39. Membalik Keadaan

4.6K 745 78
                                    

Kejadian itu adalah titik puncak dimana Visha benar-benar menyalahkan dirinya sendiri.

Dia tidak becus sebagai seorang kakak. Dia terlalu sibuk memikirkan apa yang menurutnya terbaik, tetapi nyatanya tidak begitu baik bagi adik tercintanya. Dia terlalu sepihak memikirkan bahwa ini jalan yang terbaik tanpa mengkomunikasikannya terlebih dahulu.

Apa yang ia perjuangkan demi orang tersayangnya, rupanya hanya bumerang yang pada akhirnya membuat ia membunuh perasaannya sendiri.

Kematian Vasha adalah titik ujung dimana sang Don Black Swan menyadari kesalahannya. Tetapi itu jelas terlambat. Selain tidak bisa memaafkan dirinya sendiri, Visha juga tidak bisa memaafkan laki-laki yang sudah mendorong adiknya menuju kematian.

Dia itu seorang ayah yang seharusnya melindungi, bukan guru yang hanya mengajari dan menuntut.

Sebagai bentuk dari penyesalannya, Visha menyibukkan diri dengan bekerja dan bekerja. Tidak terhitung jumlah luka yang ia derita, karena semua luka itu tidak meninggalkan jejak rasa sakit yang mampu menyamai rasa sakit hati yang ia rasakan.

Hati Visha mati. Membunuh, menghancurkan, membantai. Hanya itu yang ia lakukan untuk menyalurkan amarah yang entah bagaimana tidak pernah mau padam.

Bayangan akan senyum dan dress princess yang ia bawa untuk Vasha terus menerus menghantuinya. Pernah satu masa Visha akhirnya mencapai batasnya sebagai manusia dan akhirnya ia terlelap, beristirahat agak lama.

Tetapi sesaat setelah ia bangun, dia langsung memporak porandakan jajaran mafia musuh dan membantai mereka habis-habisan tanpa ampun. Saat ditanyai, dia akan menjawab bahwa Vasha ditahan oleh mereka sehingga dia datang untuk menyelamatkan.

Tidak berhenti disitu, dia pernah kedapatan tertidur di atas pesawat yang sedang terbang rendah. Katanya dia bisa lebih dekat dengan Vasha saat tidur menyentuh awan.

Tidak jarang juga ia memanjat antena puncak Burj Khalifa dengan perkataan bahwa adiknya memiliki sayap turun menemuinya.

Semakin hari halusinasi Visha semakin parah. Don tidak sampai hati melihat kegilaan putrinya sehingga ia pun membuat keputusan ekstrim dengan memblokir akses Visha pada misi misi yang ada. Dia ingin agar Visha pergi berlibur, entah kemana, terserah. Yang terpenting dia menikmati liburannya.

Awalnya Visha menolak, terlebih pada saat itu ia baru saja menemukan partner bertarung yang sepadan, Max.

Karena paksaan ayahnya, akhirnya Visha menyetujui. Siapa sangka bahwa takdir membawanya untuk bertemu dengan kekasih dari monster itu? Dan siapa yang harus disalahkan saat seluruh eskpresi itu mengingatkannya pada mendiang adiknya Vasha?

"Damn..."

Visha mengumpat hebat. Dia mengakhiri ceritanya dengan menurunkan tangan Sheri yang menangkup pipinya.

"Mengapa kau harus memiliki hal yang dia miliki? Keberadaanmu bagai pedang bermata dua. Di satu sisi engkau membuatku mengingatnya, di satu sisi kau membuatku lemah. Haruskah aku membunuhmu saja?"

Secara cepat Kyree menarik Sheri dan mengacungkan pedangnya, tepat di leher Visha. Visha tidak bergerak sedikitpun, bahkan ia tidak berkedip.

"Kyree... Tenanglah, hm? Biarkan kami selesai, ya?" pinta Sheri seraya menurunkan tangan Kyree yang mengancam Visha.

Visha menatapnya tajam, Kyree pun demikian. Dua orang gila itu tampak ingin saling membunuh melalui tatapan mereka.
Meski enggan, akhirnya Kyree mengalah dan menurunkan pedangnya.

"Jangan membunuhku. Saat aku pergi, akan banyak yang kehilangan. Ibuku, sahabatku, Kyree-ku, ayahku, dan tentu saja, kamu."

"Tidak kusangka engkau selicik ini, Ana. Kau ingin memanfaatkan kelemahanku?"

NO ESCAPE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang