35. Pertarungan Sengit

4.1K 737 59
                                    

"Laya... Apa yang sebenarnya terjadi?"

Laya yang masih di pintu pun berjalan mendekat, Visha di belakangnya akan melindunginya.

"Oh, Tante Sora. Lama tidak bertemu. Apa Tante baik? Aku hanya ingin mengajak Tante untuk berjalan-jalan sejenak, tetapi, ini bukanlah sebuah pilihan. Tante tidak bisa menolak."

Havar merasa tertekan. Dia sudah sangat yakin rumah ini dikepung oleh orang-orang Visha. Sekali ia bertindak ceroboh, maka bukan hanya nyawanya saja yang akan melayang.

"Tetapi aku tidak berkenan untuk pergi bersamamu, Iryssa," jawab Sora tegas.

Tubuh besar Havar menghalangi pandangannya sehingga ia hanya mampu menyembul dari lengan kanan pria ini.

Ketegangan berlangsung di dalam rumah kecil itu. Ekspresi dingin Visha menjelaskan semuanya. Rumah ini sudah dikepung dari segala sudut, tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk pergi.

Wanita kecil ini pasti tidak tahu bahwa keberadaannya sangat penting. Dia bisa menjadi objek sandera oleh Laya untuk membuat Sheri bertekuk lutut. Dan Havar tidak mau itu terjadi. Dia tidak akan membiarkan putrinya berlutut lagi pada bajingan bergelar Anderes itu.

Hanya ada satu cara. Bertarung sampai darah penghabisan, memberi celah dan waktu untuk Sora melarikan diri.

Keringat dingin membasahi pelipis Havar kala Laya mulai berjalan mendekat, memotong jarak di antara mereka. Ia tanpa sadar menggenggam tangan Sora erat-erat.

"Aku akan membuat celah, larilah. Pergilah, jangan sampai tertangkap," lirih Havar yang tak sekalipun menurunkan penjagaannya, mengamati pergerakan musuhnya.

"T-tapi Tuan, bagaimana dengan anda?" tanya Sora khawatir. Sedikit banyak dia menangkap situasinya saat ini.

Havar berada di pihak Sheri, putrinya. Dan Laya ada di pihak yang melawan Sheri, musuhnya. Itu artinya, keberadaannya disini adalah titik lemah Sheri. Jika sampai ia tertangkap oleh wanita itu, ia bisa saja dijadikan sandera untuk menyakiti putrinya lagi.

Tapi di satu sisi ia juga tidak bisa membiarkan Havar seorang diri. Dari cerita Sheri, Havar sudah bagai ayahnya sendiri. Dia pria yang sangat baik meski penampilannya mengerikan. Bagaimana perasaan putrinya jika tahu bahwa 'ayahnya' terluka? Ini jelas tidak bisa dibiarkan.

"Mari kita pergi bersama, tuan," pinta Sora panik.

"Kita tidak bisa pergi bersama, kau yang mereka incar, amankan dirimu. Demi putri kita!"

Tersentak, Sora bimbang. Dia goyah sementara  Laya sudah semakin dekat.

Tidak. Ini tidak bisa terjadi.

Tidak.

Jangan mendekat.

"TIDAK!"

PYARR—

Kaca jendela tepat di samping Laya tiba-tiba pecah, kaca jendela besar itu pecah oleh batu seukuran genggaman tangan orang dewasa. Serpihan kaya itu membuat Laya reflek menutup matanya.

Visha merasakan adanya serangan datang, ia menarik Laya untuk melindungi dirinya, namun sayang, sepertinya sosok yang menyerang mereka tengah dalam keadaan dikuasai amarah.

Aura kehitaman memancar, menusuk Visha dan melemparkan tubuhnya dari Laya. Kini Laya tanpa perlindungan yang mana memberi celah untuk seseorang yang sedang dikuasai amarah tersebut.

Buagh—

Bogem mentah terayun, memukul tepat pipi Laya hingga membuatnya terpental jatuh. Visha yang melihatnya pun segera melancarkan serangan untuk menyerang orang yang memukul Laya, tetapi gerakannya tertahan saat ia harus menangkis ayunan pedang dengan pistolnya.

NO ESCAPE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang