Mohon comment & vote nya √
Double up nih, enjoyy!!
🐢🐣
-My Min PD-
.
.
.
.
Akhirnya Yoongi menelpon Minho dengan menggunakan ponsel Jimin. Ia memberitahu surat kaleng itu dan menceritakan bagaimana mereka menemukannya.Minho mengeraskan rahangnya, siapa yang berani mengirim surat sialan kepada Jimin. Selama ini memang Jimin pernah mendapat surat ancaman, tetapi tidak seperti ini.
"Siapa kira-kira?" Minho menerka-nerka siapa yang telah mengirim sampah ini. Ia menghela nafas panjang, menyerah karena ia tidak bisa menemukan orang yang berpotensi membenci Jimin dan mengirimi surat itu.
Mungkin haters nya? Tapi bagaimana bisa orang itu tahu password Jimin? Itu yang masih mengganjal di hati Minho, pasti bukan orang sembarangan. Lagi pula jika itu haters pastinya tidak akan sampai di studio Jimin, nekat sekali orang itu.
Pasti orang itu punya orang dalam di sini, atau yang lebih mungkin lagi orang di sekitar mereka. Karena, bagaimana ia tahu Jimin dekat dengan produsernya? Minho frustasi sendiri.
Jimin sudah tidur beberapa menit yang lalu, ia sepertinya kelelahan sendiri. Mereka masih di studio Jimin.
"Hyung, matikan lampunya" ujar Yoongi. Minho mengernyit bingung, "sudah matikan saja" berdecih, tapi ia mematuhi perkataan Yoongi.
Lampu sudah mati, Yoongi berkeliling studio Jimin. "Apa yang kau cari?" Tanyanya sambil menghampiri Yoongi.
"Kamera tersembunyi?" Sahut Yoongi lirih, "Bantu aku, jika kau menemukan sinar berwarna merah ambil saja. Itu kameranya" Minho hanya mengangguk saja dan ikut mencari kamera yang di bilang Yoongi tadi.
Setelah sepuluh menit mencari, mereka tidak hanya mendapat kamera, tetapi ada alat penyadap juga. Yoongi menemukan alat penyadap di bawah meja sofa, dan Minho mendapatkan kamera kecil di meja sudut ruangan ini.
Yoongi menyalakan lampunya, "siapa yang menaruh ini?" Sedangkan Minho masih tidak percaya, "ini gila! Aku akan melaporkan ini pada Bang si-hyuk!" Bisik Minho.
Yoongi mengabaikan ucapan Minho, "aku terpaksa meminta bantuannya kalau ini masih berlanjut" batin Yoongi.
"Hyung, Jimin bagaimana?" Tanya Yoongi pelan. "Yang aku pikirkan alat ini mau di apakan?" Minho balik bertanya.
"Aku akan menyimpannya" sahut Yoongi pelan. Mereka diam, tidak akan berbicara ketika masih di sekitar alat penyadap itu.
Minho berbisik sangat pelan agar tidak mengeluarkan suara. "Aku akan menemaninya, tapi kalu dia takut di apartemennya aku akan membawanya pulang bersamaku".
"Tidak! Biar aku saja" sahut Yoongi cepat. Minho terkekeh dengan respon Yoongi.
Akhirnya mereka membangunkan Jimin dan Yoongi membawa Jimin pulang bersamanya, Jimin menurut saja, lagi pula ia masih takut jika harus sendirian di apartemennya.
Setelah sampai, Jimin terkejut melihat Seokjin tengah bermain game Mario Bros dengan berteriak tidak jelas. Jimin memang belum tahu jika Yoongi itu tinggal bersama Seokjin, ia hanya tahu Seokjin adalah teman Yoongi.
"Hyung" panggil Yoongi. "Hoo, Yoongi-ah kau sudah pulang?" Sahut Seokjin masih fokus dengan game nya. "Yak! yak! Andwae! Andwae! yakkkk!" Pekik Seokjin saat ia kalah bermain game.
"Brengsek!" Makinya lalu membuang asal remot kendali gamenya. "Waeee?!!" Seokjin frustasi, sejak tadi dirinya tidak pernah menang. Yoongi memutar bola matanya malas sedangkan Jimin masih terkejut dengan teriakkan Seokjin yang sangat kencang. Mungkin terdengar sampai ke luar?
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MIN PD
FanfictionHanya tentang Jimin yaitu seorang idol yang tertarik kepada produser barunya. Namun suatu hari ia mendapat surat yang berisi ancaman untuk menjauhi produser barunya itu. Akan kah Jimin mengabaikan surat itu atau menuruti surat itu? Entahlah siapa ya...