Bab 27 - Sibuk

79 3 0
                                    

Pameran semakin dekat dan Eliza juga semakin sibuk. Dia lebih banyak bersama dengan Kevin dan Reva. Bahkan dia sudah sangat jarang bertemu dengan Bara. Bukan karena sengaja menghindar, tapi memang karena mereka sama-sama sibuk.

Seperti hari ini, Eliza sudah berada di rumah Grady untuk menyelesaikan lukisannya. Eliza sengaja menyibukan diri karena memang pameran lukisan yang akan mereka selenggarakan tinggal seminggu lagi dan untungnya hari ini Eliza sama sekali tidak memiliki jadwal kuliah.

"Heh! Istirahat dulu. Udah jam makan siang ini." Grady masuk tanpa permisi dan membuat Eliza sedikit kaget.

"Tanggung, abis ini gue makan." Eliza menyahut asal karena dia tetap fokus dengan kanvas di hadapannya.

Grady tidak memaksa, dia meletakan nampan yang dia bawa di meja. Grady memilih duduk diam di ranjang sembari bermain ponsel. Dia ingin memastikan Eliza menghabiskan makanannya.

Grady diam-diam memotret Eliza dan mengirimkan foto itu pada Bara. Selama ini, tanpa sepengetahuan Eliza, Bara selalu mendapatkan informasi tentang Eliza dari Grady. Karena mau bagaimanapun, Eliza akan tetap menjadi kesayangan Bara.

"Akhirnya selesai," seru Eliza kegirangan karena berhasil menyelesaikan lukisan barunya.

Grady tersenyum tipis melihat tingkah Eliza yang kegirangan. Sahabatnya itu memang gampang sekali merasa senang, tapi juga gampang merasa sedih. Jadi Bara dan Grady kadang harus berpikir keras untuk mengembalikan mood Eliza.

"Gih, sekarang makan. Gue nggak mau kena amuk lagi cuma karena lo kelupaan makan siang." Grady menyodorkan nampan berisi makanan dan susu pada Eliza.

Dengan senang hati Eliza memakan semua yang diberikan Grady. Suasana hati Eliza bisa dibilang cukup bagus karena lukisannya sudah jadi. Walaupun masih sedikit kesal sebenarnya, mengingat lukisan itu seharusnya sudah jadi seminggu yang lalu.

"Ini lukisan terakhir? Abis ini berarti tinggal dikirim ke tempat pameran kan?"

Eliza mengangguk, karena mulutnya sudah penuh dengan makanan. Dia tidak fokus diajak bicara oleh Grady, tapi lebih fokus pada makanannya. Karena memang beberapa hari ini pola makan Eliza tidak cukup baik.

"Pantesan nggak ada suaranya, ternyata yang satu sibuk ngunyah satunya lagi fokus sama HP." Bara berdiri di ambang pintu dan berseru dengan suara yang cukup lantang hingga membuat Eliza dan Grady seketika mendongak.

"Ngapain lo kesini?" todong Eliza dengan nada ketus. Dia masih merasa kesal dengan Bara walaupun sudah seminggu berlalu.

"Galak amat neng, gue mau ketemu Grady. Nggak akan ganggu lo, jadi tenang aja." Bara tersenyum tipis, dia sama sekali tidak terpancing dengan ucapan Eliza.

Eliza melengos, dia kembali fokus pada makanannya dan tidak memperdulikan Bara. Gadis itu benar-benar masih kesal dengan Bara sepertinya.

"Nggak usah digangguin, baikinnya susah. Buruan mau ngobrolin apa?" Grady beranjak dari duduknya dan menarik Bara untuk menjauh dari Eliza.

=======

"Gue cuma mau ngecek Eliza doang," ucap Bara setelah dia dan Grady duduk di ruang tamu.

"Gue tahu dan seperti yang lo lihat. Dia baik-baik aja, cuma pola makannya yang sedikit berantakan. Lo tahu sendiri lah Eliza gimana." Grady menjelaskan perihal Eliza pada Bara. Karena mau bagaimanapun Bara orang yang penting untuk Eliza.

Bara mengangguk paham, dia sudah sangat hapal dengan kebiasaan Eliza satu itu. Untungnya saat ini Eliza masih terpantau oleh Grady, jadi Bara tidak perlu merasa khawatir.

