Club Alice masih ramai seperti biasanya, musik dj masih mengalun keras menghentakkan tubuh yang bergoyang di lantai dansa. Tak seperti biasanya hanya berempat, kini semua anak Aiglon memenuhi tempat ini, dalam rangka perayaan kemenangan balapan kemarin malam.
Jadi bill hari ini akan di tanggung dengan hadiah balapan itu. Semua orang berbahagia dengan gelas vodka, wiski, wine, brandy di tangan dan tangan lain memeluk wanita bar yang bertubuh molek dengan pakaian tipis.
Lantai dansa penuh sesak dengan irama musik, tapi ke empat cowok itu cukup puas dengan duduk di sofa vip yang tak akan di ganggu orang lain.
Leo menyalakan rokok di tangannya yang bersandar ke sofa, sedangkan Ruby menempel manja di sebelahnya, memainkan trik polos merasa aneh dengan tempatnya berada.
Memegang ujung t-shirt Leo yang berwarna hitam, “Sayang aku mau pulang, aku nggak biasa di tempat kayak gini” desahnya dengan wajah mengerut.
Leo melirik singkat pada pacarnya itu, “Kan gue udah janji mau ngajarin banyak hal ke elo”
Ruby bisa merasakan tegang di badannya, “A-ajarian apa?” tanyanya gugup merasakan firasat buruk tiap kali Leo menatap nya dengan tatapan tajam sulit di baca itu. Entah kenapa beberapa hari ini Ruby merasa ada yang berbeda dari pacarnya ini.
Tangan Leo dengan pelan mengambil gelas vodka yang ada di meja dan memberikannya pada Ruby.
“Minum!” perintahnya.
Ke tiga cowok yang lain langsung tau apa yang akan terjadi sekarang. Mereka penasaran akan seberapa jauh Leo membalas dendam pada Ruby.
Ruby mengerjap, dia tau minuman ini. Tapi ia masih dalam tahap akting, jadi dia menahan wajahnya tetap polos.
“I-ini apa?” tanya nya menatap polos gelas itu.
Ezra yang berada di sebelah Leo yang tak lupa dengan memeluk wanita itu menyunggingkan senyumnya melihat tingkah Ruby, “Itu ale-ale, rasa teh coba aja enak”
Ezra tersenyum miring, bagaimana rasanya di bodohi di depan mata. Ia tau Ruby mengenal minuman itu jadi dia sengaja menyindirnya dengan menyebut itu minuman gelas yang semua orang pasti tau.
Ruby mengerut, jelas sekali ucapan Ezra bohong, “Kok nggak mirip ale-ale Zra”
Ezra kembali berucap, “Ya ini versi mahalnya. Lo cobain aja”
Ruby terdiam melihat gelas yang sudah di tangannya itu, ya tidak ada salahnya meminum ini. Toh ini juga bukan pertama kali untuknya, dan dia juga termasuk suka minum alkohol. Paling dia hanya akan mabuk dan berakhir pingsan, tak ada efek buruk. Jadi dia segera menyingkirkan keengganannya untuk minum.
Dengan langkah seolah ragu, akhirnya Ruby meminum vodka itu, kadar alkohol vodka tergolong tinggi sebanyak 40%. Wajahnya mengernyit setelah meminum itu.
Leo menaikkan sudut bibirnya, “Good, habisin Ruby” ucapnya pelan mendorong kembali gelas itu ke mulutnya.
Dan ya minuman itu habis tak bersisa. Tak butuh waktu lama, Ruby langsung bergerak gelisah, napasnya terasa hangat, badannya terasa gatal butuh belaian.
Lengannya yang melingkar pada lengan Leo memberikan perasaan terbakar di tubuhnya, tapi candu. Ruby makin mendekatkan badannya, makin menempelkan badannya pada Leo. Ia bergerak seakan tak nyaman dengan napas makin tak teratur.
Leo masih diam di posisinya, tak menjauh dan tak mendekat juga, “Ada apa sayang? Kenapa lo jadi gelisah, hm?” tanya Leo yang dengan sengaja mengelus pipi merah Ruby makin membuat panas bergejolak di badan cewek itu.
Ruby menjilat bibirnya merasa kering, “A-aku nggak tau, badan aku panas, nggak nyaman tapi kalo di sentuh kamu rasanya enak” ucapnya lirih yang makin tak sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dipaksa Ketua Aiglon
Genç Kurgu"Pilih! Lo putusin cowok Lo atau dia harus nginap di rumah sakit nanggung penolakan Lo" "A-apa" "Gue lagi berminat buat matahin tulang cowok lo. Nggak mau itu terjadi? putusin cowok Lo dan sekarang Lo jadi pacar gue" Chaesa menatap ngeri pada setiap...