Perkara Ganti

50.1K 2.3K 20
                                    

Seharian ini Chaesa tak fokus belajar sama sekali, ia berulang kali melirik pada Zella yang duduk tepat di sebelah kursinya. Formasi duduk di kelas ini hanya satu orang permeja, dan Chaesa duduk di kolom kedua setelah jendela di samping Zella duduk dan di sebelah kanannya ada Anya dan tepat di belakang Zella ada Kaia.

Baik Zella dan Kaia sama-sama menyukai duduk di sebelah jendela, berbeda dengan Anya yang lebih memilih di tengah agar tak silau katanya.

Sedari tadi Chaesa melirik, Zella tetap fokus ke bukunya. Sama sekali tak menanggapinya, dengan itu Chaesa yakin Zella pasti sedang marah dengannya.

Kembali fokus pada buku fisika di depannya, ia kembali teringat kejadian di lapangan basket tadi. Ia kalah, dan Leo sama sekali tak ingin memberitaukannya soal tipu menipu itu.

Tapi ia kepikiran dengan perkataan terakhir Leo.

Leo mengambil hoodienya yang jatuh di tepi lapangan, tak berniat memakainya ia berbalik menatap Chaesa yang saat ini tengah duduk di tangga paling akhir dekat lapangan basket, sambil meminum botol soda pemberiannya tadi

Merasakan lirikan mata tajam, Chaesa menyudahi minumnya

Memicingkan mata, ia langsung mengklarifikasi, "Lo yang narik gue ya, kalo nggak, gue nggak mungkin jatoh di atas lo" ucapnya

Leo menaikkan alisnya mendapat kan klarifikasi dari adegan yang sudah terjadi beberapa menit lalu, "Ah...gue tau, gue wangi karena itu lo hampir tidur di atas gue kan" nadanya pelan tapi menggoda

Chaesa langsung memerah merasakan malu mendalam. Benar saja ia hampir ketiduran tapi tak mungkin ia mengakui

"Gue nggak suka ya wangi cendana kayak gitu" bantah nya

Leo malah mengangguk-angguk kan kepalanya berjalan mendekat, "Oh jadi lo menikmati banget wangi gue sampai hapal aroma badan gue?"

Chaesa langsung memalingkan wajah merutuki ucapannya

Mengetahui tak ada jalan lain, ia segera mengambil cardigan miliknya, "Au ah serah" ucapnya ingin melangkah pergi dari sana. Lagi pula ia kalah tak ada yang perlu di tunggu lagi

Greb

Ujung jari Leo mengelus pelan melingkari pergelangan tangan kecil nya. Merasakan tangan yang di pegangnya begitu rapuh, Leo langsung melonggarkan cengkraman jarinya

Sedangkan Chaesa kaget merasakan tangan hangat melingkupi kulitnya, hingga ia diam tak bicara

"Kapan pun lo mau tanding lagi"

Leo menjeda kembali ucapannya, menatap mata hazel yang berkilat penasaran dan kemudian melepas tangan itu

"Gue bisa" dan Leo pergi dari sana tak menunggu respon dari Chaesa.

Chaesa menggores kertas putih yang kosong itu, kalau di pikirkan lagi maksud Leo itu pasti jika Chaesa ingin mengetahui perihal siapa yang menipunya, ia bisa mencari Leo dan mengajak nya bertanding bola basket lagi kan? dan aturannya masih sama jika Chaesa berhasil mencetak angka, Leo akan memberitaukan jawabannya.

Chaesa yakin itu maksud orang tersebut.

Tapi masalahnya ia memang tak memiliki skill di bidang itu, belajar pun tak mungkin ia yang pemula bisa melewati Leo kan, yang memang ahli di bidang itu?

Lagi pula ia sepertinya melupakan niat awalnya untuk menjauhi Leo, pasti karena rasa penasaran ini.

Ah, Chaesa menghela napas panjang.

Dan seharian ini ia lewati dengan Zella yang terus menghindari dirinya. Tak nyaman, tapi ya ini konsekuensinya.

Hingga jam pulang pun datang membuat bahagia.

Dipaksa Ketua Aiglon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang