Membujuk Agar Tak Putus

59.5K 2.8K 19
                                    

Sesuai perkataannya kemarin, Atlas berada di depan gerbang Purnell High School. Ia menghiraukan jika datang ke kandang Aiglon, padahal gosip jebakan balapan semalam masih beredar. Bahkan Bayu juga mewanti-wanti mereka agar menghindar dulu dari jarak pandang Aiglon. Tapi Atlas justru memilih berdiri di depan mulut kandangnya.

Ia tak sempat memikirkan semua hal buruk itu, bagaimana ia jika bertemu dengan anak Aiglon? Yang ia pikirkan hanya Chaesa saat ini, ia tak bisa tenang mengingat kata putus itu. Seolah perasaan takut terus mendekam di dadanya, dan rasa kehilangan mulai muncul perlahan.

Ia perlu meluruskan semua hal ini secepatnya, ia tak bisa menunggu lagi. Semalam saja sudah cukup untuk membuatnya tak tidur.

Tepat ketika itu, ia melihat wajah pacarnya muncul dari balik gerbang tinggi dengan warna biru gelap dan tulisan Purnell berwarna emas.

Chaesa terlihat keluar sendirian dari gerbang dan langsung mengambil langkah menuju halte.

"Chaesa⁓" sekali panggil, mata mereka langsung bertemu.

Chaesa langsung kaget mendapati Atlas berada di seberang jalan.

Apa yang ia lakukan di sini?
Bagaimana jika Leo dan anak Aiglon lain melihatnya?

Wajah Chaesa berubah panik dan langsung merubah langkahnya, ia segera berjalan menuju Atlas.

Atlas pun tak sabar dan langsung melangkah ingin menyebrang, tapi Chaesa menghentikan itu dengan berteriak padanya, "Tunggu di situ"

Mungkin Chaesa khawatir jika anak Aiglon melihat Atlas?

Chaesa masih dengan wajah syok meneliti tangan Atlas yang di perban, lalu beralih ke kaki laki-laki itu. Ia memakai celana panjang, jadi Chaesa tak tau apa yang di sembunyikan jeans hitam itu.

"Kenapa kamu bisa luka-luka gini?" tanya Chaesa jelas sekali khawatir.

Atlas tersenyum mendapat perhatian itu, "Aku jatoh semalam, tiba-tiba aja rem motor aku macet"

Ah, Atlas berbohong.

Kenapa semakin lama Chaesa merasa jika Atlas semakin sering berbohong padanya?

Kenapa tiba-tiba ia merasa tidak mengenal sosok ini? dan kenapa ia merasa seolah jauh dari Atlas?

Kenapa Atlas tak berterus terang padanya? kenapa menyembunyikan semuanya sendiri? Apa dia tak cukup bisa membantu masalahnya?

Chaesa tiba-tiba merasakan jarak yang tiba-tiba hadir diantara mereka.

"Sayang..."

Panggilan itu membuyarkan lamunan Chaesa, ia mengerjap singkat.

Atlas langsung memegang tangan cewek yang diam di depannya saat ini, "Kamu nggak serius kan minta putus dari aku?"

"Kamu cuma iseng aja kan sayang?"

Ah, Chaesa kembali ingat soal permasalahan hidup mereka. Mulutnya jadi sulit bicara, ingin sekali Chaesa mengatakan ia hanya terpaksa, ia sama sekali tak ingin putus. Tapi seketika perkataan Leo muncul di kepalanya. Ia tak se egois itu sampai harus mempertaruhkan keselamatan Atlas.

Chaesa langsung menarik tangannya dengan pelan, ia menunduk tak berani menatap mata coklat Atlas, ia takut ia menjadi ragu pada pilihannya, "Maaf, tapi aku serius. Aku mau kita putus Atlas"

"Kenapa kamu tiba-tiba mau putus? Aku ada salah? Kamu bilang salah aku dimana?" tanya tak sabaran Atlas mendesak Chaesa.

Chaesa menggeleng, "Kamu nggak salah"

"Terus kenapa minta putus? Kamu jangan becanda gini Chae. Kamu nggak tau gimana pusing nya aku waktu kamu chat minta putus? Kalau kamu marah sama aku, cukup diemin aku jangan minta putus gini" nada Atlas jelas sekali frustasi.

Tapi Chaesa tak bisa meredakan frustasi itu, ia tak ingin memperpanjang proses putus mereka dan berakhir memberikan peluang pada Leo untuk menyakiti Atlas.

"Aku nggak marah sama kamu, aku cuma mau hubungan kita selesai di sini. mungkin kita nggak cocok..."

"Aku nggak mau putus Chae, berapa kalipun kamu minta putus, aku nggak mau" tanpa sadar Atlas mencengkram kuat lengan Chaesa karena emosi nya terpancing. Pikirannya sangat kalut saat ini, dan dia sudah mempertaruhkan diri masuk kandang serigala, hanya untuk bertemu Chaesa, tapi pacarnya ini masih tetap kekeh ingin putus.

Apa Chaesa tidak memikirkan dirinya? Apa hubungan mereka tak sepenting itu bagi Chaesa? Sehingga dengan mudahnya meminta putus tanpa alasan yang jelas.

Atlas sama sekali tak bisa menerima alasan tak cocok itu. Menurutnya, Chaesa sudah sangat sempurna untuknya.

Rasa paniknya karena hubungan mereka yang tak bisa diperbaiki membuat Atlas menjadi marah.

Ingin membujuk sekali lagi, suara seseorang mendahului.

"Lepasin tangan lo!"

Chaesa kaget mendengar suara ini, dan refleks menoleh.
Orang yang sangat tak ingin ia lihat, Leo dan teman-temannya sudah berada dekat dengan mereka.

Dipaksa Ketua Aiglon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang