19. Tatapan

936 54 0
                                    

Assalamualaikum halo semuanya!

Apa kabar?

Gimana harinya kali ini?

Semoga bahagia selalu😍

Makasih banyak-banyak buat kalian yg masih setia nunggu Ashar Update! Love u 3000 pokoknya 💍🤍💐

Happy Reading ❤️


Aku meraih ponselku yang sedari tadi berdering akibat alarm. Setelah suaranya mati, mataku kembali terpejam. Lima menit kemudian, hpku kembali berbunyi yang membuatku segera bangun. Lagi, aku menghentikan alarmku.

Kali ini aku tidak tertidur lagi, aku bangun tepat pukul 3.35. Langkahku menuju kamar mandi setelah berdoa dan mengumpulkan nyawa.

Aku lantas mengambil air wudhu kemudian melaksanakan sholat tahajjud. Setelah 4 rakaat selesai, aku terdiam menatap sajadahku.

Tanganku kemudian mengadah, kembali mengulang doa-doaku yang hampir setiap hari kuulang. Dan ya, salah satu isi doaku adalah berjodoh dengan Ashar jika dia memang yang terbaik untukku.

Setelah selesai berdoa, aku berdzikir sejenak kemudian membaca Al-Qur'an, dan melanjutkan morning routine ku.

Karena ini hari Ahad dan kebetulan aku tidak memiliki jadwal kuliah, jadi saat pukul delapan pagi aku sudah berada di warung bundaku.

Seperti biasa, aku akan mengambil beberapa Chiki sebagai kudapan sembari menjaga warung. Hal yang membuatku betah jika di minta jaga warung, hehehe.

"Sya."

Aku yang sedang makan Chiki mendongakkan kepalaku saat sapaan familiar yang langsung membuat jantungku berdegup kencang.

Mataku dan matanya bertemu sejenak, sebelum akhirnya aku berdehem dan berdiri untuk melayani Ashar yang ku yakini ingin membeli sesuatu di warungku.

"Beli apa, Shar?" Tanyaku dengan nada setenang mungkin.

"Ini, Elina mau jajan katanya." Ujar Ashar yang membuatku melirik ke arah ponakan cowok tersebut.

Elina yang ku tatap memberikan senyuman lebar sampai memperlihatkan deretan giginya. "Ada susu kotak strawberry enggak, kak?" Tanya gadis yang berusia lima tahun itu tanpa cadel sama sekali.

"Ada, Elina mau berapa?" Balasku dengan ramah.

Bocil itu tidak menjawab, ia menolehkan kepalanya pada sang paman alias Ashar. "Lima kotak aja, Sya. Yang ukuran sedang." Paparnya yang membuatku menganggukkan kepalaku.

Lantas, aku segera mengambilkan lima kotak susu rasa strawberry di kulkas dan memberikannya pada Elina.

"Aku juga mau chiki yang tadi di makan sama kak Isya dong, Om." Pinta Elina pada Ashar setelah ia menerima susu strawberry yang kuberikan tadi.

"Eh? Ya udah, kasih itu juga dua, ya, Sya." Ucap Ashar kemudian kembali aku mengambilnya.

"Asyik! Makasih, Om!" Kemudian gadis kecil tersebut segera berlari ke rumahnya dengan hijabnya yang bergoyang-goyang. Sangat menggemaskan.

"Kembar mana, Sya?" Tanya Ashar yang membuat fokusku beralih padanya.

"Lagi di dalem." Jawabku.

"Oh gitu...." Ashar tampak mengangguk-angguk.

Aku hanya diam saja. Menunggu Ashar membayar jajanan keponakannya.

Ashar kemudian berdehem setelah beberapa detik berlalu dengan kesunyian yang tercipta. "Ini buat jajanan Elina tadi." Ashar meletakkan satu lembar uang lima puluh ribu di atas Chiki demi menghindari sentuhan antara ku dengan pembeli yang bukan mahromku.

Ashar (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang