Assalamualaikum halo semuanya!
Apa kabar?
Gimana hari Seninnya?
Semoga kalian selalu bahagia.
Maaf bgt belum bisa up tiap hari kayak dulu, doakan semoga bisa kayak dulu lagi yaa!
Btw, tandai kalau ada yg typo, okee?
Happy Reading ❤️
Malam harinya, aku yang sedang gabut memilih untuk melihat-lihat Story wa teman-temanku. Keningku berkerut melihat sw Ashar. Segera aku memencetnya dan menonton video tersebut.
"Loh, tumben up jedag-jedug si doi?" Gumamku kemudian tanpa bisa di cegah membalas Storynya dengan kata 'tumben'.
Sedetik kemudian aku tersadar, gegas aku menggeser layar ponselku untuk menuju ke room chat ku dengan Ashar. "Allahu Akbar! Udah kebaca lagi!" Gumamku sembari menggigit bibir bawahku.
'Apanya?' Pesan tanya tersebut merupakan balasan Ashar untuk pesanku sebelumnya.
'Eh, enggak.' Aku kembali mengirimkan pesan dengan sedikit panik. Kali ini, Ashar hanya menanggapi pesanku dengan emoticon jempol.
Aku menghela napasku. Bisikan-bisikan setan kembali terdengar, mereka meminta diriku untuk kembali mencari topik agar chatinganku dengan Ashar berlanjut.
Aku memejamkan mataku, menahan diri agar tidak tergoda dengan bisikan tersebut. Selama ini aku sudah berhasil untuk tidak terlalu berlebihan dalam mencintai Ashar. Jangan sampai kali ini aku kembali kalah akan godaan setan itu.
Menghela napas sejenak, aku memilih berhenti bermain ponsel dulu agar tidak tergoda dengan bisikan setan. Lantas aku menatap langit-langit kamarku.
Mengenang masa lalu yang sudah ku jalani. Jika mengenang seperti ini, aku benar-benar merasa jadi orang paling keren karena bisa melewati segala cobaan yang menghampiri.
Mulai dari aku yang di tinggal oleh ibu, kemudian mendapatkan ibu baru, belajar agama sampai ingin menangis, dilanjutkan dengan diriku yang takut punya adik, dan kisah cintaku serta kisah yang masih ku ingat secara samar-samar.
Lagi, aku menghela napas, niat agar terhindar dari godaan setan, kali ini aku justru terjebak dengan ingatan masa lalu. Demi menjernihkan pikiranku, aku lantas menuju meja belajarku, mengambil jurnal dan mulai mengisinya.
Bagian favoritku dari jurnal adalah mewarnai kolom-kolom yang ada di sana. Satu hari satu kolom. Tergantung dengan bagaimana instruksi yang ada di sana.
Setelah selesai, aku kembali ke kasur dan bermain ponsel, kali ini aku membuka Instagram, tidak mau WhatsApp karena terlalu takut untuk khilaf.
"Ya Allah!" Aku lantas menyebut nama Allah kala di Instagram pun, Ashar membuat Story. Agar tidak tergoda dengan setan, aku memilih untuk melihatnya saja tanpa membalas. Aku terlalu penasaran untuk tidak melihat Storynya, hehehe.
***
Hari yang ku tunggu-tunggu akhirnya tiba, hari wisudaku. Hari dimana aku sudah mendapatkan gelar yang selama ini ku idam-idamkan; S.Pd.
Setelah melewati berbagai acara formal, kini semuanya selesai. Para sarjana baru lantas berfoto ria, tentunya aku salah satu dari mereka.
Ayah sebagai wali yang hari di acara wisudaku sudah pulang duluan setelah semua acara selesai, beliau membiarkanku untuk berfoto bersama dengan teman-temanku terlebih dahulu sebelum mengajak beberapa dari mereka untuk makan-makan di rumahku sebagai acara syukuran atas kelulusanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ashar (End)
Teen FictionCinta Isya pada Ashar sepertinya bertepuk sebelah tangan. Meskipun begitu, Isya tetap saja menyukai Ashar. Sebab, Ashar adalah tipe lelaki idamannya. Lantas, apakah cinta Isya akan terbalaskan atau justru sebaliknya? *** Religi-romantis #9 in agama...