BAB 13

53.6K 5.3K 242
                                    

              Setelah berhasil mencegah Kana datang malam-malam, tentu saja Naka tidak bisa mencegah Kana datang saat pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              Setelah berhasil mencegah Kana datang malam-malam, tentu saja Naka tidak bisa mencegah Kana datang saat pagi. Adiknya itu datang di waktu benar-benar pagi. Pukul setengah 7 dia sudah menyelonong masuk ke ruang rawat Alma dan mengejutkan Naka yang baru saja keluar dari kamar mandi. Suaminya juga turut datang berdiri di belakang adik bungsu Naka itu.

Naka menghampiri keduanya. Tampak berdecak dan memberikan isyarat agar Kana tidak membuka suaranya keras-keras. Selain ini masih di rumah sakit, ini juga masih sangat pagi. Bahkan jam besuk juga belum buka seharusnya.

"Kok lo bisa ke sini?" Naka langsung membawa keduanya keluar. "Kok dibolehin masuk ke sini?"

Kana tampak tidak terima dengan perbuatan kakaknya itu. Melepaskan tangan Naka dari pundaknya dan menatap sang kakak tidak senang.

"Apa melotot-melotot? Mau marah-marah?" Naka balas tatapan adiknya dengan raut peringatannya. "Di rumah sakit. Enggak boleh teriak-teriak apalagi sampai nangis!"

Kana tampak cemberut. "Siapa yang mau marah-marah, sih? Orang Kana mau jengukin Sesil. Mas Naka minggir Kana mau masuk!"

"Enggak boleh masuk Alma masih tidur." Naka menarik lagi Kana yang hendak kembali menyelonong masuk ke dalam kamar.

"Ih ... ini kan udah pagi. Mas Naka bilang Kana boleh ketemu Sesil kalau udah pagi."

"Ya enggak sepagi ini juga bayik!"

Kana memukul lengan Naka. Tidak terima dengan sapaan yang baru saja disebutkan oleh kakaknya itu.

"Sana, sana pulang lagi. Nanti siang balik ke sini lagi. Mas Naka jam 2 mau ke klinik," kata lelaki itu.

Kana menggeleng. "Kana ke sini pagi karena Kana harus kerja, Mas Naka jelek! Kana enggak bisa bolos." Gadis itu akhirnya mendorong Naka sekuat tenaga, agar menyingkir dari pintu. "Minggir! Kana mau masuk."

Naka pun tidak lagi bisa menghalangi. Hingga akhirnya Kana masuk dan laki-laki itu hanya dapat berdecak menatapnya yang tidak punya hati membangunkan Alma yang masih tertidur. Tibalah Naka berhadapan dengan Adam yang menyerahkan sebuah kotak bekal padanya.

"Dari Kana, buat lo sarapan. Dari habis subuh enggak tidur lagi dia cuman mau buatin lo sarapan," beritahu Adam.

"Kok tumben baik?" Naka mengernyitkan kening heran. Biasanya, Kana itu tidak ada manis-manisnya.

"Dia terharu lo mau jagain Alma di rumah sakit."

Naka mendengkus. Mengintip sedikit tas bekal yang diberikan Adam kemudian menyusul Kana yang sudah heboh memberbardir Alma yang baru saja bangun dari tidurnya.

*__*

Alma sedang makan siang.

Sedang Naka, lelaki itu tengah menyaksikan Alma makan siang. Dengan di ruangan ini hanya ada mereka berdua. Naka sendiri jelas belum melakukannya. Dia belum berniat keluar mencari makan siangnya sendiri. Niatnya, nanti saja sekalian saat akan berangkat ke kliniknya. Jadi lelaki itu kini hanya duduk di atas kursi dalam dia menyaksikan Alma yang makan dengan diganggu oleh rambutnya yang ke mana-mana.

Not Your Princess [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang