Bara masih saja mendiamkan Eliza. Bara tetap mempertahankan gengsinya dan tidak mau meminta maaf pada Eliza, padahal sudah jelas dia tahu kalau Eliza sama sekali tidak bersalah. Tapi tetap saja, Bara malah memarahinya dan lebih membela pacarnya yang jelas-jelas berulah.
"Kenapa lo?" tanya Grady bingung.
"Lagi pusing, Eliza masih marah sama gue. Tapi kan dia juga salah, Ody udah minta maaf tapi El malah nggak mau maafin," keluh Bara bingung sendiri, padahal sudah jelas alasan Eliza marah bukan masalah Ody, tapi karena perlakuan Bara sendiri.
Grady hanya bisa mendengarkan tanpa berniat memberi nasehat karena Bara tidak akan mau mendengarkannya. Anak itu pasti akan membela Melody dan menganggap benar pendapatnya tanpa mau mendengarkan Grady. Karena Bara itu si keras kepala yang tidak mau mendengarkan pendapat orang lain dan hanya menyakini pikirannya sendiri sekali pun itu salah.
"Ya udah lah, yang sabar aja. Nanti El juga baik sendiri kok. Biasanya juga gitu. Lo nggak usah ikut campur, biar El sama Ody yang selesaiin masalah mereka sendiri," kata Grady sekenanya, karena ia memang tidak punya kata – kata untuk menasehati Bara si keras kepala yang sedang kebingungan karena ulahnya sendiri.
Di tengah keresahan Bara, Eliza justru datang mendekat bersama Kevin dan Reva. Tanpa ada rasa sungkan sedikit pun, Eliza menjatuhkan diri di antara Grady dan Bara. Sedangkan Kevin dan Reva duduk di sisi yang lain.
"El, gimana kaki lo?" Grady meletakan ponselnya dan bertanya lembut pada Eliza.
"Aman, udah enakan kok. Lagi pula kemarin kan langsung diobati," sahut Eliza santai, dia sama sekali tidak merasa canggung sedikit pun, walaupun di sebelahnya ada Bara.
Berbeda dengan Eliza, Bara justru tampak kaget dan canggung sejak Eliza datang bersama Kevin dan Reva. Entah kenapa, Bara malah terlihat gugup sejak Eliza duduk diantara dirinya dan Grady.
Tanpa disadari oleh Bara, Kevin dan Reva menyingkir dari ruang tengah setelah diberi kode oleh Affan. Begitu juga dengan Grady, dia berpura-pura menerima panggilan telepon dan berjalan meninggalkan Eliza dan Bara di ruang tengah berdua.
Suasana hening langsung menyeruak diantara keduanya. Tidak ada satu pun dari mereka yang berniat membuka suara, sampai tanpa sengaja Bara melakukan kebodohan.
Secara reflek Eliza tertawa, menertawakan Bara yang tanpa sengaja menjatuhkan ponselnya sendiri dan tepat mengenai wajahnya. Bara terlalu gugup ditinggal berdua dengan Eliza, padahal Eliza sendiri malah tenang-tenang saja.
"Lo kenapa deh, segitu gugupnya duduk berdua sama gue disini. Ah atau takut kena amuk Ody karena berduaan sama gue," ujar Eliza sengaja menggoda Bara untuk mencairkan suasana. Karena dia sama sekali tidak suka dengan kecanggungan yang diciptakan Bara.
"Gue minta maaf. Kalau gue justru marah sama lo, padahal gue tahu kalau itu salahnya Melody. Dan soal lo belum mau maafin dia, harusnya gue bisa ngerti dan bukan malah marah-marah nggak jelas sama lo. Maafin gue ya, El." Bara berucap sambil menunduk, dia sama sekali tidak berani menatap Eliza.
"Gue juga minta maaf, karena masih kekanakan kemarin," sahut Eliza sambil menggeser duduk agar lebih dekat dengan Bara.
"Sini lihat dahi lo, memar kayaknya kena HP tadi." Eliza menangkup wajah Bara untuk mengamati luka memar yang ada di dahi Bara akibat kejatuhan ponsel tadi.
Bara tersenyum lega, bagi Bara perlakuan Eliza saat ini sudah lebih dari cukup untuk meyakinkannya kalau mereka sudah baik-baik saja. Hubungan persahatan mereka tidak semudah itu rusak hanya karena masalah kecil seperti kemarin. Walaupun Bara sempat khawatir dan takut Eliza tidak akan mau memaafkannya.
"Nah gitu dong, akur kayak gini kalian," seru Grady senang karena Bara dan Eliza sudah kembali seperti biasanya.
"Salahin tuh Bara, dia saking bucinnya sampai nggak mau dengerin gue. Mana gue yang kena amuk pula." Eliza pura-pura ngambek dan mengungkit soal kesalahan Bara tempo hari. Eliza memang paling bisa membuat Bara panik sendiri dan merasa bersalah disaat yang sama dengan candaannya.
"Bisa banget lo, Dek. Kasihan itu, dia ngerasa bersalah lagi sama lo," tutur Affan merasa kasihan melihat adiknya yang dijaili oleh Eliza.
Ucapan Affan tidak direspon oleh Eliza, ia justru berjalan keluar ke arah teras belakang meninggalkan Affan dan Grady tanpa berucap apapun. Sedangkan Bara langsung berdiri dan berniat menyusul Eliza.
Tapi baru juga Bara berjalan beberapa langkah, Ody muncul di ambang pintu. Secara otomatis Bara menghentikan langkahnya dan berbalik untuk menyambut Ody yang merentangkan tangan meminta peluk.
Keduanya berakhir menjadi tontonan Kevin dan Reva yang masih kaget. Karena yang mereka pikir, selama ini pacar Bara adalah Eliza yang sekaligus sahabatnya. Tapi nyantanya, Bara dan Eliza hanya bersahabat tidak lebih.
"Gue kira, El itu pacarnya Bara. Ternyata Bara punya cewek, tapi kok sama El kadang kayak orang pacaran dah." Kevin menyuarakan kebingungannya dan hanya dijawab anggukan oleh Grady tanpa ada penjelasan apapun.
"Kenapa, lo naksir El? Deketin aja, kalau lo bisa luluhin dia." Affan malah menantang Kevin untuk meluluhkan Eliza, karena dia tahu kalau Kevin menaruh hati pada sahabat adiknya itu.
Kevin hanya tersenyum penuh arti tanpa mau menjawab ucapan Affan. Tapi bisa dipastikan kalau Kevin menerima tantangan Affan. Karena dia langsung menyusul Eliza di teras belakang. Hanya saja Kevin juga paham, tidak akan semudah itu meluluhkan seseorang yang sejak awal hatinya sudah berlabuh pada orang lain.
"Lo ngapain disini, Kak?" tanya Eliza kaget sekaligus heran, karena yang datang mnghampirinya malah Kevin dan bukan Bara.
"Mau nagih jawaban lo," sahut Kevin sekenanya, karena dia tidak mungkin menjawab jujur kalau tujuannya untuk mendekati gadis itu.
"Tolonglah, Kak. Lo baru nawarin sejam yang lalu dan sekarang udah nagih jawaban. Kapan gue mikirinnya kalau gitu," keluh Eliza menganggap serius ucapan Kevin.
Kevin terkekeh melihat ekspresi muram yang Eliza tujukan, dia sangat menyukai respon yang diberikan Eliza ketika diajak bercanda seperti ini, sangat menggemaskan.
"Canda, El. Yang bener aja gue tagih sekarang jawabannya."
"Dih, ngerjain gue ternyata. Awas aja lo," ucap Eliza setelah menyadari kalau Kevin hanya sekedar mengerjainya.
Kevin tertawa lebar melihat pipi Eliza yang mengembung dengan bibir yang mengerucut sebal karena dijaili olehnya. Tanpa sadar tangan Kevin terulur mencubit pipi yang mengembung itu saking gemasnya.
"Gemes banget sih lo," seru Kevin sembari melepaskan tangannya dari pipi Eliza karena menyadari kalau tindakannya barusan kurang sopan.
"Nggak usah gombal deh, nggak mempan," kata Eliza mengelak, padahal sebenarnya dia sedikit gugup karena ulah Kevin barusan, degup jantungnya jadi sedikit lebih cepat entah karena apa.
===========
Duh, duh kayaknya ada yang mulai menaruh hati nih
Kira-kira usahanya berhasil nggak ya?Rhain
08072023
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [TERBIT]
RomanceTentang Eliza yang terjebak dalam kukungan rasa yang tak seharusnya tercipta dalam sebuah ikatan persahabatan. Rasa yang membuat hatinya terus merasa bimbang. Akankah mempertahankan persahabatannya Atau justru mengikuti kata hatinya? =============...