Menggigit Leo

57.8K 2.6K 14
                                    

Pagi itu tak seindah biasanya, meski sinar mentari hangat menyinari, angin sejuk dengan sopan berhembus ke sana kemari dan jalanan yang bahkan tak macet sama sekali. Hal itu tak juga membuat senyum muncul di wajah yang punya lesung pipit itu.

Zella tampak muram dengan segala kondisi indah di pagi ini.

Melangkah memasuki gerbang Purnel High School, otaknya sekali lagi di paksa untuk berpikir keras karena akan berhadapan dengan Chaesa salah satu teman baiknya. Permasalahan mereka sebenarnya sederhana tapi entah karena emosi masa lalu yang tiba-tiba kembali, Zella tanpa sadar berucap kasar pada temannya itu.

Belum genap menemukan cara untuk menghadapi Chaesa, seseorang sudah menghalangi jalannya.

"Gue mau bicara sama lo" Dennis tepat berada di hadapan Zella meminta waktu untuk menyelesaikan permasalahan di antara mereka.

Tapi Zella justru memasang wajah enggan untuk membahas hal itu kembali, "Gue nggak mau bicara sama lo" tolaknya yang langsung bergeser akan melewati Dennis begitu saja.

Koridor itu tak sepi sama sekali karena waktu memang masih sangat pagi, di jam sibuk semua orang berdatangan. Pemandangan Dennis dan Zella tentu menarik perhatian bibir untuk bergosip ria.

Tapi Dennis bahkan tak peduli, satu-satunya objek perhatiannya hanya pada Zella, "Mau sampai kapan lo berpegang pada pikiran kalo gue suka sama temen lo?"

Perkataan itu sukses membuat Zella berhenti, Dennis tau sifat Zella dan dirinya hampir sama suka berterus terang langsung pada poin utama. Tak suka sama sekali berbasa basi tak penting.

Zella berbalik menatap pada Dennis, "Kalau pikiran gue berubah, terus apa?"

Dennis langsung terdiam di tempatnya, matanya menatap lurus pada Zella yang tampak memasang raut datar.

"Mau nya lo sebenarnya apa?" tantang Zella yang makin membuat Dennis kelu untuk menjawab.

Sebenarnya apa yang dia mau? Dennis menunduk seakan mencoba berpikir.

Jelas dia mau Zella tidak berpikiran buruk tentangnya, hubungan mereka memang berakhir tapi Dennis sama sekali tak berharap mantannya itu membencinya. Apalagi hubungan mereka yang sudah seperti tak saling mengenal saja.

Dennis sadar ia bukannya ingin hubungan mereka kembali seperti dulu karena jelas itu tak mungkin. Zella sudah memiliki pacar. Dan dia tak sebrengsek itu sampai ingin merusak hubungan orang lain. Cukup satu yang dia inginkan, Zella tak membencinya. Dan mereka bisa dengan damai saling sapa.

Akhirnya mendapat jawaban, Dennis langsung membuka mulutnya untuk berbicara. Belum sempat bicara, Dennis kembali diam karena tak lagi mendapati Zella ada di hadapannya. Mantannya itu sudah pergi mungkin ke kelasnya.

"Haaahh" terpaksa Dennis harus mencari waktu yang lain untuk bisa bicara dengan Zella.

**

Ruby berjalan gelisah di sepanjang masuk ke Purnell, tujuannya hanya satu saat ini mencari keberadaan Leo. Ia tak bisa tak memastikan kekhawatirannya saat ini. Ia akan bertanya sejelas-jelasnya perihal kecuekan Leo beberapa hari ini.

Dan jika keperawanannya salah satu masalahnya, Ruby sudah bersiap dengan skrip yang ia rencakan. Ia tak akan membiarkan Leo menjauh dari nya.

Mendapatkan Leo saja sudah sangat sulit, Leo sudah sangat sempurna bagi Ruby di luar ia berandal atau tidak, Ruby bisa menerima itu semua. Apalagi mengetahui jika Leo sangat kaya raya, Ruby tak akan bisa melepaskan laki-laki yang bisa memberikan hidup yang nyaman untuknya.

Tapi sayang seakan waktu tak berpihak, bel masuk sudah berbunyi nyaring, seperti imagenya anak baik ia tak bisa tak mengikuti pembelajaran apalagi bolos. Terpaksa Ruby menelan keinginannya untuk segera menemui Leo. Dan berbalik menuju kelasnya.

Dipaksa Ketua Aiglon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang