Bismillahirrahmanirrahim...
Halo assalamualaikum semuanya, apa kabar?
Maaf baru sempat update, gigi bungsuku lagi tumbuh, dan sakit. Doakan supaya gigiku tumbuh dengan sempurna dan tidak sakit lagi yaaaa.
Enggak ada meme lagi🙏🏻🙏🏻
Happy Reading ❤️
Aku merasakan semuanya berjalan dengan tiba-tiba. Tiba-tiba ujian akhir, tiba-tiba selesai ujian, tiba-tiba lulus SMA, tiba-tiba menjadi Maba, dan sekarang tiba-tiba sudah semester 5.
"Capeknyaaa." Ujarku mengeluh setelah berhasil menyelesaikan tugas kuliahku. Aku kemudian merebahkan diriku ke atas kasur, memandangi langit-langit kamarku.
"Udah semester 5, enggak kerasa nanti tiba-tiba wisuda." Paparku sambil tersenyum senang.
"Setelah lulus, langsung ngasih CV ta'aruf ke Ashar." Aku menerjap kala mulutku mengeluarkan kalimat itu.
Aku menghembuskan nafasku. "Fokus kuliah dulu, Sya!" Kataku kemudian menggelengkan kepalaku.
"Heran, deh. Kok bisa-bisanya sampe sekarang gue masih suka sama Ashar, ya? Tapi kalau di pikir-pikir juga ... Ashar kan memang tipe gue banget." Monologku kemudian tersenyum tipis.
Pikiranku kemudian kembali berkeliaran di masa awal aku menyukai Ashar. Untungnya, dering dari ponselku membuatku tersadar dan kembali ke dunia nyata.
Pesan tersebut dari Sunday, sahabatku tersebut mengajakku untuk membeli seblak. Semenjak kuliah kami memang jarang keluar bareng akibat jadwal kami yang selalu bertabrakan.
Aku mengambil jurusan guru paud, sementara itu Sunday mengambil jurusan hukum. Akupun segera membalas pesan dari Sunday, menyetujui ajakannya tersebut.
Setelahnya aku segera bersiap-siap, memakai gamis berwarna abu-abu dengan hijab segi empat hitam, tidak lupa memakai kacamataku yang sangat wajib di bawa kemana-mana.
Aku lantas izin terlebih dahulu pada bunda dan Ayahku. Setelah mendapat izin, aku segera keluar rumah menunggu jemputan dari Sunday. Sebenarnya aku sudah bisa membawa motor, sih, tapi aku lebih suka di bonceng.
Tak lama, Sunday datang. Aku pun segera naik ke motornya. Selama perjalanan menuju penjual seblak, kami beberapa kali berbincang, meski kata hah terus terulang dari mulut kami berdua.
"Lo mau yang lengkap?" Tanya Sunday padaku, aku menganggukkan kepalaku sebagai jawaban, setelah itu sahabatku tersebut segera memesan. Selanjutnya kami memilih tempat duduk yang agak di pojokan.
"Gimana, entar pas tamat Lo beneran mau ngajak Ashar ta'aruf?" Sunday memberikan pertanyaan padaku.
Aku mengangguk pelan. "Iya." Jawabku.
Sunday ikut menganggukkan kepalanya. "Menurut lo, kalau gue juga ngajakin Tangkai ta'aruf, gimana?" Sahabatku tersebut bertanya, aku cukup terkejut mendengarnya.
"Ya bagus, dong? Kan biar pun sebenarnya Lo udah saling kenal, apa salahnya untuk kenalan lebih lanjut?" Balasku.
"Iya juga, ya." Sunday kembali mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Atau enggak, Lo minta bokap Lo buat lamarin si Tangkai aja." Ujarku memberikan masukan.
Sunday menatap ke arahku sembari tersenyum penuh arti. "Boleh juga!" Timpalnya menyetujui.
"Nanti pas ta'aruf sama Ashar, niatnya mau minta tolong bokap Lo, supaya beliau jadi perantara." Ucapku lagi.
"Iya. Nanti gue sampein sama bokap." Jawab Sunday.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ashar (End)
Fiksi RemajaCinta Isya pada Ashar sepertinya bertepuk sebelah tangan. Meskipun begitu, Isya tetap saja menyukai Ashar. Sebab, Ashar adalah tipe lelaki idamannya. Lantas, apakah cinta Isya akan terbalaskan atau justru sebaliknya? *** Religi-romantis #9 in agama...