Cuma pegang

59.9K 2.3K 33
                                    

Chaesa kembali masuk ke dalam kelasnya setelah tergesa-gesa pergi keluar, hal itu mengundang tanya dari Kaia. Ketiga teman Chaesa itu masih berada di bangku masing-masing sibuk dengan berbagai ciki-ciki yang tampak sudah berserakan. Termasuk Zella yang masih juga bersikap dingin.

Chaesa melangkah seolah kesal entah pada apa, “Kenapa lo? wajah kusut gitu nggak usah di umbar buk” ucap Kaia menyodorkan sebatang cokelat yang sangat mampu mengembalikan mood.

Melirik cokelat itu sejenak, Chaesa hanya menggeleng singkat.

“Perasaan lo bawa jaket kemana-mana Chae tapi nggak dipake, buat apa?” tanya Anya yang sepertinya memperhatikan.

Kaia yang berada dekat dengan Chaesa mengambil jaket itu dan membolak balik seakan merasakan sesuatu, “Jaket baru Chae? Sejak kapan lo suka warna item begini? Lah ini kok ada merk Aiglon nya?”

Chaesa menelungkupkan wajahnya di lipatan tangannya. Moodnya tampak sangat tak bagus, “Nggak punya gue, punya Leo” lirihnya seakan lupa jika yang diajak bicara saat ini adalah ember bocor.

Dan 2 detik berikutnya, “Ini jaket Leo” teriak kaget Kaia memenuhi seisi kelas.

Shit, Chaesa langsung bangun dari tidurnya yang mengundang mata semua orang, termasuk Zella.

“Iya, Leo sepupu gue” kilah Chaesa langsung menarik Kaia untuk duduk. Besar harapan Chaesa agar pekikan Kaia ini tak berujung dengan acara kantin seperti terakhir kali. Apalagi sampai harus berurusan dengan Ruby tipe bermuka dua. Bisa habis semua energinya.

“Lo bisa ganti hobi selain teriak-teriak nggak sih Kai? Lelah gue sama teriakan lo itu yang berujung cek cok ama Ruby” tekan Chaesa. Demi mendengar itu Kaia sangat ingin berteriak lagi sebelum mulutnya di sumpal tangan oleh Chaesa

“Berani lo teriak lagi, gue lempar lo dari jendela!” ancamnya. Mengingat mereka berada di lantai 2, Chaesa langsung menyipitkan matanya dan mengangkat tangan membentuk peace perdamaian.

Anya langsung mendekat, “Jadi ini jaket Leo pacarnya Ruby?” tanyanya.

Chaesa menghela napasnya, “Ini jaket punya sepupu gue bukan Leo pacar Ruby” tekannya berbohong lagi, karena sangat yakin telinga tajam siswa di kelasnya ini masih berfungsi. Ia tak akan memberikan celah untuk sedikit saja rasa gosip beredar.

Anya menyipit, “Jadi sepupu lo anggota Aiglon, Chae?” tanyanya .

Chaesa hampir saja mengumpat, “Hm” jawabnya singkat terpaksa berbohong lagi dan lagi. Chaesa sangat tak suka perasaan harus berbohong begini, jadilah ia mengganti topik pembicaraan mereka.

**

Entah bagaimana bisa jaket Aiglon milik Leo kini tengah berada di tangan Kaia, sepertinya merk Aiglon tak berarti apa-apa di mata Kaia, buktinya ia dengan santai memakainya tanpa takut di sorot. Semua jaket anak Aiglon memang terlihat mirip tapi ada sedikit pembeda untuk ketua yang hanya bisa di sadari para anggota saja.

Dengan dalih takut matahari, Kaia memakai jaket tersebut untuk menutupi kepalanya terutama wajah ketika harus melewati area lapangan menuju gedung perpustakaan.

Berjalan seorang diri, dengan membawa beberapa buku untuk di kembalikan, cewek itu dengan santai meletakkan jaket Aiglon itu di meja dekat pintu ketika harus masuk ke perpus.

“Mbak, kaia cantik mau ngembaliin buku nih” ucapnya ceria sekali yang di balas senyum oleh petugas perpustakaan.

Hanya butuh beberapa menit hingga proses pengembalian selesai sebelum akhirnya Kaia menyadari jaket Chaesa tak lagi ada di meja itu.

“Wah anjiir pergi kemana tuh jaket? Pergi nggak bilang-bilang lagi” gerutunya menatap kesana sini mencari keberadaan jaket temannya itu.

Sambil mencari, mulutnya tak henti bicara, “Masa di perpus pun ada maling? Mana nyurinya jaket lagi nggak elit banget. Nyuri tu uang kek, perhiasan gitu kan kalo di jual mahal” cerocosnya.

Dipaksa Ketua Aiglon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang