26. First

1.1K 66 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum halo semuanya!

Apa kabar?

Hehehe, baru ingat kalau skrg udah lewat Ashar, maaf😁😁😁

Happy Reading ❤️

Aku menatap canggung ke arah Ashar yang baru pulang dari masjid sehabis sholat ashar. Saat ini kami ada di kamar berduaan. Iya, berduaan!

Kecanggunganku kian bertambah saat Ashar ikut duduk di sampingku. Kebetulan saat ini aku tengah duduk di sofa kamarku. Ashar terlihat menyodorkan tangannya padaku, lantas ku raih dan menyalaminya.

Setelahnya kami berdiam diri. Canggung kali woi!

"Eum, aku mau tanya." Aku memilih membuka obrolan daripada hanya duduk berduaan—dempet pula—tanpa mengobrol sama sekali.

"Iya?" Balas Ashar.

"Tadi malam, kamu buat sw gitu, buat aku?" Tanyaku.

Ashar terlihat menganggukkan kepalanya seraya tersenyum. "Iya," jawabannya yang membuatku ikut tersenyum juga.

"Canggung banget, ya?" Ucap Ashar kemudian menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa, aku menolehkan kepalaku ke belakang guna melihatnya.

"Iya." Kataku setuju.

"Gimana caranya biar enggak canggung, Sya? Kamu keliatan gampang bangun topik pembicaraan." Ujar Ashar yang membuatku terdiam memikirkan topik pembicaraan.

Tau banget aku, kalau suamiku ini tipe orang yang sulit cari topik.

"Oh iya!" Aku sontak ikut menyandarkan punggungku ke sofa, hal tersebut justru membuat jarak wajahku dan Ashar sangat dekat. Aku menerjap kala Ashar tersenyum lembut.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Itu, kamu lamar aku karena memang suka? Atau gimana?" Aku akhirnya memilih bertanya walaupun harus berkontak mata dengannya langsung. Jantungku berdegup kencang, tetapi tidak sekencang kala pertama kami berkontak mata dengan lama. Mungkin mulai paham bahwa di depanku ini adalah suamiku.

"Cinta."

"Hah?!" Aku reflek bangun dari sandaranku dan menatap Ashar dengan eskpresi terkejut. "Kamu cinta sama aku?" Aku bertanya demi memperjelas.

Ashar ikut bangkit dari sandarannya. "Iya, Isya."

Aku yang mendengarnya membulatkan mataku. Kaget banget.

"Kamu gimana?" Tanya Ashar dengan wajahnya yang tampak merah, apalagi di bagian telinganya.

Aku tersenyum. "Cinta juga." Balasku malu-malu.

Kulihat, Ashar tampak tersenyum karena mendengar jawabanku. Rona merah di telinganya pun kian terlihat jelas.

"Kamu suka aku dari kapan?" Tanya Ashar padaku.

"Eum, Kalau enggak salah kelas sepuluh akhir kalau bukan kelas 11 awal." Jawabku jujur pada Ashar.

"Kalau aku, suka kamu dari kelas sebelas, pokoknya awal mula kita duduk sebangku itu loh. Tapi kalau aku yakin aku jatuh cinta sama kamu, itu kelas 12." Terangnya seraya mengingat-ingat. Gemes.

"Oh iya, Shar. Kalau aku tanya-tanya boleh enggak? Biar kita makin kenal gitu." Aku meminta izin.

Namun yang ku lihat justru Ashar memajukan bibirnya, iya, doi cemberut gemes gitu! "Aku lumayan takut ditanya-tanya sama kamu gara-gara waktu aku ngelamar itu." Akunya yang membuatku tertawa gemas.

Ashar (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang