6. Penjelasan Sahabat

6.1K 829 58
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.







Siang itu, sepulang kuliah, Sheri mengajak Kyree untuk makan siang terlebih dahulu sebelum mereka berbelanja. Setelahnya, mereka pergi bermain ke mall.

Dulu, Sheri tidak punya cukup uang untuk membawa Kyree berkeliling lebih jauh. Tetapi sekarang, dengan dana mendesak, ia mau tidak mau menggunakan kartu kredit pemberian Laya kepadanya. Kartu itu sudah berada di genggamannya jauh sebelum hari ini, jauh sebelum ia masuk ke universitas untuk pertamakali.

Dari uang itu, Sheri membelikan Kyree ponsel baru agar mudah untuk mereka berkomunikasi bilamana Kyree pergi dari apartemen. Juga beberapa set pakaian layak pakai agar Duke satu ini tidak kehilagan martabat dan harga dirinya. Tidak lupa dua sendal jepit hijau neon diganti dengan sandal gunung dan sepasang sepatu kets hitam putih sebagai formalitas.

Hari ini mereka berbelanja besar-besaran. Sheri juga membeli pakaian untuk dipakainya di pesta Laya. Ia akan pergi ke pesta itu sebagai formalitas juga sebagai bentuk pemenuhan permintaan dari mantan sahabatnya.

Sore hari menyapa, mereka berdua pulang dengan Tote bag menggantung di kedua tangan. Sangat banyak barang yang mereka beli hari ini. Mulai dari keperluan Kyree berupa keperluan harian, pakaian, sepatu, dan ponsel.
Mereka benar-benar berbelanja besar-besaran.

Sampai di depan apartemen, sepertinya Sheri melihat siluet seorang perempuan yang tidak asing, tengah menunggunya di depan pintu apartemennya seraya bersedekap tangan, memelototinya dengan tatapan tajam.

"Heh?!" Sheri terkejut. "M-miranda?"

"Lo dari mana kampret?!!" Miranda berteriak keras dan langsung menghampiri Sheri, menarik kerahnya. "Gue udah tungguin lu dari jam 2 tadi! Keparat deh lu! Aww—"

Kyree mencengkeram erat pergelangan tangan Miranda dengan ekspresi bengis dan marah, tidak terima jika Sheri ditarik kerahnya oleh perempuan satu ini.

"Kyree—" Sheri memekik menggenggam tangan Kyree. "Lepaskan, tolong! Miranda tidak bermaksud untuk menyakitiku—"

Menerima jawaban itu, Kyree melepaskan tangan Miranda. Miranda langsung mundur dengan ekspresi wajah ketakutan dan mengernyit, mengusap-usap pergelangan tangannya.

"Lo kasar banget jadi cowok! Sheri, Lo nggak di KDRT kan sama dia?!"

"KDRT? Nggak kok nggak." Sheri menggeleng seraya melambaikan tangannya gestur menolak. "Maaf ya, Miranda. Kyree memang sedikit sensitif dengan yang seperti ini." Ia berbalik dan memberitahu Kyree. "Miranda tidak bermaksud untuk menyakitiku, kami sudah biasa seperti ini selayaknya teman, tolong kamu jangan salah paham ya?"

Seperti anak kucing yang patuh Kyree mengangguk, jinak. Namun tetap, ia tidak merasa bersalah sedikitpun sehingga ia menolak untuk minta maaf. Miranda melemparinya tatapan sinis dan tajam.

Gila nih orang, begitu kira-kira pikirnya.

"Nah karena sekarang sudah sore, mari masuk terlebih dahulu, kita bicara di dalam," ajak Sheri yang disambut anggukan oleh kedua orang tersebut.

NO ESCAPE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang