even if the flowers wither, i'll never forget you
Satu tahun lalu.
Keesokan harinya.
Melihat Calla keluar dari pagar rumahnya menyeret koper besarnya (heran juga, padahal Calla di BSD cuman lima hari), Adriel spontan melangkah keluar dari mobilnya untuk membantu mengangkut koper Calla ke bagasi mobilnya.
"Ci, Cici tuh teledor banget, sih? Masa barang sepenting kunci kosan bisa digeletakin gitu aja. Nanti Cici mau masuk pakai apa?" Ujar maminya Calla menyusul putri sulungnya keluar rumah untuk mengantarkan kunci kosan Calla yang tertinggal. Mendapati sosok pemuda tampan mendampingi putrinya, raut wajah maminya Calla langsung berseri saat itu juga. "Eh, halo. Kamu pacarnya Calla, ya? Siapa namanya? Kok Calla gak pernah ngomong kalau udah punya pacar?"
Panik dengan tuduhan maminya, Calla langsung merebut kunci kosan dari genggaman maminya dan membuang muka yang sudah padam. "Ih, apa sih, Mami! Ini Adriel, temen ospek Cici. Udah, Mami masuk dulu, gih! Mana keluar cuman pake daster lagi, emang gak malu?"
"Ngapain malu? Cici tuh ya, sifatnya jelek kayak si Papi. Untung mukanya jiplak Mami banget, jadi bisa mikat cowok seganteng Adriel."
Adriel hanya terkekeh menyaksikan langsung pertikaian ibu dan anak yang jenaka itu. "Halo, Tante. Tante beneran maminya Calla? Kirain cicinya Calla, habis kelihatan masih awet muda banget."
"Ah, kamu bisa aja! Ngomong gitu biar dapet restu, ya?" Maminya Calla lalu menepuk lengan Adriel. Ibu dan anak sama aja – tukang main tangan. "Adriel mau masuk dulu, gak? Tante habis bikin panna cotta loh, enak! Tante suruh si Calla bawa tapi dia gak mau, berat-beratin katanya... Padahal tempatnya mah kecil. Emang dasarnya gak mau berbagi aja dia, pelit."
"Mami apa sih kok ngomongnya ngejatuhin aku gitu? Panna cotta kan favoritnya Calvin, ya aku sisain, lah!" Calla melemparkan pandangan ke Adriel, berharap dia menolak ajakan maminya. Enggak kebayang kalau sampai Adriel diajak masuk ke rumah dan diinterogasi lebih lanjut, terutama sama papinya. "Udah dulu ya, Mi. Kita mau ke tempat lain dulu. Buru-buru nih soalnya, takut balik ke BSD-nya kemaleman."
KAMU SEDANG MEMBACA
eighteen [END]
FanficCalista Alexandra si wakil ketua komdis galak, terpaksa harus berhubungan dengan Adriel Ryan yang adalah pembimbing kelompok ospek adiknya yang baru masuk kuliah. "Mentee lo ada yang namanya Calvin Alexander, kan? Dia adek gue dan dia pengidap penya...