"Ini baru kalian berdua aja yang dateng? Satu lagi mana?"
Adriel melirik name tag yang dikenakan dua mentee-nya. Aster Winona sudah jelas yang cewek. Sedangkan satu lagi cowok bernama Mateo Abimanyu. Calvin Alexander ke mana? Adriel melihat-lihat ke sekitar in case Calvin nyasar ke kelompok lain. Open gate sudah dimulai sejak pukul 7 tepat dan para maba hanya diberikan waktu selama 5 menit untuk masuk ke lapangan dan menemukan kelompok masing-masing. Ini sudah jam 7.15, mungkin gak si Calvin ketahan di depan gerbang? Sebenarnya mungkin-mungkin saja, tapi peringatan dari Calla tentang kondisi Calvin bikin Adriel siaga duluan.
"Gak tau, Kak." Aster hanya mengangkat bahunya.
Dilihat dari posisi Adriel, maba yang datang lewat batas waktu open gate cukup banyak. Mereka sudah dipimpin komdis yang bertugas untuk membuat barisan di depan gerbang. Tapi masalahnya, Adriel nggak tahu muka Calvin seperti apa jadi dia gak bisa mengira-ngira. Dia baru bisa bernapas lega ketika dia mendapati Calla masih stand by di pinggir lapangan. Logikanya, kalau adiknya kenapa-napa, pasti Calla bakal diberitahu duluan dong? Ini kakaknya masih santai-santai aja! Oke, mungkin Calvin cuman telat.
Ospek hari pertama sudah mau dimulai. Para komdis sudah mulai memasuki lapangan dan MC juga sudah mulai ngejayus di atas panggung.
"Kenapa baru dua orang yang datang? Mana teman kalian satu lagi?" Chandra, komdis yang berpatroli di area kelompok 16-18, menatap kedua mentee Adriel dengan tajam.
Kelompok manapun yang dapat Chandra sebagai komdis kurang menabung karma baik. Dari zaman Adriel jadi maba, Chandra ini memang sudah terkenal rese dan gila hormat. Belum lagi dia subjektif banget jadi orang. Pokoknya kalau dia sudah gak suka dengan orang tersebut (khususnya maba), hidupnya bakal dibikin susah.
Aster dan Mateo saling lirik-lirikan sebelum Mateo buka suara, "Mungkin terlambat, Kak."
"Kalian gak ada usaha buat saling ingetin biar gak telat gitu?"
"Kan belum kenal, Kak."
"Nama kelompoknya sudah diumumkan tempo hari, kan? Kalian gak ada usaha buat cari tahu tentang anggota kelompok sendiri?"
Kedua maba gak berani menatap mata Chandra yang sedang memarahi mereka.
"Lain kali pastiin di kelompok kalian nggak ada yang telat lagi, ya. Karena ini masih hari pertama, masih saya maafkan." Chandra pun berjalan meninggalkan kelompok mereka.
"Sok galak banget jadi orang..." Adriel kaget Aster bisa ngomong gitu. Mana jarak Chandra belum jauh-jauh amat dari barisan mereka. Tapi untung Chandra agak budek kalau dipanggil suka nggak nyahut. Mungkin kupingnya agak bermasalah karena hobinya yang suka teriak-teriak.
"Harusnya lo salahin si Calvin Alexander. Gara-gara dia telat, kita jadi kena omel di hari pertama." Balas Mateo.
"Ya udah, sih. Open gate-nya juga cuman 5 menit. Mana gerbangnya kecil banget lagi. Udah bagus gak ada yang terluka pas dorong-dorongan tadi."
"Buktinya kita aja bisa nggak telat, kenapa dia telat?"
Adriel menoleh ke belakang sebelum adu mulut mereka kedengaran oleh Chandra. "Udah ya, guys. Acaranya udah dimulai, nih."
Jujur, Adriel jadi khawatir sama nasib kelompoknya ke depannya... Perasaan mentee orang-orang menggemaskan, kok mentee dia tukang gelut semua?
Aster dan Mateo langsung terdiam. Gak lama dari itu, maba-maba yang tertahan di depan gerbang dipersilakan masuk lapangan. Calvin muncul di hadapan kelompoknya tanpa rasa bersalah.
"Hai, guys. Salam kenal..." Sapa Calvin. "Kok muka kalian pada serius banget? Kalian abis kena marah juga?"
Dua anggota lainnya nggak menggubris perkenalan Calvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
eighteen [END]
ФанфикCalista Alexandra si wakil ketua komdis galak, terpaksa harus berhubungan dengan Adriel Ryan yang adalah pembimbing kelompok ospek adiknya yang baru masuk kuliah. "Mentee lo ada yang namanya Calvin Alexander, kan? Dia adek gue dan dia pengidap penya...