10. Nasehat

812 60 11
                                    

Bismillahirrahmanirrahim....

Halo assalamualaikum!

Apa kabar?

Sesuai janji, aku up lagi hari ini, hehehee❤️🔥

Meme malam ini

This, ahhahaha!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

This, ahhahaha!

Tandai kalau ada yg typo yaaa 🙏🏻

Happy Reading ❤️


Hari ini aku sakit. Seperti karena semalam terlalu overthinking dengan Ashar. Badanku rasa lelah semua, hidungku tersumbat. Untungnya aku tidak batuk.

Bundaku harus sampai tidak membuka warung karena merawatku yang sakit. Lomba tarik tambang yang kuikuti hari ini membuatku mengundurkan diri akibat sakit.

"Tumben kamu panas gini, nak?" Tanya bunda padaku.

"Mungkin karena dosaku banyak, Nda. Makanya Allah kasih sakit biar dosa aku gugur." Jawabku dengan suara serak.

Bundaku menghela napasnya, membelai rambutku dengan sayang. "Kamu sakit bukan karena rindu ibu kamu, kan? Atau siapa tau ibu kamu rindu sama kakak." Ucapan bunda itu membuatku menatap tidak suka pada beliau.

Pembahasan paling kuhindari, kenapa justru bundaku memulai percakapan itu?

"Enggak, aku enggak kangen kok." Kataku, kemudian menatap langit-langit kamarku.

Pikiranku seketika melintas pada kejadian saat umurku 10 tahun, kala ibuku pergi dari rumah sembari membawa koper, bersama laki-laki lain. Tahun dimana perceraian ayah dan ibuku terjadi.

Aku tidak tau bagaimana pastinya, umur 10 tahun kejadian buruk itu terjadi. Aku belum paham apa yang terjadi saat itu.

Yang paling kuingat, kala aku ingin ikut ibu, ayah melarang, lalu ibupun tidak mau membawaku pergi bersamanya. Ibu memilih pergi sendiri saja, membawa kopernya menuju mobil seorang laki-laki.

Aku yang masih kecil merengek melihat ibuku pergi, aku ingin ikut. Namun, saat ayahku mengatakan. "Isya ikut ayah aja, ya? Ibu kan udah ada temannya yang jemput tadi, kalau Isya ikut ibu, ayah sama siapa?" Tidak tau mengapa tangisanku semakin deras saat menatap wajah ayahku yang bersedih.

Mengatakan kata teman padaku membuatku masih menganggap ibu baik. Namun, setelah satu bulan ibuku tidak kunjung pulang, aku bertanya pada Ayahku tentang keberadaan beliau.

Dan ayahku kembali mengucapkan bahwa ibuku masih bersama temannya. Aku masih polos, percaya begitu saja. Aku di rawat oleh nenekku, sampai akhirnya setahun berlalu, ibuku tidak pernah mengunjungiku.

Ashar (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang