Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamualaikum! Halo semuanya!
Apa kabar?
Selamat malam Ahad guyss🫶🏼🫶🏼
Happy Reading ❤️
Sehabis lepas dengan kegiatan subuhan kami, aku menuju dapur untuk membuat sarapan. Hari ini, aku sudah kembali mengajar dan kebetulan sekali, Ashar memiliki jadwal kuliah.
“Nanti aku yang cuci piring.” Ucap Ashar yang tiba-tiba datang kala makanan sudah tertata rapi di meja makan.
“Aku aja, kamu udah rapi gitu.” Balasku kemudian ikut duduk di meja makan.
“Aku nyucinya pas pulang kampus, luv. Kayaknya nanti aku pulang sebelum makan siang. Insya Allah bisa jemput kamu juga.” Timpal suamiku yang akhirnya kubalas dengan anggukan kepala. Baru setelah itu kami memulai sarapan kami sembari sesekali mengobrolkan hal kecil.
Selesai sarapan, aku segera berlalu ke kamar untuk bersiap-siap, membiarkan Ashar melakukan tugasnya untuk membersihkan meja makan.
Tidak lama setelah itu, aku pun di antar oleh Ashar menuju sekolah tempatku mengajar. “Nanti kalau aku telat jemput, kamu nunggunya di rumah bunda atau Um aja ya.” Ungkap Ashar di tengah-tengah perjalanan kami.
“Aku jalan kaki gitu?” Timpalku dengan nada pura-pura merajuk.
Ashar melirik sedikit ke arahku. “Eum, kalau gitu kamu langsung telepon aku aja kalau udah selesai, kalau memang mau singgah ke rumah bunda atau Um, kita singgahnya sama-sama.” Kata Ashar pada akhirnya.
Aku tersenyum mendengar itu. Lucu sekali melihat wajahnya yang panik barusan. “Siap. Tapi kalau memang kamu belum bisa jemput jujur, ya? Aku enggak apa-apa kok jalan, dekat kok jaraknya.”
Ashar tersenyum mendengar ucapanku. Duh, senyumnya manis banget! Jadi ingat pas crushin doi.
“Yah, udah sampai.” Aku yang baru saja ingin mencium tangan Ashar sebagai tanpa berpamitan berhenti mendengar Ashar menggerutu begitu.
“Kenapa loh, Moonluv?” tanyaku bingung.
“Nanti pasti kangen.” Balasnya yang membuatku tertawa. Lantas setelahnya aku mengambil tangan suamiku dan mengecupnya. Lanjut memberikan pula kecupan manis pada kedua pipinya. Biasa pengantin baru, lagi manis-manisnya!
“Kalau memang nanti kangen, chat aja, dan kalau memungkinkan kamu boleh telepon kok.” Kataku seraya mengelus rambut suamiku yang kini memasang wajah melasnya yang begitu menggemaskan.
“Peluk.” Pintanya usai aku mengucapkan kalimatku barusan.
Segera aku memberikan pelukan padanya. “Semangat kuliahnya, Moonluv!” ujarku setelah pelukan kami terlepas.
“Kamu juga semangat ngajarnya, Luv!” Katanya kemudian aku pun mulai turun dari mobil setelah drama singkat tadi. Menuju sekolah dan kembali mengajar anak-anakku yang menggemaskan!
**
“Kangen.” Satu kata tersebut menjadi pembuka obrolanku via chat dengan Ashar. Lucunya, pesan itu ternyata sudah dikirim sedari tadi, dan aku baru melihatnya kala waktu istirahat. Jangan sampai Ashar kini sedang ngambek!
Bukannya apa, seingatku, kata Umi waktu itu, Ashar ini sebenarnya tipe cowok yang ngambekan, dan itu diakui oleh dirinya sendiri juga ketika kamu akan menikah. Jangan lupakan dia anak bungsu yang tentunya memiliki sifat manja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ashar (End)
Teen FictionCinta Isya pada Ashar sepertinya bertepuk sebelah tangan. Meskipun begitu, Isya tetap saja menyukai Ashar. Sebab, Ashar adalah tipe lelaki idamannya. Lantas, apakah cinta Isya akan terbalaskan atau justru sebaliknya? *** Religi-romantis #9 in agama...