Tepat seperti ucapan Affan, Eliza tetap fokus membantu Kevin dan Reva membereskan galeri untuk pameran. Begitu juga dengan Affan dan Grady yang akhirnya ikut membantu. Mereka mengumpulkan dan memindahkan karya yang dipamerkan ke studio milik Kevin yang kebetulan tidak jauh dari galeri pameran.
"Sekalian makan malem nggak aja yuk, kapan lagi kita bisa kumpul kayak gini." Reva mengusulkan untuk makan malam bersama sebelum pulang.
"Boleh, lagian besok juga pada nggak ada jadwal kuliah pagi kan?" Affan bertanya dan memastikan kalau Grady dan Eliza tidak ada jadwal kuliah pagi.
Eliza dan Grady kompak menggeleng. Keduanya memang tidak ada jadwak kuliah pagi besok. Kalaupun datang ke kampus mungkin hanya untuk mengurus berkas KKN saja. Jadi mereka tidak perlu datang pagi-pagi.
"Gue sih nggak ada, kan udah selesai. Tinggal yudisium." Kevin menyombongkan diri karena sudah selesai dengan tugas akhir dan teman-temannya.
"Adik lo nggak diajak?" tanya Kevin yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Grady dan geplakan sayang dari Reva.
Tentu saja, karena Kevin mengungkit soal Bara. Padahal Grady sudah sengaja tidak mengungkit soal itu, demi menjaga suasana hati Eliza. Hanya tadi ketika membahas KKN Grady memang sedikit menyinggung soal Bara dan untungnya Eliza tidak terlalu peduli.
"Nggak usah, palingan dia sama Ody,"
"Kalau mau ajak Bara nggakpapa,"
Reva dan Melody berucap bersamaan dengan kalimat yang berbeda. Reva menolak untuk mengajak Bara sedangkan Eliza menyetujui untuk mengajak Bara.
"Jadinya mau ajak nggak?" Grady memastikan lagi sebelum nantinya dia menelpon Bara dan meminta anak itu untuk bergabung.
"Yaudah ajak aja, tapi Melody nggak usah," ucap Reva memutuskan.
"Lo dimana?" ucap Grady tanpa menyapa begitu Bara mengangkat panggilannya.
"Di rumah, kenapa?"
"Sini gabung, kita mau nongkrong sekalian makan malem."
"Buruan, nggak usah ajak Melody." Reva ikut berbicara untuk mengajak Bara.
"Kalian mau makan dimana emangnya?"
"Belum tahu sih, tapi gue lagi pengen suki." Kali ini Eliza yang berbicara dan langsung disetujui oleh Reva.
"Ke Bandung Suki aja kalau gitu, deket kan dari tempat kalian. Nanti ketemu disana," ucap Bara dan langsung memutuskan panggilan.
Reva sedikit bingung, karena mereka yang mengajak tapi malah jadi Bara yang menentukan tempatnya. Tapi tak apa, yang terpenting keinginan mereka untuk makan suki terpenuhi.
=======
Mereka tiba di Bandung Suki tak lama setelah Bara. Rupanya Bara sengaja datang lebih dulu untuk memesan tempat. Sepertinya dia kelewat bersemangat karena mendengar Eliza menginginkan suki.
"Lah malah duluan lo datengnya." Grady berseru kaget saat menyadari Bara sudah duduk anteng sambil memberi isyarat pada yang lain untuk duduk
"Lo aja yang kelamaan, padahal lebih deket," sahut Bara.
Grady masih ingin menimpali ucapan Bara tapi langsung dicegah oleh Eliza, "Diem! Kalau mau ribut di luar. Gue mau makan," ucapnya. Karena kalau tidak Grady dan Bara masih akan berdebat sampai entah kapan.
Ternyata Bara sudah memesan, karena pelayan langsung mengantarkan pesanan mereka begitu Bara memberi isyarat dengan tangannya. Mereka menikmati makanan dengan suka cita.
"Ini perasaan gue atau emang Bara lagi mode kalem?" ucap Kevin disela-sela makan.
Affan menggeleng, dia sendiri juga bingung karena hari ini Bara lebih diam. Terlebih lagi Bara terlihat biasa saja, begitu juga dengan Eliza. Sedikitpun keduanya tidak terlihat canggung dan malah seperti tidak pernah ada masalah sebelumnya.
"Kok bengong? Ada yang salah sama gue?" Eliza yang menyadari Affan menatapnya dalam diam bertanya.
