Sejak pertikaiannya dengan Ria, hari-hari Calla diisi dengan perasaan bersalah. Kalau mereka tak sengaja berpapasan di kampus pun, Ria langsung membuang muka dan tidak memberikan Calla kesempatan untuk menjelaskan.
Persiapan menyambut UTS setidaknya mengalihkan pikirannya sementara. Tetapi, begitu malam tiba dan Calla sudah hendak kembali ke kamar kosannya, perasaan bersalah itu pun menyerang hatinya kembali. Namun Calla tidak menangis – bukan karena tidak mau tapi karena memang tidak bisa. Dadanya terasa sesak, tetapi air matanya tidak mau keluar. Dipancing dengan film sedih pun sia-sia. Percayalah, perasaan seperti ini lebih buruk daripada menangis terisak-isak.
Calla telah mengecewakan dan kehilangan sahabatnya. Sahabat yang begitu berharga untuknya. Kalau biasanya Calla akan bercerita ke Ria, namun kini Ria sudah tidak ada lagi untuknya, dia harus beralih ke siapa...? Masa iya Calla harus menyusahkan orang lain dengan masalahnya, padahal orang-orang juga sudah punya porsi kesulitannya yang lain dalam hidup...?
Satu nama yang terbesit adalah Nadine. Walaupun Nadine juga sudah sibuk dengan pekerjaannya, tapi Calla merasa hanya Nadine yang bisa memahaminya tanpa menghakiminya. Kalaupun Nadine sibuk, Calla juga tidak masalah dengan late reply. Dia hanya membutuhkan sosok seseorang yang bisa berpikir logis untuk memberikannya pencerahan...
Calla tidak lupa dengan request Nadine tempo hari. Dia hanya tidak menyangka pameran vendor pernikahannya sudah di depan mata. Mana nanti Calla akan ditemani oleh Adriel – orang yang sedang dihindarinya... Bisa-bisa kalau kabar ini sampai ke telinga Ria, dia bisa semakin ngamuk. Tapi, ada hal lain yang tiba-tiba bikin Calla penasaran – apakah Ria juga menyalahkan Adriel atas kesalahpahaman ini? Apakah mereka juga lagi berantem sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
eighteen [END]
Fiksi PenggemarCalista Alexandra si wakil ketua komdis galak, terpaksa harus berhubungan dengan Adriel Ryan yang adalah pembimbing kelompok ospek adiknya yang baru masuk kuliah. "Mentee lo ada yang namanya Calvin Alexander, kan? Dia adek gue dan dia pengidap penya...