32. Cemburu

1.1K 55 0
                                        

Bismillahirrahmanirrahim...

Assalamualaikum! Halo semuanya!!

Apa kabar, nih?

Gimana liburannya? 💭☁️🌷🤍✉️🍧

Hari ini insya Allah bakalan update 3 kali, soalnya pernah libur update 😁

So, tandai kalau ada yg typo yaa!

Happy Reading ❤️

“Aku bete deh sama adek tiriku itu!” Kataku saat ibuku dan Prita baru saja pulang. Jangan tanya bagaimana kondisi wajahku, tentunya sudah cemberut sekali.

“Ya Allah, Luv, enggak baik begitu.” Ucap Ashar seraya tertawa kecil dan mengusap-usap puncak kepalaku yang kini sudah tidak terlapisi oleh jilbab lagi.

“Tapi aku beneran bete, Moonluv! Masa dia dari tadi natap kamu gitu banget, nyebelin!” balasku dengan wajah yang semakin cemberut.

“Orangnya kan punya mata, Luv,” balas Ashar yang semakin membuatku kesal. Segera aku menatapnya tajam.

“Kamu seneng, ya, di tatap gitu sama dia?!” timpalku dengan nada kesal.

Ashar justru semakin tertawa, kini suamiku itu membawaku ke pelukannya. “Enggak, aku senengnya tuh liat kamu cemburu, luv, bukan seneng ditatap begitu sama adik kamu.” Ujarnya.

“Aku enggak cemburu!” elakku dengan sedikit memajukan bibirku.

“Iya, enggak cemburu, Cuma cemburu banget.” Balas Ashar seraya tertawa renyah. Tangannya juga aktif sekali mengusap-usap kepalaku sembari mengecupnya sesekali.

Niatku yang ingin kesal padanya, justru kini luluh dan beralih memeluk suamiku yang manis sekali. “Kamu mah!” ujarku dengan nada di imut-imut kan. Biarlah, toh sama suami sendiri.

“Istighfar dulu, Luv, kamu tadi udah berprasangka buruk, ayo bertaubat.” Ungkap Ashar ditengah-tengah pelukan kami. Mendengar itu, lantas aku tersadar dan segera memohon ampun atas prasangka burukku.

“Pinter.” Puji Ashar. Mau eskrim?” tawar suamiku, kemudian setelah aku beristighfar dan mengontrol diri untuk tidak cemburu lagi.

“Mau!” kataku dengan lantang, yang kembali membuat Ashar tertawa kecil melihat tingkahku.

Segera kami berdua berjalan menuju kulkas untuk mengambil es krim yang sempat kami beli waktu itu. Lalu setelannya aku dan Ashar kembali berbincang seraya makan es krim di dapur.

“Tadi gimana kuliahnya, Moonluv?” tanyaku pada Ashar.

“Alhamdulillah baik-baik aja, Cuma sempet bete tadi, istriku masa enggak balas chatku lama banget.” Balas Ashar yang membuatku kegiatan makan es krimku berhenti. Setelahnya, aku dan Ashar saling tatap kemudian tertawa kecil.

“Bukannya istrimu itu akhirnya balas dan ngomong kalau dia sibuk, ya?” timpalku.

“Iya, sih. Cuma ya... bete aja di cuekin.” Kata Ashar.

“Waduh, kata istrimu, dia minta maaf.” Balasku.

“Ya udah, bilangin ke istriku itu, aku udah maafin.” Jawab Ashar yang membuatku dan dirinya kembali tertawa karena percakapan barusan.

“Oh iya, tadi kamu gimana ngajarnya, Luv? Lancar?” kini gantian Ashar yang memberikan pertanyaan kepadaku.

“Alhamdulillah lancar.” Aku menjawab pertanyaan Ashar dengan tersenyum manis.

Ashar (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang