Rencana Ruby & Chaesa

53.4K 2.9K 365
                                    

Suara desahan memenuhi kamar mewah dengan perabotan yang berkilau di seberang ranjang. Gorden berwarna gold tipis itu terbuka membiarkan langit malam menonton gulatan panas itu.

Pakaian berserakan di lantai depan pintu, seolah menunjukkan seberapa tergesanya pasangan itu. Jas abu dengan dasi serupa serta dress berwarna merah pendek berserakan di lantai. Suasana panas menggebu di udara bersaman dengan lenguhan sang wanita kala gerakan menghujam dirinya makin kuat terasa.

Selimut putih tebal itu bahkan sudah terjatuh di lantai, sprei yang tadinya putih bersih menjadi lecek dan basah di sekitar tubuh mereka.

Pria dengan umur yang tak muda lagi itu mendesah nikmat dengan mencengkram kuat pinggang Ruby, agar bisa menyentuh titik terjauh tubuh muda itu. Pria itu mendesah dengan senyum miring kala menikmati pemandangan tubuh polos Ruby yang terus bergeliat merasakan nikmat.

"Umur mu saja yang masih belasan tapi lihat tubuhmu sangat berisi dan sexy sayang" ucapnya menjilat bibirnya. Ruby yang mendengar itu tak menjawab, ia sibuk menikmati kegiatan sex mereka yang cukup menggairahkan untuknya.

Pria itu menunduk, dan mulai memainkan bagian dada Ruby, "Ruby, lebih baik kamu menjadi simpanan om. Akan om berikan semua yang kamu mau, ya?" bujuknya yang tak rela jika harus berpisah dengan tubuh muda berkulit halus itu. Ini produk yang sulit di cari, ia merasa harus menyimpan untuk dirinya sendiri.

Mendengar itu gairah Ruby langsung menurun, sumpah serapah sudah memenuhi kepalanya minta di keluarkan. 'Orang tua tak tau diri, jika bukan karena lo kaya, mana mungkin gue mau jadi pemuas nafsu lo, brengsek. Bahkan Leo jauh lebih ahli dari pada lo di ranjang, sial' umpatnya dalam hati.

Tapi Ruby malah tersenyum manis menatap wajah yang sudah mulai akan keriput itu, "Oh, honey aku suka kebebasan, kenapa kamu tidak terus membookingku pada Tante Bella? Dengan begitu kita akan terus melakukan ini" ucapnya sensual yang langsung saja membungkam bibir pria itu dengan lumatannya. Ia tak ingin mendengar pria ini merengek yang malah membuat gairahnya hilang.

Entah sudah berapa lama tubuhnya di pakai oleh pria itu semalam, yang pasti sekarang ia terduduk dengan memegang pinggangnya yang terasa ngilu. Mata Ruby menatap ke arah depan, ke arah gorden yang terbuka itu.

Ini sudah pagi, dan jam sudah tepat di angka 8. Pemandangan langit biru cerah dengan sedikit awan menghiasi matanya.

Pemandangan indah di luar sangat berbeda dengan runyamnya kamar ini, terutama ranjang bekas adegan panas mereka yang terlihat menjijikan. Ia merengut merasa iri, ini sudah kesekian kali ia melakukan pekerjaan ini di akhir pekan, hanya untuk bertahan hidup.

Ruby bertanya-tanya kapan ia bisa keluar dari kamar menjijikkan ini?

Ia pernah mempunyai harapan bisa keluar setelah tidur dengan Leo. Tidak, sebenarnya sejak bertemu sedari awal dengan Leo, Ruby sudah punya harapan itu.

Ia tau jika cowok itu bukan berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Karena itu ia sangat berusaha agar bisa dekat dengan Leo. Tapi sayangnya cowok itu tak pernah mau menyentuhnya, bahkan mengajak Ruby ke markas Aiglon saja belum pernah. Leo seakan memberikan benteng pembatas tinggi antara dunia cowok itu dengannya.

Dan ketika malam itu, malam Leo akhirnya bersedia tidur dengannya. Ruby tak bisa menahan kebahagiaan yang membanjiri dadanya. Segala impian dan khayalan masa depan tiada henti muncul di pikirannya. Ia sangat berharap keajaiban datang, sehingga benih Leo tertinggal dirahimnya. Ia yakin dengan itu Leo akan bertanggung jawab dengan menikahinya dan membawanya keluar dari kamar menjijikkan ini. Meninggalkan dunia hina yang dibuat tantenya ini.

Tapi tentu saja, keajaiban hanya terjadi pada orang yang beruntung dan Ruby sadar sedari lahir ia tak pernah beruntung barang sekali. Ia tak hamil dan tantenya kemudian memaksanya lagi untuk masuk ke kamar menjijikkan ini. Dan detik itu juga harapannya menikah dengan Leo musnah begitu saja.

Dipaksa Ketua Aiglon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang