Di jalanan yang tak lebar dan tak terlalu sepi itu, masih ada beberapa kendaraan lewat yang memilih tak peduli, tak ada yang berhenti satu pun. Mereka semua hanya melirik singkat lalu mengabaikan kedua remaja yang tampak bersitegang itu.
Bayu jatuh terjengkang ke belakang dengan bibir pecah mengalirkan darah ke dagunya. Ingin mengumpat, bibirnya terasa sakit tapi tentu ia tak bisa diam saja ketika dihajar tanpa alasan begini.
Bayu kembali berdiri dengan tangan mengusap dagu, mendesis sakit di setiap gerakan bibirnya. "Apa maksud lo ngelakuin ini? punya masalah apa lo sama gue?" tanya Bayu langsung.
Karena pada dasarnya mereka memang tak punya masalah personal kecuali masalah geng yang terus muncul tiada henti. Tapi masalah geng itu hanya akan di sebabkan karena balapan atau pertandingan lain.
Dan ia merasa tak punya masalah dengan Ketua Aiglon ini sampai harus mendapatkan pukulan dengan benda keras itu.
Leo menyeringai merasa tak perlu menjelaskan dan dengan gerakan singkat, dia langsung merengsek maju tepat di depan wajah Bayu. Yang membuat Bayu terdiam kaget karena pergerakan cepat itu. Setaunya memang Leo jago berkelahi, tapi ia tak menyangka gerakan badan cowok ini cepat dan ringan. Ia telat menyadari hingga pukulan telak ia dapatkan di perutnya.
Tergeser 3 langkah ke belakang, Bayu segera memasang pertahanan dengan mengepalkan tangan ke depan wajahnya siap menyerang. Tapi sayang Leo tak lagi ada di hadapannya, tapi sudah bergerak ke samping cowok itu. Leo menendang lutut Bayu dari arah samping. Hingga suara krek terdengar di sendinya.
"Akhh" pekiknya merasakan retakan di tulangnya.
Tak selesai, Leo memutar badannya melayangkan kaki kanan dari belakang hingga memukul telak di punggung Bayu. Lagi-lagi Bayu tersungkur ke depan tanpa bisa bertahan, ia merasakan nyeri di sendi lututnya sehingga tak bisa bertahan.
Seakan tak memberikan jeda untuk Bayu, Leo bergerak mengangkat tinggi kakinya untuk menginjak keras punggung Bayu lagi, tapi sepertinya Bayu mulai paham dan mulai siap, ia segera berguling ke samping menghindari hantaman kaki itu.
Bak
Kaki Leo menghantam aspal.
Melihat itu, Bayu segera bangkit meraih kaki Leo mengambil kesempatan untuk menyerang, mengunci kaki itu agar tak bergerak. Bayu berniat menjatuhkan Leo dengan mendorong badan cowok itu.
Brak
Mereka terjatuh dengan Leo di bawah, dan Bayu berhasil mengunci kaki Leo, kedua tangannya mengunci sendinya untuk di putar keras.
"Lo kira bisa dengan mudah ngalahin gue?" desis Bayu yang merasa menang dan mulai memutar sendi kaki Leo.
Tapi justru kekehan yang ia dapatkan, "Lo mau ngalahin gue? Kalo gitu lo butuh izin gue dulu" ucapnya sebelum menarik kuat rambut Bayu hingga ia punya peluang untuk mengaitkan tangannya di leher Bayu.
Mencengkram kuat urat leher Bayu, hanya butuh beberapa detik sampai wajah Bayu berubah merah. Napasnya tersenggal mulai kehabisan napas, "Le-lepashh....uhuk"
Mendengar itu Leo justru dengan kuat mengunci leher Bayu, membuat tangan Bayu langsung memukul-mukul tangannya itu.
Leo tertawa miring melihat itu, "Gue nggak suka lihat wajah songong lo itu. Kedepannya jangan berani lo nunjukin wajah kayak gini ke gue lagi" desisnya di samping wajah Bayu yang sudah merah dengan mata mulai memutih.
Entah lah Bayu mendengarkan atau tidak yang pasti ia tak bisa bernapas saat ini. Dan di detik napasnya mulai pendek, Leo melepaskan tangannya dan mendorong tubuh itu menjauh darinya.
"Hah..huk uhuk...ah" napas Bayu tersenggal tak teratur dengan tangan memegang lehernya yang terasa sakit. Matanya memerah dengan air yang mulai mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dipaksa Ketua Aiglon
Teen Fiction"Pilih! Lo putusin cowok Lo atau dia harus nginap di rumah sakit nanggung penolakan Lo" "A-apa" "Gue lagi berminat buat matahin tulang cowok lo. Nggak mau itu terjadi? putusin cowok Lo dan sekarang Lo jadi pacar gue" Chaesa menatap ngeri pada setiap...