"Pilih! Lo putusin cowok Lo atau dia harus nginap di rumah sakit nanggung penolakan Lo"
"A-apa"
"Gue lagi berminat buat matahin tulang cowok lo. Nggak mau itu terjadi? putusin cowok Lo dan sekarang Lo jadi pacar gue"
Chaesa menatap ngeri pada setiap...
Club Alice dengan bangunan menjulang mengisi pusat kota, terasa memekak dengan musik yang terus memecah hening sejak tadi. Tempat alkohol dan kumpulan wanita seksi ini penuh sesak terutama di lantai dansa. Di temani lampu redup dan sorot yang terus berputar membuat ruangan itu penuh dengan aktivitas intim manusia.
Cowok yang tadinya mengenakan jaket bomber hitam dengan logo nike itu sudah terlepas dan tergeletak sembarang di sofa bundar di sana, punggungnya ia sandarkan dengan mata memicing ke satu titik belum teralih sedari tadi, seperti nyaman menatap ke arah sana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alfie Leo Zarren, cowok dengan rambut hitam gelap dan iris mata serupa menatap tajam ke titik yang sama, tampak tak tertarik dengan wanita yang tiada henti berusaha merayu di sebelahnya. Wanita dengan dress super pendek itu bahkan sudah mulai membelai lengannya yang terbuka karena kaos pendek hitam yang di kenakan cowok itu.
Wanita itu menatap terpesona terhadap cowok di hadapannya, lengannya begitu kuat otot jelas terasa nyata. Belum lagi wajah dengan pahatan sempurna, rahang yang tegas, hidung yang mancung jelas sekali pasti dia darah campuran.
Tangan wanita malam itu perlahan naik mulai masuk ke lengan pendek baju Leo.
"Don't touch me bitch!!" desis nya rendah dan serak justru membuat tangan wanita itu tanpa sadar meremas lengan berotot itu takjub.
"Fuck!" umpat Leo keras yang langsung menghempas lengan wanita malam itu. Hentakan tangannya yang keras berhasil membuat wanita itu terhempas jatuh ke lantai, bahkan kepalanya terhantam meja yang penuh dengan berbagai botol alkohol.
"Akhh" teriak perempuan itu merasa sakit.
Di meja dengan sofa panjang melingkar itu, keluar tawa dari seseorang yang duduk tak jauh dari Leo yang kembali menatap ke titik fokus nya tadi.
"Leo, lo terlalu kasar, kasihan jalang di club ini. Nanti dia nggak bisa servis kliennya" ucap pria dengan darah asli Indonesia itu tertawa kencang yang tertutup tipis oleh musik. Ezra Bramantio, pria berambut hitam yang memegang gelas alkohol dan memeluk wanita berambut pendek di sampingnya.
"Zra, yang ke bentur kepalanya bukan bagian itu nya, jadi aman" tawa disambung oleh Nick Remington setelah ucapan kotornya. Pria dengan wajah bule berambut pirang itu bahkan terkekeh saja, saat wanita dengan rok mini itu jatuh di dekatnya tak berniat menolong sama sekali.
Hingga seorang cowok dengan senyum ramah dan rambut cokelat agak panjang itu mendekat dan mengulurkan tangan pada wanita itu.
Dennis Weston, pria dengan senyum manis yang bisa dengan mudah meluluhkan hati wanita, "Lo ngak apa-apa? ada yang sakit?"
Ezra yang mencium gemas wanita berambut pendek yang berada di sebelahnya berdecak mendengarnya, "Anjiiir harus lo ngerayu cewek bar Den, standar lo makin menurun" cibirnya yang kemudian sudah memangku wanita itu dan kembali berciuman panas.
Dennis tak menjawab tapi masih sibuk berbicara dengan wanita yang menjadi korban Leo tadi.
Nick yang sedari tadi tak tertarik dengan wanita bar di sana, memperhatikan Leo yang tiba-tiba berubah kasar dan seperti akan membunuh orang, bahkan sedari tadi hanya melihat ke sofa yang jauh dari mereka.
