The way of loving someone who is not you
I really don't know how to do itTomorrow x Together — Ring
- 18 -
Tiba di rumah, Calla masih tidak bisa melupakan kejadian yang disaksikannya di lobi hotel barusan. Kedua ibu jarinya men-zoom in gambar bukti yang diam-diam dia ambil dari kejauhan – kualitas foto yang buram menurunkan rasa percaya dirinya. Tetapi Calla melihat dengan mata kepalanya sendiri dan mengenali perawakan Dary. Bagaimana cara Calla memberitahu Nadine...? Mana hari pernikahan mereka sudah dekat...
Saat Calla men-scroll daftar kontaknya, perhatiannya terhenti pada nama Adriel. Mungkin cowok itu tahu tindakan apa yang sebaiknya diambilnya. Selain itu, Adriel juga adiknya Nadine – rasanya dia lebih berhak untuk memberitahu Nadine. Permasalahannya di sini, sudah nyaris satu bulan Calla tidak ngomong dengan Adriel. Apakah dari pertemuan mereka yang terakhir itu terhitungnya mereka sedang bertengkar? Yang telah terjadi memang sudah dibiarkan berlalu, tapi pada akhirnya, Calla tetap mengecewakan Adriel.
Pernah dengar pepatah 'you never know what you have until you lose it'? Seperti itulah yang Calla rasakan terhadap Adriel. Cowok itu selalu ada untuknya – menghibur hatinya yang sedang lara, menyadarkannya betapa berharganya dirinya, selalu sabar menghadapinya. Namun, Calla yang dulu memilih untuk menutup kuping setiap kali Adriel membuktikan bahwa dirinya pantas untuk dicintai. Coba Calla mempercayai Adriel ketimbang isi kepalanya yang hanya melihat sisi buruk dirinya, mungkin mereka sudah bersama dari dulu.
And maybe they wouldn't have to go through all the heartbreak first.
Penyesalan memang selalu datang terlambat. Serindu-rindunya Calla pada Adriel, dia lebih takut untuk menyakitinya. Bukan hanya untuk kedua kali, tetapi kesekian kalinya. Namun dia berjanji pada dirinya sendiri, kalau datang kesempatan untuk bisa bersatu lagi dengan Adriel, dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.
Mengesampingkan rasa sungkannya, Calla meyakinkan diri untuk menghubungi Adriel duluan. Penyesalan dan kelanjutan hubungan mereka dapat ditunda – yang terpenting, dia harus menyampaikan kepada Adriel apa yang disaksikannya barusan karena menyangkut masa depan Nadine.
"Halo? Calla??? Kenapa nelepon?" Adriel mengangkat pada nada dering ketiga. Suaranya dari seberang sana terdengar parau.
Calla berdeham, "Halo, Driel. Gue ganggu jam istirahat lo, gak?"
"Enggak, kok. Kenapa, Cal?"
Detak jantung Calla berpacu, otaknya sibuk merangkai kata-kata. "Gini, Driel. Gue gak bermaksud sotoy atau ikut campur. Gue ngasih tau ini karena... well, gue gak tau harus ngomong ke siapa. Ini menyangkut Kak Nadine! I care about her, too. Jadi, tadi pas gue ke hotel, gue mergokin Dary check in sama cewek gak dikenal... Gue cuman lihat mereka dari belakang. Ini gue ada fotonya – gue kirim ke iMess lo. Emang fotonya gak jelas, but you have to believe me! Gue lihat dengan mata kepala gue sendiri..."
Terdapat jeda sesaat sebelum Adriel menjawab, "Lo udah pernah ketemu Dary sebelumnya? Lo yakin itu dia?"
"Pernah dan gue yakin itu dia."
"Gue udah lihat foto yang lo kirimin... Lo dimana, Cal? Di rumah?"
Calla tidak mencurigai pertanyaan Adriel, "Iya, kenapa emangnya, Driel?"
"Bisa ketemu sekarang, gak? Kayaknya gambarnya gak jelas di HP gue. Gue mau lihat dari HP lo langsung aja."
Calla yang terkejut langsung terbangun dari posisi telentangnya di ranjang. "Hah??? HP gue sama HP lo bukannya tipenya tinggian HP lo? Kalau kurang jelas, naikin aja brightness-nya."
![](https://img.wattpad.com/cover/331060176-288-k813229.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
eighteen [END]
FanfictionCalista Alexandra si wakil ketua komdis galak, terpaksa harus berhubungan dengan Adriel Ryan yang adalah pembimbing kelompok ospek adiknya yang baru masuk kuliah. "Mentee lo ada yang namanya Calvin Alexander, kan? Dia adek gue dan dia pengidap penya...