Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamualaikum! Halo semuanya!
Apa kabar, nih?
Semoga baik, yaa...
Btw guys, kalian jangan putus doakan Palestina, ya🥺❤️🇵🇸
Happy Reading
"
Sya, mau sholat tahajjud jama'ah enggak?" Aku menerjap pelan kala mendengar bisikan lembut tersebut, belum lagi usapan pelan pada ubun-ubunku, suaranya menenangkan sekali, membangunkan ku untuk sholat dengan lembut.
Mataku perlahan terbuka dan sontak mendapati Ashar yang berada tepat di depanku. Suamiku tersenyum sembari terus-terusan mengusap puncak kepalaku. Aku semakin jatuh cinta.
"Mau sholat tahajjud jama'ah?" Ashar kembali mengulang pertanyaannya. Aku mengangguk sebagai jawaban meski mataku rasanya ingin kembali tertutup.
"Kalau memang masih ngantuk tidur aja dulu, Sya. Nanti aku bangunkan sebelum Ashar." Kata Ashar dengan lembut. Suamiku tersebut masih setia mengusap puncak kepalaku dengan sesekali memijitnya.
Karena perkataannya itu, aku memaksa membuka kedua kelopak mataku, perlahan aku bangun dan duduk di kasur. Berkedip-kedip beberapa kali sebelum akhirnya menatap ke arah Ashar. "Ayo sholat tahajjud." Kataku yang membuat Ashar mengangguk.
Kami kemudian berjalan menuju kamar mandi mengambil air wudhu, setelah itu bergegas melaksanakan sholat tahajjud berjamaah. Dan berdoa meminta dan berharap banyak hal pada Allah sekaligus mengucapkan banyak-banyak syukur atas nikmat-Nya.
Wish listku yang ingin melaksanakan sholat tahajjud jama'ah dengan suami kini sudah terpenuhi.
Alhamdulillah... Allah Maha Baik.
***
"Mau aku bantuin?" Ashar yang tadinya di luar bersama ayahku tiba-tiba datang dan menawarkan bantuan. Untungnya aku tidak kaget karena kedatangannya.
"Boleh." Jawabku sembari sedikit menggeserkan posisi dudukku. Saat ini aku sedang membereskan pakaian yang hendak kubawa ke rumah kami nanti.
Namun sebelumnya, aku dan suamiku akan menginap satu hari dulu di rumah Umi. Iya, sekarang beliau sudah menjadi ibu mertuaku. Rasanya benar-benar tidak bisa kujabarkan lagi, seperti mimpi, tetapi ini kenyataan.
Doaku selama ini benar-benar terkabulkan, entah sudah ke berapa kalinya aku mengatakan tidak menyangka dengan hal ini. Karena memang se plot twist itu.
"Kamu cutinya berapa hari, Sya?" Ashar bertanya di tengah-tengah pekerjaan kami.
"Aku ambil satu Minggu, ini udah jalan tiga hari." Aku memberikan jawaban.
Terlihat, Ashar menganggukkan kepalanya paham. "Rumah Umikan Deket, ya, koper kamu di taruh di sini aja, besok kalau udah mau pindahan ke rumah, baru kita ambil. Gimana?" Kata Ashar memberikan saran.
"Oke." Balasku kemudian menunggu Ashar menutup resleting koperku. Kami sudah selesai dengan kegiatan beres-beres barang.
"Jadi ini kita langsung ke rumah Umi?" kali ini aku bertanya pada Ashar yang baru selesai dengan pekerjaannya.
"Iya. Ayo." Ajaknya seraya menggenggam tanganku, mengajakku berjalan keluar kamar dengan bergandengan tangan.
Tentunya, sebelum menuju rumah mertuaku yang letaknya di depan rumah keluargaku, kami berpamitan terlebih dahulu barulah setelah menuju rumah Umi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ashar (End)
Teen FictionCinta Isya pada Ashar sepertinya bertepuk sebelah tangan. Meskipun begitu, Isya tetap saja menyukai Ashar. Sebab, Ashar adalah tipe lelaki idamannya. Lantas, apakah cinta Isya akan terbalaskan atau justru sebaliknya? *** Religi-romantis #9 in agama...