"Ngomong-ngomong, lo kesini tuh si Ody tahu nggak. Jangan-jangan ntar dia ngamuk lagi sama El. Awas aja kalau sampai El kena imbas hubungan lo sama Ody," ucap Grady bertanya sekaligus sedikit mengancam Bara.

Ody is calling...

Baru saja Grady bertanya, nama Ody muncul dipanggilan masuk ponsel Bara. Padahal hanya menyebut nama, tapi seolah-oleh Ody tahu soal Bara yang menemui Eliza.

"Angkat dulu itu, keburu ngamuk itu mak lampir," bisik Grady sebelum pindah duduk agak menjauh dari Bara karena dia malas mendengar omelan tidak penting Melody.

"Kamu tuh kemana sih? Katanya mau nganterin aku, tapi sampai sekarang nggak dateng-dateng."

Baru juga Bara menerima panggilan itu, Melody sudah mengomel karena Bara tidak kunjung datang. Sepertinya Bara melupakan janjinya pada Melody. Pantas saja gadis itu terdengar sangat kesal sekarang.

"Maaf, aku lupa. Ini ada acara mendadak, lain kali ya anter kamunya." Bara berusaha menjawab dengan tenang, agar kebohongannya tidak terbongkar.

"Yaudahlah, nggak usah pergi aja. Aku udah keburu badmood." Melody langsung menutup panggilan begitu saja.

Bara menghela napas lelah. Sepertinya Bara sudah mulai jenuh menghadapi sikap Melody yang semakin parah. Tapi bodohnya, Bara selalu termakan dengan ucapan Melody soal Eliza yang memang sengaja menjelekan El dihadapan Bara.

"Gue saranin lo udahan sama tuh cewek. Gue lihat-lihat makin hari dia malah makin ngeselin." Grady berucap santai yang langsung direspon dengan delikan tajam dari Bara.

Obrolan Bara dan Grady berhenti seketika begitu Eliza keluar kamar. Gadis itu tidak perlu tahu apa yang sedanh Grady dan Bara bicarakan sekarang. Jadi keduanya sepakat mengakhiri obrolan sebelum Eliza bertanya macam-macam.

"Kok pada diam. Lanjutin aja ngobrolnya, gue juga cuma mau naruh piring kotor," ucap Eliza sambil berjalan ke dapur.

"El, ini Bang Kevin chat gue. Lukisan lo mau diambil besok katanya." Grady berseru dari ruang tamu, memberitahukan Eliza soal pesan Kevin yang dia terima baru saja.

"Nggak usah teriak-teriak." Bara menegur Grady, padahal dia sendiri juga menaikan suaranya satu oktaf.

"Lo berdua berisik! Gue mau tidur siang." Eliza menatap kesal kedua sahabat lelakinya itu, karena terlalu berisik. Untungnya orang tua Grady tidak ada di rumah, jadi tidak akan merasa terganggu dengan keributan Bara dan Grady.

"Apaan tidur siang, pulang lo. Gue kesini tuh karena disuruh Bunda buat jemput lo pulang." Bara menarik pelan tangan Eliza dan membuat gadis itu jatuh terduduk di samping Bara.

"Nggak mau ah, mau disini dulu. Gue nanti bisa pulang sendiri. Males banget kalau ntar diamuk Ody karna berdua sama lo," tolak Eliza sambil melepaskan cekalan tangan Bara.

"Pulang sama gue, nggak ada bantahan." Bara masih bersikeras memaksa Eliza agar pulang bersamanya sekarang. Eliza pun masih bersikeras untuk menolak.

Kalau saja Affan tidak datang, sepertinya Bara dan Eliza akan membuat keributan kesekian kalinya hari ini. Untungnya Affan datang sebagai dan menengahi kedua adiknya itu.

"Kalau nggak mau pulang sama Bara, nanti pulang sama gue aja. Biar Bara yang bantuin Kevin angkut lukisannya," ucap Affan tidak biaa dibantah. Terpaksa Bara dan Eliza mengiyakan ucapan Affan.

"Sebentar, gue beresin barang-barang sama lukisannya. Biar nanti tinggal ambil aja." Eliza kembali ke kamar untuk membereskan peralatan lukisnya.

=====

Rhain
21082023

FRIENDZONE [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang