Menjadikan Chaesa Umpan

51.4K 3.1K 701
                                    

Sepanjang hari ini buruk untuk Chaesa, bahkan pelajaran sama sekali tak tersimpan di kepalanya. Biasanya kepalanya cukup cerdas untuk memilah hal-hal penting untuk di ingat. Namun anehnya setiap ia mencoba memaksa diri untuk fokus, lagi-lagi wajah dingin datar Leo lah yang terus muncul di hadapannya.

"Haah" Chaesa menghela napas. Jika sebelum ia mengenal Leo, ia tak akan tau seberapa besar daya pikat cowok itu. Tapi kini ia tau dengan jelas, bahwa melupakan wajah yang sialnya tampan itu sangat sulit.

Kenapa kepalanya tak mau bekerja sama sih? seharusnya ia mengingat materi di papan tulis itu, bukannya mengingat hal tak berguna macam Leo.

Chaesa mencoret kasar lembaran putih bukunya, menggores asal disana. Tangan nya bergerak senada dengan runyamnya pikirannya.

Padahal Leo termasuk cowok yang bukan tipenya sama sekali. Semua sifat buruk cowok itu perlahan muncul yang makin membuatnya yakin untuk menjauh. Tapi sekeras apapun tekad itu, anehnya memori kepalanya terus saja berisi hal tentangnya.

Apa ia gila sekarang? Gila karena terus memikirkan cowok yang bahkan tak peduli padanya? Yang bahkan mendorongnya untuk terus di permalukan oleh Ruby? Ia tak bisa memahami sama sekali pikirannya saat ini.

Chaesa mendesah saat itu juga. Ia lupa ternyata ada satu hal yang di luar kontrol manusia.

Saat guru dengan kaca mata tebal berwarna hitam itu pergi meninggalkan kelas, Kaia langsung menyenggol lengan Chaesa. "Lagi ngelamunin apa lo?"

Chaesa menoleh singkat dan kemudian menggeleng.

Anya yang ternyata sedari tadi juga ikut memperhatikan. "Chae, kenapa lo diam aja waktu di permaluin sama Ruby? Kenapa nggak lo lawan?" tanya nya serius yang membuat Chaesa terdiam singkat.

Kemudian ia tersenyum seperti biasa. "Dia bener, jaket Leo di gue. Seharusnya gue nggak nerima itu jaket dari awal" lirihnya yang membuat Anya mengerut dalam.

"Seharusnya gue nggak pernah berhubungan sama Leo dari awal" lirihnya lagi yang hanya bisa ia dengar sendiri.

Seberapa jauh temannya ini terikat dengan Leo?

Bel pulang akhirnya berbunyi nyaring setelah Chaesa menulis semua materi yang di rasa nya penting di buku catatannya.

Memasukkannya ke dalam tas, mereka berempat siap untuk meninggalkan kelas itu.

Walaupun harus berkorban almetnya yang basah kuyup oleh jus mangga Ruby, hal itu terasa worth it bagi Chaesa. Ia melirik ke arah Zella, memang mungkin di setiap musibah selalu ada hikmahnya, buktinya berkat kejadian buruk itu ia bisa berbaikan lagi dengan Zella.

Perasaan nya bahkan sedikit lega, setidaknya masalah hidupnya berkurang satu dan hanya menyisahkan masalah dengan Leo saja. Ia cukup bisa bersyukur untuk itu.

Baru saja nama cowok itu muncul di pikirannya, tapi matanya langsung di suguhkan fitur 3D nya.

Leo dan seperti biasa bersama teman-temannya berdiri di parkiran, cowok itu tak lagi memakai hoodie abu miliknya tadi. Mereka berdiri di dekat motor yang terparkir rapi disana. Chaesa tertegun sejenak dan kemudian tangannya mengerat pada sisi hoodie abu yang ia kenakan.

Ia tiba-tiba teringat dengan aroma hoodie ini yang sama percis dengan aroma tubuh Leo. Kenapa ia bisa yakin? Tentu saja karena ia pernah terjatuh di atas badan cowok ini, dan bukan satu dua kali untuknya berada dekat dengan Leo. Mungkin bisa di katakan jika ia sudah hapal dengan aromanya.

Tapi mengingat sifat dinginnya, tak mungkin cowok yang bahkan hanya menonton itu memberikan hoodie ini. Chaesa yakin ia tak punya belas kasihan sedikit saja. Tapi kenapa aroma Leo menempel di hoodie ini?

Dipaksa Ketua Aiglon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang