucap Alcira dengan enteng.
Iris menganguk setuju, Leando seorang Kesatria yang memiliki pertahanan Absolut yang memungkinkan dirinya kebal dari serangan sihir atau non sihir. Itu yang membuat dirinya di juluki god knight.
Iris selalu penasan dari mana kekuatanya itu berasal, namun itu masihlah sebuah misteri dan menyebutnya sebagai anugrah dari para dewa.

KAMU SEDANG MEMBACA
NEMESIS The Demon from Empire
Fantasíakehadiranya dalam medan perang menjadi sebuah Terror tersendiri bagi musuh musuhnya. Seorang Tentara ternama berenkarnasi menjadi seorang gadis berambut perak dengan dianugrahi sihir yang besar. Dengan pengalaman dan ilmu di kehidupanya yang lalu m...