Hubungan Eliza dan Bara sudah membaik, hanya saja hubungan Eliza dengan Melody tidak lagi seperti dulu. Karena sepertinya Ody masih memusuhi Eliza, ketdaksukaan Ody pada Eliza sangat terlihat. Apalagi saat ini mereka sedang berkumpul di teras belakang rumah Bara.
Suasana yang benar – benar sempurna, canda dan tawa menggema. Namun sayang, suasana itu tak mampu mengubah ketidaksukaan Ody pada Eliza. Memang, untuk sekarang Melody masih bisa menekan rasa cemburunya. Tapi tidak tahu hal itu akan bertahan berapa lama.
“Kenapa lo? Lihat Ody segitunya, awas naksir. Udah ada pawangnya dia,” ujar Affan tiba-tiba dan mengagetkan Kevin.
“Tenang, gue nggak akan rebut ceweknya adek lo. Lagi pula gue udah punya calon.” Ucap Kevin sambil menatap Eliza oenuh arti, seolah-oleh memberi kode pada Affan kalau calon yang dia maksud adalah Eliza.
“Naksir beneran nih anak,” goda Reva yang ternyata juga menyadari tatapan Kevin yang memang sengaja ditujukan pada Eliza yang sedang bersama Grady dan Bara.
Ody yang tadinya duduk diam bersama Reva, tiba-tiba beranjak dan mendekat ke arah pacarnya. Ody bermaksud mmengajak Bara untuk duduk di teras bersama dengannya.
“Kamu tuh ngapain sih, sini aja sama aku,” ucap Ody sok manis karena Bara membantu Eliza menyiapkan camiilan yang dibeli Grady dan Kevin barusan.
“Kan mau bantuin El bawa minuman. Kamu tunggu diteras aja sama yang lain.” Tolak Bara yang lebih memilih tetap membantu Eliza dibandingkan berdua bersama Ody. Karena bagaimana pun, Bara kan tuan rumah jadi dia sadar diri membantu Eliza dan Grady tanpa diminta.
Ody kembali dengan kesal karena Bara menolaknya, dia semakin tidak menyukai Eliza karena hal itu. Menurut Ody, Eliza merebut semua perhatian Bara darinya dan Ody tidak suka itu. Ody merasa cemburu karena Bara lebih memilih Eliza ketimbang dirinnya, padahal Ody sengaja jauh-jauh datang berkunjung untuk Bara tapi berakhir diabaikan.
Bara lebih banyak menghabiskan waktu bersama Eliza, keduanya tampak nyaman mengobrol dan bercanda. Bahkan Bara sendiri sepertinya lupa kalau ada Melody diantara mereka. Dia terlalu senang karena akhirnya bisa berbaikan dengan Eliza.
“El, nanti lo nginep aja ya. Gue kangen sama lo, semingguan gue nggak ngobrol sama lo.” Pinta Bara yang sayangnya tanpa sengaja didengar oleh Ody.
“Ngapain Eliza harus nginep coba, rumah dia deket gitu. Harusnya kamu tuh nawarin aku karena rumahku jauh dari sini.” Sambar Ody ikut berbicara. Padahal Bara sedang berbicara pada Eliza.
“Nggak usah khawatir, nanti Bara pasti anterin lo pulang. Pacar lo bertanggung jawab kok.” Bukan Bara yang menjawab tapi Grady. Dia lebih dulu menyahuti ucapan Ody sebelum Bara menjawabnya.
Ody hanya tersenyumm kecut, tujuannya menjelekkan Eliza di depan Bara gagal karena ulah Grday. Padahal tadinya Ody berniat untuk membuat Eliza menolak tawaran Bara agar dia yang menginap di kediaman Rahadi. Tapi ternyata Grady malah membuat rencananya itu gagal.
“Bener, nggak usah khawatir. Nanti kalau missal Bara nggak bisa anter, lo bisa bareng Kevin sama Reva atau gue yang anterin.” Imbuh Affan dan membuat Melody diam karena dia tidak mungkin membantah ucapan Affan.
Malam mulai larut, tapi Eliza, Kevin dan Reva terlihat masih asik mengobrol tentang pameran lukisan dan fotografi. Sedangkan Bara dan Grady sibuk bermain game di ponsel mereka masing-masing.
“Gue anter pulang aja yuk, daripada nungguin cowok lo yang lagi main game.” Tawar Affan yang merasa kasihan melihat Ody yang terabaikan oleh Bara karena anak itu sibuk main game dengan Grady.
Ody menggeleng, menolak tawaran Affan tetapi sambil menggerutu. Ody memang sengaja melakukan itu agar Bara tidak lagi mengabaikan dia. “Ngapain gue disini kalau berakhir diabaikan.”
Mendengar gerutuan pacarnya, secara otomatis Bara menghentikan permainannya dan beralih menatap Ody. Dia sedikit merasa bersalah karena mengabaikan Ody sejak tadi. Akhirnya Bara mengajak Ody untuk berjalan-jalan sebagai bentuk permintaan maafnya karena sejak tadi mengabaikan Ody.
“Sebagai permintaan maaf, ayo kita jalan dulu sebelum aku anter kamu pulang.” Ucap bara membujuk Ody sambil merangkul pacarnya itu dengan mesra.
“Pulang bawain camilan!” seru Grady sebelum Bara dan Ody menghilang di balik pintu.
======
Bara membawa Ody berkeliling, karena memang itulah satu-satunya cara meredakan emosi Ody ketika gadis itu sedang marah. Ody akan luluh hanya dengan diajak jalan-jalan seperti itu.
“Maaf ya, tadi aku kesenengan karena bisa kampul sama El dan Grady. Lain kali aku nggak akan kayak gitu lagi, aku janji.” Ucap Bara masih merasa bersalah dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya hari ini.
Ody hanya mengangguk kecil dan tidak menjawab permintaan maaf Bara. Karena Ody tahu, mau berjanji pun ucapan Bara tidak bisa sepenuhnya dipercaya. Bukannya Bara pembohong, hanya saja kebiasaan Bara yang menomor satukan Eliza ketimbang Ody membuat Ody sendiri merasa ragu dengan janji Bara. Ody hanya tidak ingin berharap kalau nantinya dia akan kalah lagi dengan Eliza.
“Okay, kita mampir supermarket bentar ya. Kamu kan kalau lagi nggak mood kayak gini pasti butuh banyak camilan sekalian aku mau beli es krim buat El.” Ajak Bara sambil turun dari motor.
Mau tak mau Ody mengikuti Bara, karena tidak mungkin dia hanya duduk diam menunggu Bara seperti anak hilang di atas motor. Kalau saja Bara membawa mobilnya, Ody lebih memilih menunggu di mobil dan membiarkan Bara sendiri yang membeli camilan. Toh, dia hanya memikirkan Eliza dan kesukaan sahabat kesyangannya itu.
“Udah belum, aku capek pengen cepet-cepet sampai rumah. Kalau tahu akan selama ini, mending tadi aku minta dianter Kak Affan aja.” Keluh Ody karena Bara terlalu lama memilihh es krim yang akan dia berikan untuk Eliza.
Bara tidak menggubris, dia masih fokus memilah es krim untuk Eliza. Ody yang sudah kepalang kesal langsung menyeret Bara keluar tanpa memperdulikan tatapan aneh orang-orang yang melihat mereka. Karena dia sudah tidak tahan sejak tadi diabaikan oleh pacarnya sendiri. Sebenarnya Ody tidak terlalu masalah kalau Bara dekat dengan Eliza karena Eliza juga sahabat Ody. Hanya saja, Ody merasa semakin kesini kedekatan Eliza dan Bara sudah tidak bisa dia toleransi lagi.
“Kenapa seret-seret segala. Malu dilihat banyak orang.”
“Biarin. Asal aku bisa langsung pulang, nggak masalah kalau jadi tontonan.” Tantang Ody yang mulai tersulut emosi.
“Yaudah ayo pulang. Nggak usah beli camilan, gue anter sekarang.” Bara langsung menarik Ody untuk duduk di boncengan motornya.
Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan. Bara sama sekali tidak berniat membuka obrolan karena dia hasus menetralkan emosinya daripada kelepasan memarahi Ody seperti waktu itu. Bara tidak ingin hubungannya dengan Ody merenggang lagi.
======
Rhain
09072023
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [TERBIT]
RomanceTentang Eliza yang terjebak dalam kukungan rasa yang tak seharusnya tercipta dalam sebuah ikatan persahabatan. Rasa yang membuat hatinya terus merasa bimbang. Akankah mempertahankan persahabatannya Atau justru mengikuti kata hatinya? =============...