5. Undangan Laya

6.3K 880 85
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.






"Laya...." ucap Sheri lirih pada perempuan cantik di depannya. "Bagaimana kamu bisa berada di sini?"

"Waaa!!! Sheri!! Aku sangat merindukanmu loh!" perempuan bernama Laya itu memekik kegirangan dan memeluk Sheri, mendekap tubuhnya lantas tersenyum sangat manis, hampir seperti senyum malaikat yang sangat cantik.

"You know, aku baru pulang dari Amerika and I can't find you anywhere. Akhirnya aku bisa bertemu denganmu!"

Sheri hanya membalas pelukan itu dengan senyum tipis. "Banyak hal terjadi. Ada apa? Mengapa mencariku? Mengapa tidak menghubungiku saja? Jarak universitas mu dan fakultasku jauh loh."

"Kita sudah lama tidak bertemu, mari pergi bersama ke kafetaria, kita mengobrol disana," jawab Laya bersemangat. Ia sudah datang jauh-jauh hanya untuk bertemu dengan Sheri.

Laya mengajaknya dengan senyum dan tawa yang ceria. Ia bersinar layaknya mentari, seperti peri dan sangat hangat. Semua orang menatapnya, tidak mampu menolak pesona yang dipancarkan oleh perempuan cantik satu ini.

"Maaf Laya, untuk sekarang aku tidak bisa. Aku harus segera pulang karena sepertinya aku lupa mengunci pintu apartemenku," jawab Sheri menolak ajakan Laya dengan canggung.

Beberapa orang yang lewat mendengar percakapan mereka berdua dan langsung melemparkan tatapan sinis kepada Sheri. Mereka seolah mencemoohnya karena menolak ajakan sang dewi fakultas sastra, sungguh menyia-nyiakan kesempatan emas!

Berapa banyak orang yang ingin menghabiskan waktu meski hanya satu detik dengan Laya? Sangat banyak orang mengantri untuk sekedar bertegur sapa dengannya.

Sheri tahu, dia paham posisinya dimana.

Mendapat penolakan halus sepeti itu, wajah Laya menjadi cemberut. Ia terlihat sedih dan kecewa, namun tidak lama kemudian ia kembali tersenyum. "Tidak apa-apa, itu hal darurat. Baiklah, ini, ini undangan pesta yang akan aku selenggarakan Sabtu malam untuk merayakan kepulangan ku setelah pertukaran mahasiswa. Hadir ya!"

Dia tersenyum ceria, membuat siapapun tidak akan tega untuk menolaknya. Sheri menerima uluran undangan berwarna emas itu dengan ekspresi wajah yang tidak begitu senang. Ia hanya tersenyum simpul.

"Terimakasih, tetapi kenapa dua undangan?"

"Oh, ini jika kamu ingin mengajak temanmu untuk ikut. Aku juga sudah lama tidak melihat Miranda, apa dia masih nyentrik seperti biasanya? Warna merah memang sangat cocok dengan kepribadiannya, hihi."

Mengangguk, Sheri menyimpan undangan itu. Laya tiba-tiba menggenggam kedua tangan Sheri dan tersenyum, ia mendekatkan bibirnya , berbisik di telinga Sheri.

"Kau harus datang, Sheri. Pestanya tidak akan menyenangkan tanpamu. Dan jangan coba-coba untuk kabur dariku, kau tahu aku masih menyimpan 'kunci' itu."
Laya mundur dan kembali tersenyum ceria.
"Baiklah, hati-hati ya! Pakai pakaian yang cantik!"

NO ESCAPE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang