44. Rasa Puas

4.3K 679 28
                                    

Dark Content!

Warning!

.
.
.

Tetapi Kyree belum puas. Dia tidak ingin pulang sebelum amarah di hatinya padam. Dia akan tetap membuat Laya hidup, lalu menyiksanya lagi dan lagi. Penyiksaan tiada akhir yang akan membuatnya merintih menjerit meminta kematian.

Tidak mengindahkan saran Visha, Kyree tetap kembali ke markas tempat penyiksaan Laya. Laya sendiri segera diobati. Dengan bantuan kekuatan aura, ia berhasil pulih dengan cepat. Kaki kanannya terpaksa harus diamputasi karena gigitan hiu mengoyak sebagain besar daging dan tulangnya.

Dia sekarang cacat.

Mata gelap Kyree sungguh menakutkan. Dia memerintahkan untuk mencukur habis rambut kepala Laya sampai membuat dia botak, lalu ia juga memerintahkan untuk memotong lidah wanita itu agar dia tidak bisa bunuh diri menggigit lidahnya sendiri.

Kekejaman Kyree terus berlanjut dan tangis jeritan Laya tidak pernah berhenti. Usai diceburkan di antara puluhan hiu dan kehilangan kakinya, Laya di masukkan ke dalam sangkar besi yang membuatnya harus meringkuk bak binatang agar tubuhnya pas.

Kemudian dia di masukkan ke dalam satu ruangan sepi, kedap suara, tidak diberi makan maupun minum, dan tetap dalam posisi meringkuk seperti itu.

Ini berdampak besar bagi psikisnya. Apalagi di dalam ruangan itu, dia ditunjukkan kabar terbaru pernyataan dari keluarga besar Aderes yang menyatakan bahwa dirinya di keluarkan dari keluarga dan tidak diakui lagi sebagai anak.

Terguncang jiwa Laya saat ia juga melihat dunia tengah memburunya, mengolok-oloknya, memakinya, dan membencinya. Dia, yang pernah berada di puncak tertinggi, kini jatuh serendah-rendahnya sampai tidak tersisa.

Semua hancur. Reputasi, keluarga, hidupnya, penampilannya. Tidak ada lagi yang utuh. Mereka, teman-teman yang dulu kompak dan sepakat berbuat kejahatan dengannya kini pergi entah kemana. Orang tuanya, yang terlalu sibuk dengan bisnisnya, tidak peduli pada putrinya yang kesepian dan akhirnya menimbulkan obsesi aneh.

Sheri adalah satu-satunya teman Laya. Sejak kecil, lingkungan elit membuat persaingan sejak dini sudah terjadi. Laya dikurung untuk belajar dan belajar. Dia harus menjadi pintar agar tidak kalah dengan keluarga lain.

Sejak kedatangan Sheri yang seumuran dengannya, Laya merasa sangat bahagia. Dia ingin Sheri hanya menjadi miliknya. Orang lain punya lebih banyak teman, jadi jika ia mengambil Sheri saja seorang, maka tidak akan ada yang keberatan kan?

Mereka bermain bersama, belajar bersama, dan tertawa bersama. Hingga satu masa, dia sangat menyenangi Sheri sehingga Laya pun memberanikan diri untuk meminta kepada orang tuanya agar menyekolahkan Sheri di tempat yang sama.

Tetapi apa, rupanya, Sheri jauh lebih pintar dan jauh lebih bisa bersosialisasi ketimbang dirinya. Sheri tidak terbelenggu oleh apapun. Dia gadis yang bebas karena berasal dari keluarga tidak mampu, begitulah pandangan Laya.

Dia iri dengan kebebasan Sheri. Sheri tidak harus khawatir tindakannya digunjing oleh orang lain, Sheri tidak khawatir kesalahannya akan mencoret nama keluarga, Sheri tidak khawatir anak keluarga lain akan mendahuluinya, dan Sheri juga bebas memilih akan menjadi apa dirinya kelak.

Tidak seperti Laya yang hidupnya memang sudah di setting sebagai penerus bisnis keluarga, Sheri bebas memilih jalan apapun yang ia inginkan.

Dan Laya iri akan hal itu.

Dia iri Sheri memiliki kebebasan seperti itu sehingga tanpa sadar, Laya yang tidak diarahkan dan hanya tahu kata doktrin dari kepala keluarga yang tirani, membentuk dirinya yang bagai iblis berdarah dingin yang mendapat kepuasan dari ratapan tangis seseorang yang berhasil membuatnya merasa tersaingi dan iri dengki.

NO ESCAPE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang