32. Jebakan Maut

4.7K 789 101
                                    

Mayat Bexley langsung dilarikan ke rumah sakit, Laya menunggu di rumah sakit tersebut seraya berdoa. Berdoa untuk dirinya sendiri, ketakutan. Sang peneror sudah mulai mendekat, dia semakin dekat, Laya mulai takut dengan keberadaannya. Tetapi kembali, dia ingat memiliki backup kuat yaitu Visha yang akan melindunginya.

Otopsi berlangsung, keluarga Bexley datang seraya menanyai Laya apa yang terjadi, mengapa mayat putrinya berada di tempatnya dan berbagai serangkaian kejadian lainnya. Laya sendiri tidak tahu bagaimana mayat Bexley ada disana.

Geram atas jawaban Laya yang sangat sederhana, ibu Bexley memaki dan memarahinya habis-habisan di rumah sakit itu serta mengancam akan melakukan penyelidikan ke rumah Aderes.

Laya seketika mulai panik. Bagaimana jika ia dijebak atas pembunuhan terhadap Bexley?

Benar saja, malam itu polisi langsung melakukan penyelidikan ke rumah Laya. Orang tua Laya yang tidak mengetahui apa-apa itu hanya terdiam menyaksikan peringai putrinya yang membawa mayat ke rumah.

"Apa ini mainanmu sekarang, Iryssa?"

"Ayah, aku bersumpah bukan aku pelakunya!" Laya membela diri pada saat polisi memenuhi rumahnya. "D-dan, sepertinya Ayah harus memecat mafia itu karena tidak melindungiku!"

Laya kesal pada Visha yang tidak melindunginya. Seharusnya wanita itu menjaganya dengan baik karena ayahnya sudah membayar dia dengan sangat mahal. Lalu kemudian ada bodyguardnya yang ternyata pada saat kejadian itu mereka tengah terlelap, tidur.

Bagaimana bisa para bodyguard terlatih itu malah tertidur? Bukankah ini sangat aneh? Terlebih saat ditanyai, mereka sama sekali tidak tahu apapun. Menurut pengakuan mereka, setelah Laya masuk ke kamarnya, tiba-tiba ada semacam angin yang berhembus lembut, membuat rasa kantuk menyerang mereka sehingga tanpa sadar mereka sudah terlelap dalam posisi berdiri.

"Mafia?" Sang kepala keluarga Aderes memicingkan alisnya. Dia merasa aneh dengan penjelasan putrinya.

"Iya, seorang wanita berambut putih bernama Visha. Bukankah dia mafia yang ayah kirimkan untuk melindungiku?"

Rambut putih dan bernama Visha? Jangan-jangan....

"Apa dia bermata merah?!"

Laya tersentak saat ayahnya tiba-tiba membentak. "I-iya, benar. Matanya berwarna kemerahan."

"Kau gila, Iryssa! Kau telah bermain terlalu jauh! Apa kau tahu siapa wanita itu?! Dari sekian banyak jasa mafia yang ayah gunakan, ada satu mafia yang menggunakan nyawa manusia sebagai bidak catur dalam permainan! Kau telah bermain-main dengan putri dari seorang Don!"

"Apa?! Jadi dia bukan orang yang ayah kirimkan?!"

Antonio Rux Aderes, ayah Laya merasakan pusing yang sangat hebat mengetahui bahwa putrinya telah bermain-main dengan sesuatu yang tidak seharusnya dia sentuh.

Menjadi seorang pebisnis besar dengan transaksi yang tak hanya di dunia terang, Antonio sedikit banyak tahu mengenai dunia mafia. Dan sejauh ini, ada satu organisasi yang sangat ingin ia hindari. Black Swan. Para iblis tanpa rasional dan bergerak hanya berdasarkan keinginan.

"Aku tidak ingin tahu, selesaikan semua ini atau aku sendiri yang akan menendangmu keluar dari rumah ini."

Ultimatum itu dikatakan langsung di depan wajah Laya. Seketika wajahnya yang panik tambah pucat. Ayahnya sendiri bahkan tidak membelanya dan malah tetap mempertahankan reputasinya. Akan sangat gawat jika kasus ditemukannya mayat Bexley di dalam kamar mandi putri keluarga Aderes menyebar ke publik.

Mau dilihat dari segi manapun, Laya adalah tersangka utama. Bagaimana bisa mayat itu ditemukan di dalam kamarnya? Siapa yang menaruhnya? Tidak ada siapapun orang luar yang memiliki akses masuk ke dalam kediaman mewah itu selain anggota keluarga dan ART disana.

NO ESCAPE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang