Part 5

414 79 12
                                    

Setelah mencari Calvin ke sekeliling gedung kampus, Adriel diinfokan oleh salah seorang maba yang melihat orang lari di sekitar area parkir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mencari Calvin ke sekeliling gedung kampus, Adriel diinfokan oleh salah seorang maba yang melihat orang lari di sekitar area parkir. Tanpa buang waktu, Adriel menghampiri TKP dan mendapati sosok yang dia cari di area tersebut.

Baru beberapa menit di bawah terik matahari saja Adriel sudah basah kuyup, gimana Calvin yang sudah mengitari lapangan parkir?

"Vin, udah, Vin. Cukup. Gak usah dilanjutin."

Dengan napas terengah-engah, Calvin menjawab, "Baru satu putaran, Kak. Dua lagi..."

"Jangan dipaksa, Vin... Si Chandra udah keterlaluan ngasih hukuman fisik. Nanti gue bakal lapor ke ketua komdis biar dia ditegur."

"Lo jangan memperburuk situasi. Gue udah ditandain sama si Chandra. Kalau gue kena terus, kelompok kita bakal kena imbasnya."

"Ya, gak gini caranya, Vin... Kalau kondisi lo sampe nge-drop gimana? Mau ngomong apa gue ke Calla? Ke orang tua lo?"

Calvin menghentikan langkahnya, kedua tangannya dikepal. "Gue gak selemah itu, jir! Gini-gini gue masih sering jogging keliling komplek!"

"Ini lingkungan kampus anjir, bukan komplek."

"Intinya gue gak akan mati dengan lari-lari kayak gini. Film-film lebay anjir, orang pengidap PJB harus rutin olahraga!"

Kedua tangan Adriel menahan pundak Calvin agar dia diam di tempat dan posisi mereka saling berhadapan. "Iya, iya. Gue gak maksud ngeremehin lo. Cuman mau nekenin aja, komdis seharusnya udah gak boleh ngasih hukuman fisik ke maba. Jadi lo gak perlu ikutin kata si Chandra."

"Oh ya? Jadi gue gak perlu lari keliling tiga putaran, nih?"

"Dari tadi gue ngomong apa? Makanya dengerin!" Teriak Adriel geregetan. "Ya udah. Yuk, balik. Udah makan kan lo? Jam istirahat udah mau kelar, nih."

"Belom... Tadi gue langsung nyamperin Chandra..."

"Ck. Dasar pinter. Ya udah. Yuk, ke kantin. Lo pilih mau makan apa, biar gue talangin dulu."

"Traktir napa..."

"Iya, iya. Tapi jangan ngomong-ngomong ke yang lain. Nanti gue dipalak." Tanpa menoleh, Adriel berjalan duluan.

Namun dia tidak menerima balasan dari Calvin. Tiba-tiba, Calvin kehilangan kesadaran dan tubuhnya jatuh ke lapangan.

"Vin! Lo kenapa? Calvin!"

- 18 -

- 18 -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
eighteen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang