36. Berkumpul Bersama

4.2K 758 91
                                    

Usai penyerangan yang terjadi di rumah itu, Sora di bawa ke markas Magma. Dia diamankan. Tubuh mungilnya membuat para laki-laki disana merasa iba, itu mengingatkan mereka pada Maxius (kecil) yang menggigil kedinginan saat malam.

Secara bergantian, meski merasa canggung, mereka akan meletakkan teh panas dan camilan, serta memberi selimut hangat untuk membuatnya merasa nyaman dan lebih baik.

Tidak ada satupun dari para Magma yang tahu bahwa Sora ini adalah ibu Sheri. Mereka mengira dia adalah adik atau mungkin kakaknya karena wajah mereka sangat mirip.

Terlebih Havar membawanya kemari secara buru-buru. Bos mereka tidak mengatakan sepatah katapun dan hanya terpaku pada ponselnya sejak ia datang ke markas.

Usai para pasukan Kyree berjalan kembali ke markas, barulah Havar selesai dengan ponselnya. Ia lalu kembali ke dalam ruangan, mendapati bahwa Sora saat ini tengah dikerumuni oleh para anggota Magma yang merasa canggung ada wanita di markas mereka.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Havar membuat mereka semua terkejut. "Aku peringatkan kalian untuk tidak mengganggunya."

"T-tidak, mereka memperlakukanku dengan baik," jawab Sora lirih, dia merasa tidak enak hati berada di sini.

"Katakan padaku jika ada anggota disini yang mengganggumu." Havar duduk di samping Sora, memastikan keamanannya. "Dan juga, penyerangan sudah berakhir. Suamimu itu akan diserahkan kembali pada Aderes. Dia menerima sejumlah uang dari Aderes dengan persyaratan bahwa dia harus membawamu kepada mereka."

Entah mengapa Sora tidak terkejut. Dia bahkan tidak akan terkejut lagi jika mantan suaminya itu menjualnya demi uang. Lagipula, bukankah suami pertamanya juga begitu?

"Kami... Sudah bercerai. Aku tidak akan terkejut lagi jika aku memang dijual olehnya demi uang. Yang aku pentingkan sekarang adalah Sheri, bagaimana keadaannya?"

Mendengar penuturan yang tampak begitu tenang, Havar jadi sedikit tidak enak hati. Dia tahu seluk beluk Sheri dimana ayahnya dahulu adalah seorang pemabuk dan penjudi berat. Dia bahkan menjual Sora sebagai bahan taruhan untuk menebus hutangnya pada pria hidung belang.

Di tambah sekarang, bahkan setelah menikah lagi dengan pria 'baik', ternyata pria itu adalah seorang materialistik yang tergila-gila dengan uang. Hanya karena sejumlah uang dia akan menjual istirnya.

Kenapa dia selalu dipertemukan dengan laki-laki jahat? Havar sampai kasihan padanya.

"Sheri dan Kyree sedang menuju kemari. Mereka akan datang tidak lama lagi," jawab Havar.

Diam. Tidak ada yang berbicara lagi setelahnya. Keheningan ini membuat Havar merasa canggung, terlebih ia sedang bersama ibu kandung dari sosok yang ia anggap sebagai putrinya sendiri. Rasanya akan aneh, jika mereka duduk bersanding seperti ini, mereka terlihat seperti orang tua yang tengah menunggu putrinya pulang dari pesta.

"Emm... Jangan memanggilku tuan, cukup panggil Havar saja."

"Aku merasa itu tidak sopan. Anda sudah sangat membantu putriku, aku tidak bisa memanggil nama anda dengan sangat lancang seperti itu," ucap Sora enggan.

Mendengar percakapan itu, tiba-tiba para Magma yang hanya diam mengamati itupun menyenggol sedikit bahu bos mereka dan berbisik.

"Bos, itu siapa?"

"Mengapa ada wanita di markas kita?"

"Apa dia kakak Maxius?"

Seketika Havar teringat bahwa dia belum memperkenalkan Sora kepada mereka. Dia pun berdehem agak keras, mengambil perhatian dari semua Magma yang ada di sana.

"Dia Sora, ibu Maxius. Aku harap kalian berperilaku sopan terhadapnya," ucap Havar memperkenalkan wanita yang duduk di sampingnya.

"Eh? EEEHHHHHH???? APA?!!!!" teriak satu markas bersamaan.

NO ESCAPE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang