Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamualaikum halo semuanya!!!
Apa kabar?
Semoga baik-baik saja!
Sebelum kalian baca ending cerita ini, aku mau ngucapin banyak-banyak terima kasih buat kalian yang sudah setia membaca ceritaku dari awal sampai ending, terima kasih banyak ❤️🥹
Btw, sudah akhir tahun nih. Semoga di tahun 2024, kita bisa jauh lebih baik yaa, Aamiin 🤲🏻
Tandai kalau ada yg typo yaaa!
Happy Reading ❤️
Karena sakit hati, aku langsung saja memblokir kontak dari salah satu tetanggaku yang memang tidak begitu kukenal sekali. Setelahnya, aku mengadukan hal itu kepada Ashar dengan mata yang berkaca-kaca.
Dan Ashar, suamiku lagi-lagi dengan sabarnya menenangkan diriku.
“Udah orang kayak gitu mah sibuk mikirin hidup orang aja tanpa mikirin hidupnya kayak gimana, enggak usah diambil hati. Kamu udah bener kok ngeblok dia. Udah enggak apa-apa.” ujar Ashar menenangkanku sembari mengusap air mataku yang sudah mengetes.
“Iya, dia jahat banget.” paparku dengan bibir yang melengkung ke bawah.
Ashar kemudian tetap fokus mengusap-usap punggungku lalu berucap lembut. “Sabar ya, Luv, nanti ada waktunya, kok, kita bisa punya anak. Udah, ya, cup, cup, cup.” Ungkapnya, lagi-lagi menenangkanku.
Aku menganggukkan kepalaku. “Iya.” Balasku pelan. “Aku mau es krim,” lanjutku kemudian, yang tiba-tiba menginginkan es krim di malam hari begini.
Ashar mengangguk. “Oke, sebentar ya, aku ambil di bawah dulu.” Ujarnya lalu bergegas menuju dapur. Karena memang, kami sudah menyimpan stok es krim di kulkas. Hal itu wajar saja, karena aku dan Ashar memang begitu menyukai es krim.
Tak lama setelahnya, Ashar kembali datang dan membawakan dua buah krim rasa coklat yang memang menjadi favoritku dan es krim rasa strawberry yang menjadi favorit suamiku.
Aku mengambil dengan antusias es krim yang diberikan oleh Ashar padaku. Baru saja aku ingin memakan es krim rasa coklat tersebut, mataku justru melirik ke arah es krim strawberry yang sedang dimakan oleh Ashar.
“Moonluv, Aku tiba-tiba pengen es krim itu, deh, yang punya kamu.” Kataku pada Ashar yang sontak menghentikan kegiatannya memakan es krim. Ia menetapku kemudian terlihat menghela nafas, setelahnya suamiku itu tersenyum seraya bertanya.
“Jadi mau tukaran?” tanyanya padaku. Langsung saja aku menganggukkan kepalaku. Sesudah itu, aku pun menukar es krim coklatku dengan es krim strawberry milik Ashar yang memang sebagian sudah dimakan oleh suamiku.
“Ternyata rasa strawberry lebih enak.” Terangku setelah mencicipi es krim milik Ashar yang kini menjadi milikku.
“Jelas! Makanya aku suka banget.” Timpal Ashar dengan antusias yang membuatku tertawa.
“Nah, kalau senyum gini, kan, tambah cantik.” Puji Ashar kemudian mencubit gemas pipiku, membuatku kembali tertawa bersamanya.
**
“Happy anniversary istriku!”
Aku yang baru bangun sedikit bingung sebab Ashar yang tiba-tiba sudah berada tepat di depan wajahku kemudian memberikanku begitu banyak kecupan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ashar (End)
Teen FictionCinta Isya pada Ashar sepertinya bertepuk sebelah tangan. Meskipun begitu, Isya tetap saja menyukai Ashar. Sebab, Ashar adalah tipe lelaki idamannya. Lantas, apakah cinta Isya akan terbalaskan atau justru sebaliknya? *** Religi-romantis #9 in agama...