Cinta Isya pada Ashar sepertinya bertepuk sebelah tangan. Meskipun begitu, Isya tetap saja menyukai Ashar. Sebab, Ashar adalah tipe lelaki idamannya.
Lantas, apakah cinta Isya akan terbalaskan atau justru sebaliknya?
***
Religi-romantis
#9 in agama...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini bungsunya nct bikin akun Ig🙏🏻
Jangan lupa tandai kalau ada yg typo!
Happy Reading ❤️
Aku menatap ke arah buku yang baru saja kutulisi menggunakan pulpen. Menulis di buku ini adalah hal yang paling kusuka.
Jika orang-orang memiliki buku diary, maka aku memiliki buku 'karakter' di mana isi buku tersebut adalah sikap dan sifat orang-orang di sekitarku. Kadang kala aku juga menulis hal yang di sukai maupun tidak disukai oleh mereka yang kuanggap penting dalam hidupku.
Barusan, aku menulis—lebih ke menambahkan—hal baru pada karakter Ashar. 'Ashar takut kucing, tapi suka sama kucing.' merupakan kalimat baru yang kini tercatat di bukuku.
Selain menulis karakter dan hal-hal kecil, ada beberapa orang juga yang kutulis biodatanya. Ayahku, bundaku, ibuku, kedua adikku, almarhum nenek-kakekku, Sunday, dan terakhir ada Ashar, mereka adalah orang-orang yang berhasil membuatku merasa bahwa mereka penting.
Catatan paling panjang setelah Ayah dan bundaku, adalah catatan milik Ashar. Aku menulis mulai dari nama lengkapnya beserta artinya.
Muhammad Ashar Aymaan, yang berarti ummat nabi Muhammad yang terlahir saat Ashar, anugerah Allah yang pemberani.
Namanya sangat cantik, aku menyukainya. Semua tentang Ashar kayaknya aku suka. Kan aku bucin, hehehe.
Selain nama, aku juga menuliskan tanggal lahir, ciri-cirinya, hal-hal yang disukai dan tidak disukainya, hal baru yang diketahui tentangnya, hobinya, dan ciri khas senyuman yang selalu membuatku menyukainya. Gummy smile milik Ashar, aku benar-benar menyukai itu.
Bukan hanya yang baik-baik saja yang kutulis tentang Ashar di sini. Namun, beberapa karakter negatifnya, seperti cuek, dingin, nyebelin dan lain-lain.
Tujuanku menuliskan hal-hal seperti ini sebenarnya hanya agar aku tidak melupakan sesuatu yang menurutku penting untuk diingat.
Selain itu, nanti jika sudah lulus, aku dan Ashar saling bertukar CV ta'aruf, lalu menikah. Paling tidak aku sudah mengetahui poin-poin besar dari karakter Ashar.
Aku benar-benar tidak sabar menunggu kelulusan kuliah nanti, padahal aku kuliah saja belum. Lulus SMA saja baru tahun depan. Namun pikiranku sudah ingin lulus kuliah saja. Sungguh cinta membuat semuanya berubah.
Aku senyum-senyum sendiri saat mengingat bagaimana saat pertama kali aku menyelipkan nama Ashar di doaku. Meminta pada Allah agar Muhammad Ashar Aymaan saja yang menjadi jodohku, dan Isya Afsana Salehah saja yang menjadi jodohnya Ashar.