"Nggak, gue cuma bingung. Kok bisa lo biasa aja di depan Bara setelah kejadian kemarin." Akhirnya Affan menyuarakan kebingungannya sejak tadi.
Eliza tersenyum tipis, dia sengaja tidak langsung menjawab dan memberikan jeda. Eliza sengaja melakukan itu untuk melihat respon Bara yang sebenarnya sudah melirik ke arahnya sejak Affan menyuarakan pertanyaannya.
"Gue harus gimana emang, Kak? Bara juga biasa aja, jadi yaudah," sahut Eliza menggantung.
Mungkin memang terlihat seperti itu dimata yang lain. Tapi tidak dengan Grady, dia tahu dibalik diamnya sebenarnya Bara menahan perasaannya. Grady bisa menebak, kalau sejak tadi sebenarnya Bara sangat ingin menarik Eliza dalam pelukan.
"Ngomong-ngomong, soal KKN gimana jadinya?" Reva yang merasa suasana akan menjadi canggung memulai topik obrolan.
"Udah beres sih kalau gue," ucap Grady menyombongkan diri, dia sengaja ingin membuat Eliza merasa iri.
"Gue udah sih, tinggal dikumpulin aja berkasnya," sahut Bara tenang.
"Ini gue doang yang masih mau lengkapin berkas? Kok lo berdua jahat amat sih, bantuin gue kek. Malah gue ditinggalin." Eliza merajuk pada Grady dan Bara karena diantara mereka hanya dia seorang yang belum melengkapi berkas untuk pengajuan KKN.
"Tenang aja udah, besok lo bawa berkas lo aja. Gue bantu nyari kekurangannya. Lagian ada Bara juga," ucap Grady menenangkan Eliza.
Eliza melupakan soal KKN dan fokus menikmati makanannya. Untuk hari ini dia ingin sedikit egois dan menikmati waktu bersama Bara, walaupun lebih banyak diisi dengan diam. Tapi setidaknya Eliza bisa merasa cukup puas bisa menatap Bara dari jarak dekat.
"Nggak akan kemana-mana dia, biasa aja natapnya," bisik Grady menggoda Bara.
Rupanya bukan hanya Eliza yang sejak tadi memperhatikan Bara. Tetapi Bara juga beberapa kali curi-curi pandang ke arah Eliza. Mereka berdua sebenarnya sama saja, saling ingin berbicara tapi sama-sama gengsi untuk memulai lebih dulu.
"Gini nih, kalau aslinya sama-sama suka tapi nggak mau mengakui hanya karena sok mau jaga persahabatan. Eh, sekalinya mau ngaku yang satunya udah ada pacar." Grady sengaja menyindir Eliza dan Bara karena sudah terlalu gemas dengan kedua sahabatnya itu.
Grady heran, kenapa Eliza dan Bara tidak sekalian memanfaatkan hari ini. Toh disini tidak ada Melody dan tidak akan ada yang mengadu ke Melody juga. Jadi apa pun yang akan mereka lakukan, Melody tidak akan tahu. Terdengar jahat memang, tapi daripada seperti ini, mencuri-curi pandang tapi langsung memalingkan wajah saat bertemu pandang.
"Diam lo, nggak usah nyindir," sergah Eliza sambil menginjak kaki Grady yang ada di bawah meja.
"Dih, pakai kekerasan. Sakit kaki gue." Grady mengeluh karena kakinya benar-benar sakit akibat diinjak Eliza dengan sekuat tenaga.
"Makanya nggak usah iseng, salah sendiri berulah. Udah tahu El lagi mode galak," ucap Kevin dan diangguki oleh Affan.
Suasana yang tadinya riuh karena gurauan yang dilontarkan Grady tiba-tiba menjadi hening saat ponsel Bara berdering. Di layar muncul notifikasi panggilan dari Melody. Mengerti situasi, Grady langsung diam dan membiarkan Bara menjawab panggilan itu. Tapi ternyata Bara malah menolaknya. Lelaki itu sepertinya tidak mau diganggu untuk hari ini.
=======
Rhain
29082023
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [TERBIT]
RomanceTentang Eliza yang terjebak dalam kukungan rasa yang tak seharusnya tercipta dalam sebuah ikatan persahabatan. Rasa yang membuat hatinya terus merasa bimbang. Akankah mempertahankan persahabatannya Atau justru mengikuti kata hatinya? =============...