15. Warung Bakso

882 54 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim...

Halo assalamualaikum semuanyaaaa!

Apa kabar?

Jangan lupa vote yaaa, love u❤️❤️

Jangan lupa vote yaaa, love u❤️❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading ❤️

Besoknya, setelah Ashar aku mengajak Sunday makan bakso. Karena aku yang mengajak, jadi aku akan menjemputnya. Seperti sekarang, aku sudah berada di pekarangan rumah Sunday.

Belum sempat aku ingin mengetuk pintunya, Sunday keluar dan segera menghampiriku. "Sya, gue aja yang bonceng, yaa? Jujurly, gue takut banget di bonceng sama Lo!" Ujarnya yang membuatku tertawa.

"Ya udah, iya." Aku segera turun dari motorku. "Gih, boncengin." Lanjutku yang membuat Sunday tersenyum dan naik di depan motor, setelah aku naik di belakang, kamipun segera menuju warung bakso.

"Lo mau cerita apaan, sih, Sya?" Tanya Sunday saat kami berhenti di salah satu lampu merah.

Aku sedikit mendekatkan diri kearahnya agar Sunday dapat mendengar jawabanku. "Ceritanya nanti aja, sambil makan bakso." Ujarku yang di angguki oleh Sunday.

Usai menempuh jarak yang tidak jauh-jauh sekali, aku dan Sunday akhirnya sampai di warung bakso langganan kami. Baksonya enak dengan harga yang wajar. Sehingga membuat kami tidak curiga.

Kami duduk di salah satu bangku panjang setelah memasan. "Jadi gimana, Sya?" Sunday langsung menyodorkan aku pertanyaan saat kami baru menempelkan badan pada kursi.

Aku mengambil nafasku sejenak. "Kemarin, pas pulang jalan sama Lo, ternyata Kak Kahfi datang ke rumah gue." Kataku.

"Hah? Buat apaan? Bukannya kita jarang banget interaksi sama dia? Apa cuma mau ngobrol sama ayah Lo doang? Terus kenapa Lo cerita kalau cuma itu doang, kan—"

"Beliau datang melamar." Aku lantas memotong ucapan Sunday dan memberikannya penjelasan, tadi kukira dengan kalimat seperti itu saja, dia sudah paham.

"HAH?!" Sunday memekik cukup keras. "Jangan bercanda!" Lanjutnya dengan nada yang sudah di turunkan.

"Enggak, demi Allah, Sun!" Balasku yang membuat Sunday menatap ke arahku dengan dalam.

"Berarti bentar lagi, Lo ... Nikah?" Tanya Sunday padaku.

"Enggak, kemarin gue nolak, sih." Jawabku yang justru membuat Sunday membulatkan matanya.

"Astaghfirullah, Sya!" Sunday justru beristighfar. "Kenapa di tolak?! Spek Kak Kahfi loh, yang Lo tolak! Aish!" Sahabatku tersebut tampak sangat kesal, terlihat dari wajahnya yang sudah memerah.

"Ya, karena gue belum siap nikah, Sunday." Kataku.

"Iya, tapi .... Ya Allah!" Sunday terlihat sekali frustasi. Kesal denganku yang menolak lamaran Kak Kahfi.

Ashar (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang