Indah itu definisi bidadari tak bersayap. Setidaknya begitulah yang ada di dalam kepala Naka tentang gadis itu. Kebaikan hatinya benar-benar membuat laki-laki itu sering enggak percaya si perempuan cantik ini benar-benar manusia jelmaan bidadari atau sebenarnya bidadari yang menjelma menjadi manusia terus diturunkan ke muka bumi. Di matanya, Indah itu definisi sempurna.
Pertama kali Naka mengakui bahwa lelaki itu menyukai Indah adalah ketika dia duduk di kursi kelas 3 SMA. Meski sebenarnya sebelum itu Naka sudah sedikit tertarik dengan kecantikannya dan suaranya yang bersahaja dan sangat lembut. Namun, di akhir masa SMA itulah puncaknya. Di mana lelaki itu tidak sengaja menemukan buku diari Indah yang meski tahu tidak sopan, tetapi tetap dibacanya. Dari situ, Naka seperti masuk ke dalam dunia Indah. Indah yang suka hewan dan sering mengadopsi kucing jalanan, Indah yang suka anak-anak dan sering jadi relawan di panti asuhan atau berbagai kegiatan sosial, Indah yang mudah berempati dengan temannya yang kesulitan, Indah yang sama sekali tidak sungkan mengulurkan tangan pada siapa pun yang membutuhkan walau kadang gadis itu hanya dimanfaatkan saja karena terlalu baik.
Indah ... benar-benar definisi makhluk dari kayangan dalam pandangannya. Namun, sayangnya Naka gagal menjadi Jaka Tarub yang berhasil menyembunyikan selendangnya. Kini, lelaki itu justru memandang gadis pujaannya yang kalau tersenyum lebih manis dari gula itu bersanding dengan laki-laki lain di atas pelaminan.
"Selamat ya, Ndah. Semoga kamu bahagia selamanya." Naka menyalami Indah. Tersenyum pedih, masam, tetapi juga tidak dapat dipungkiri bahwa Indah begitu memesona dalam balutan busana pengantinnya.
"Terima kasih, Naka, atas doanya. Terima kasih juga ya, sudah datang ke acara pernikahan aku." Suara lembut Indah mengalun bagai alunan musik di telinga lelaki di hadapannya.
"Sama-sama, Indah," jawab Naka tersenyum bodoh. Merasa bodoh karena bisa-bisanya meski hatinya patah, kakinya tetap melangkah ke tempat ini.
Melihat Indah bersanding dengan Jaka Tarubnya.
"Terima kasih, sudah datang." Si Jaka Tarub yang bernama asli Bayu itu tersenyum pada Naka seiring dengan Naka yang terpaksa harus menyingkir dari hadapan Indah.
Dapat diakui, Bayu ini tidak jelek meski jelas, Naka masih percaya diri bahwa dia jauh lebih tampan. Bayu memiliki perawakan yang tinggi dan punya warna kulit yang berbeda dengan Naka yang putih pucat. Kelihatannya, Bayu juga ramah meski tidak tahu keramahan itu sungguh-sungguh atau hanya pura-pura. Naka sendiri hanya membalas deheman saja atas ucapan terima kasihnya dan langsung turun dari pelaminan.
Pesta pernikahan Indah cukup meriah. Diadakan di salah satu ballroom hotel yang lokasinya cukup—sangat jauh dari rumah Naka karena perlu menghabiskan waktu selama 14 jam berkendara dengan mobil. Inah menikah di Kota Batu, Malang karena Bayu berasal dari sana. Namun ya, meski sejauh itu, atau sejauh apa pun lokasi Indah mengadakan pernikahan, Naka tatap akan datang. Siapa tahu saja kan, calonnya mendadak hilang dan dia bisa menggantikannya untuk jabat tangan dengan sang penghulu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Your Princess [End]
ChickLitAlmaratu Sesilia Pramesti tidak pernah membenci seseorang sebesar dia membenci Arjuna Nakala Anugerah. Laki-laki tampan yang selalu dielu-elukan oleh semua gadis-gadis sejak dulu. Naka adalah pangeran bagi setiap wanita. Namun bagi Alma, Naka adalah...