34. Kos-kosan

754 40 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim....

Assalamualaikum! Halo semuanya!

Apa kabar?

Happy Reading ❤️

Di hari Ahad yang cerah ini, aku dan Ashar menggunakannya untuk bersenang-senang. Kami sudah menyusun rencana untuk hari ini dari semalam.

Sesuai susunan kegiatan yang kami buat, pagi hari setelah aku dan Ashar sarapan. Kami lantas berolahraga di ruang keluarga. Iya, pakai ruangan seadanya saja.

"Udah!" Ujarku di sela-sela kegiatanku yang melakukan sit up dengan Ashar yang membantu menegang kakiku.

"Satu kali lagi, luv, semangat!" Balas Ashar yang membuatku menarik nafas dengan rakus. Segera aku melakukan sit up sekali lagi kemudian selesai.

"Good job istriku!" Kata Ashar seraya mengusap puncak kepalaku yang sudah basah oleh keringat.

Setelah melakukan olahraga date di ruang keluarga, aku dan Ashar yang sudah selesai mandi kini bersiap-siap untuk berangkat mengecek perkembangan pembangunan kos-kosan kami.

"Aku bantu keringin." Ucap suamiku yang kini sudah mengambil alih hairdryer dan mulai mengeringkan rambutku.

"Terima kasih." Balasku dengan senyuman semanis mungkin. Ya iyalah, orang sekarang saja aku diperlakukan manis, ya kali tidak tersenyum manis.

**

"Isya! Mau ke mana?" aku sontak menoleh kala suara yang familier tersebut terdengar di telingaku.

Ibu? Batinku saat tebakanku tentang suara tersebut benar.

"Aku mau keluar sama Ashar Bu." Jawabku yang memang sedang menunggu Ashar yang tengah memanaskan mobil. Pintu gerbang memang sudah di buka sebab kami ingin keluar rumah.

"Wah, keluar ke mana?" tanya ibuku lagi.

"Eh ibu?" Ashar justru kini menyapa ibuku sebelum aku menjawab pertanyaan beliau tadi. Ashar yang di dalam mobil kemudian turun menyalami ibuku.

"Iya, Ashar. Kalian mau keluar ke mana, ya?" ibuku mengulang pertanyaannya barusan.

"Kebetulan saya sama Isya mau cek pekerjaan, Bu." Ashar menjawab pertanyaan ibuku.

"Oh, ibu ikut, ya! Masa ibu pulang lagi, kan ibu udah capek-capek ke sini mau kunjungi kalian. Kalau kalian pergi, sia-sia dong ibu? Biar kita ngobrol di perjalanan aja. Ibu bakal diem aja kok kalau kalian bahas pekerjaan, walaupun ibu ada banyak pengalaman pekerjaan tapi ibu enggak akan ikut campur kayak mertua-mertua galak itu kok." Papar ibuku panjang lebar.

Aku dan Ashar kemudian saling pandang. Kami berdua tentunya tidak enak menolak permintaan ibuku yang ingin ikut. Akhirnya, kami mengizinkan ibuku untuk ikut bersama mengecek perkembangan pembangunan kos-kosan kami.

"Kamu belum hamil ya, Sya?" Ibuku membuka pertanyaan setelah mobil kami mulai berangkat.

Aku yang duduk di bagian depan menemani Ashar lantas menoleh untuk melirik ibuku karena pertanyaannya itu. "Belum, Bu. Lagian Aku dan Ashar juga baru banget nikah." Jawabku.

"Iya, sih. Tapi jangan sampai kamu ikut gen ayah kamu deh, Sya. Ikut gen ibu aja. Bapak kamu tuh kayaknya kurang subur gitu. Liat aja, nikah sama ibu juga nunggu agak lama. Sama bunda kamu juga lama kan nunggunya? Ibu sama suami ibu yang sekarang cepat kok." Terang ibuku yang ku balas dengan ucapan iya saja.

Selanjutnya ibu terus memberikan beberapa cerita beliau sampai akhirnya kami sampai di lokasi yang di tuju.

"Loh, kalian mau kerja apa di sini? Ini kan baru di bangun?" tanya ibuku pada kami berdua.

Ashar (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang